Ringkasan khotbah, Minggu 15 September 2013 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

Istimewa di hadapan Tuhan
Kejadian 1:27; 2:7; 1 Petrus 1:18-19

                Bila kita merenungkan asal-usul kita, nampaknya kita ini mahkluk yang tidak ada harganya di mata Tuhan. Firman Tuhan jelas berkata bahwa kita  diciptakan dari debu tanah, “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahkluk yang hidup” (Kejadian 2:7). Firman Tuhan selalu mengingatkan asal usul kita itu dari debu dan akhirnya kembali lagi kepada debu.

            Kejadian 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahkluk yang hidup. Nafas Tuhan inilah yang menjadikan hidup kita berarti. Nafas Tuhan = roh dan roh manusia itu sifatnya kekal. Di sinilah kita yang adalah debu  menjadi berarti di mata Tuhan.

            Sungguh luar biasa kita diciptakan Tuhan, segambar dan serupa dengan diri-Nya. Di katakan dalam Kejadian 1;26 Berfirmanlah Allah, “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”. Maka Allah menciptakan menusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

            Apa artinya diciptakan segambar atau serupa dengan diri Allah ? Artinya ada kemiripan sifat antara Allah dan manusia. Allah adalah Roh, manusia juga mempunyai roh, Allah mempunyai pikiran, perasaan dan kehendak, manusia juga mempunyai pikiran, perasaan
dan kehendak.   Allah itu kekal dan manusia juga diberikan kekekalan oleh Allah. Allah itu Mahakuasa dan manusia diberi kuasa untuk menaklukkan bumi dan isinya.

            Selain itu Tuhan sendiri pernah berkata demikian,”Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau (Yesaya 43:4a). Dimata Tuhan kita ini sangat berharga. Allah telah membuktikan dengan rela datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa kita. Inilah bentuk penghargaan tertinggi dari Tuhan pada manusia. Tuhan menghargai kita dengan memberikan nyawa-Nya, hidup-Nya, kematian-Nya, pengorbanan-Nya. Di katakan dalam 1 Petrus 1:18-19,” Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Aplikasi :
Bila Tuhan sudah sedemikian rupa menghargai kita, mengistimewakan kita, marilah kita juga menghargai Tuhan setinggi-tingginya dalam hidup kita. Wujud kita menghargai Tuhan adalah senantiasa rajin berdoa, membaca firman-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Bahkan tidak henti-hentinya menyaksikan cinta kasih Tuhan kepada sesama.

 (Ringkasan khotbah, Minggu 15 September 2013 oleh  Pdt. DJONI FEBRIANTO)