Ringkasan khotbah, Minggu 28 Juli 2013 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

Kekuatan dalam pelayanan
(1 Raja-raja 17:1-6)

Mengelola pelayanan berbeda dengan mengelola perusahaan, toko atau badan usaha lainnya. Jika perusahaan mengutamakan hasil namun pelayanan itu tidak sekedar berbicara mengenai hasil. Proses jauh lebih penting daripada hasil.
Jika diperusahaan kita dapat menata sistem dan mesin yang bekerja, namun dalam pelayanan kita harus menata hati orang yang setiap saat dapat berubah. Kita harus berhadapan dengan karekter orang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita harus mempunyai kekuatan dari Tuhan.
BAGAIMANA KITA DAPAT MEMILIKI KEKUATAN DALAM PELAYANAN ?
1.    TAATLAH SENANTIASA
Nabi Elia hidup pada masa pemerintahan Raja Ahab. 1 Raja-raja 16:30 menjelaskan bahwa Ahab melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, ia melanggar Firman Tuhan dengan pernikahan campur (tidak seiman) sehingga ia mengikuti iman Izebel dengan menyembah Baal. Tidak cukup hanya disitu, Ahab menambah dukacita Tuhan dengan membangun patung Asyera (dewa kesuburan). Elia diperintahkan Tuhan untuk menegor dosa Ahab. Walaupun sulit, namun Elia tetap taat pada perintah Tuhan.

2.    TUHAN AKAN MEMBERI KEKUATAN
Disaat nyawa Elia dalam bahaya, Tuhan tidak membiarkan Elia sendirian. Allah membawa Elia ke tepi sungai Kerit di sebelah Timur Sungai Yordan.  Di tepi sungai Kerit ini tidak ada kehidupan manusia. Disekitarnya hanya padang belantara dan tidak ada teman untuk diajak berbagi. Ini adalah gambaran suatu masa kesukaran yang hebat. Tuhan menunjukkan mukjizatnya kepada Elia dengan mengantarkan roti dan daging pada pagi dan petang malalui burung-burung gagak. Di sini bukan makannya yang menguatkan hati Elia. Mengapa burung Gagak ? Burung Gagak memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan burung yang lainnya. Gagak adalah burung yang rakus dan pemakan bangkai. Elia tentu menyadari hal ini, namun Tuhan mampu mengendalikan hasrat burung gagak tersebut. Ia pun berpikir, jika burung Gagak saja dapat dikendalikan Tuhan,  maka ia mengimani bahwa Ahab pun berada dalam kendali Tuhan. Hidup Elia pun dipulihkan, imannya disegarkan kembali.

Melayani Tuhan ada persoalan yang harus di hadapi, namun kita harus percaya bahwa Tuhan akan memberikan karunia-karunia sehingga kita dapat melaluinya.
Marilah kita tetap bersandar kepada Allah yang akan memberikan kekuatan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. 
  (Ringkasan khotbah, Minggu 28 Juli 2013 oleh  Lz.  HERMAN NAPITUPULU)