Kekuatan
dalam pelayanan
(1 Raja-raja 17:1-6)
Mengelola
pelayanan berbeda dengan mengelola perusahaan, toko atau badan usaha lainnya.
Jika perusahaan mengutamakan hasil namun pelayanan itu tidak sekedar berbicara
mengenai hasil. Proses jauh lebih penting daripada hasil.
Jika
diperusahaan kita dapat menata sistem dan mesin yang bekerja, namun dalam
pelayanan kita harus menata hati orang yang setiap saat dapat berubah. Kita
harus berhadapan dengan karekter orang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita
harus mempunyai kekuatan dari Tuhan.
BAGAIMANA
KITA DAPAT MEMILIKI KEKUATAN DALAM PELAYANAN ?
1. TAATLAH SENANTIASA
Nabi
Elia hidup pada masa pemerintahan Raja Ahab. 1 Raja-raja 16:30 menjelaskan
bahwa Ahab melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, ia melanggar Firman Tuhan
dengan pernikahan campur (tidak seiman) sehingga ia mengikuti iman Izebel
dengan menyembah Baal. Tidak cukup hanya disitu, Ahab menambah dukacita Tuhan
dengan membangun patung Asyera (dewa kesuburan). Elia diperintahkan Tuhan untuk
menegor dosa Ahab. Walaupun sulit, namun Elia tetap taat pada perintah Tuhan.
2. TUHAN AKAN MEMBERI KEKUATAN
Disaat
nyawa Elia dalam bahaya, Tuhan tidak membiarkan Elia sendirian. Allah membawa
Elia ke tepi sungai Kerit di sebelah Timur Sungai Yordan. Di tepi sungai Kerit ini tidak ada kehidupan
manusia. Disekitarnya hanya padang belantara dan tidak ada teman untuk diajak
berbagi. Ini adalah gambaran suatu masa kesukaran yang hebat. Tuhan menunjukkan
mukjizatnya kepada Elia dengan mengantarkan roti dan daging pada pagi dan
petang malalui burung-burung gagak. Di sini bukan makannya yang menguatkan hati
Elia. Mengapa burung Gagak ? Burung Gagak memiliki karakter yang berbeda
dibandingkan dengan burung yang lainnya. Gagak adalah burung yang rakus dan
pemakan bangkai. Elia tentu menyadari hal ini, namun Tuhan mampu mengendalikan
hasrat burung gagak tersebut. Ia pun berpikir, jika burung Gagak saja dapat
dikendalikan Tuhan, maka ia mengimani
bahwa Ahab pun berada dalam kendali Tuhan. Hidup Elia pun dipulihkan, imannya
disegarkan kembali.
Melayani
Tuhan ada persoalan yang harus di hadapi, namun kita harus percaya bahwa Tuhan
akan memberikan karunia-karunia sehingga kita dapat melaluinya.
Marilah
kita tetap bersandar kepada Allah yang akan memberikan kekuatan sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing.
(Ringkasan khotbah, Minggu 28 Juli 2013 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU)