Ringkasan khotbah Minggu 28-09-2014 oleh Pdt. TIMOTIUS

Berjalan di jalan Tuhan
 1 Raja-raja 17:7-16
Kemarau panjang yang berlangsung hingga 3 tahun di Tanah Israel pada waktu itu telah menyebabkan bala kelaparan yang luar biasa. Bagi orang kaya mungkin masih memiliki beberapa karung gandum dan beberapa buli-buli minyak, tapi bagi seorang janda di Sarfat yang dikisahkan di bagian Alkitab ini, ia tinggal memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli yang hanya cukup untuk membuat 2 potong roti untuk bisa bertahan hidup hari itu bersama dengan anaknya. Jalan yang terbentang  di hadapan janda Sarfat itu hanya satu, yaitu tengah berjalan mencari kayu untuk membuat roti, setelah itu dia beserta anaknya akan memakannya dan kemudian mereka akan mati karena sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan. Kadangkala kita pun mengalami hal seperti itu, entah menyangkut kesehatan kita, harta kita atau kehidupan kita di dunia ini, dimana kita merasa apa yang kita miliki begitu sedikit bagaikan "tepung" yang hanya segenggam dan "minyak" yang tinggal setetes. Jalan kehidupan kita di dunia ini seringkali diliputi oleh berbagai macam keputusasaan ketika "yang kita miliki" tinggal "segenggam" dan "setetes" saja. Kalau janda tersebut tengah berjalan untuk mencari kayu, kita pun kerap kali tengah berada di jalan yang sama. Barangkali kita sedang hidup dalam "kebohongan" atau kita sedang menjalani kehidupan yang penuh dengan dosa entah itu berjudi, mabuk-mabukan, merokok karena kita tengah berada dalam keputusasaan.
Dalam situasi yang sangat pelik pada waktu itu hadirlah Nabi Elia untuk menunjukkan jalan Tuhan yang penuh dengan pengharapan, yang penuh dengan berkat yang berkelimpahan. Nabi Elia menjanjikan bahwa tepung dalam tempayan milik si janda itu tidak akan berkurang, minyak yang ada di dalam buli-buli tidak akan habis sampai berakhirnya musim kemarau yang panjang itu. Itulah jalan yang Elia tunjukkan kepada janda ini, tentu saja ada sesuatu yang harus dibuat oleh janda ini untuk mengalami berkat dan kelimpahan yang Tuhan janjikan. Janda itu harus terlebih dulu membuat sepotong roti untuk Elia karena itu yang Tuhan kehendaki untuk melihat iman dan ketaatan janda itu kepada Firman Tuhan. Bersyukur sekali janda tersebut rela mempertaruhkan apa yang dia miliki untuk mengikuti jalan Tuhan yang Elia tunjukkan kepadanya.
1. Ia rela melangkah dengan "iman", membuat sepotong roti terlebih dahulu untuk Elia di tengah kegalauan hidupnya karena ia percaya apa yang dikatakan oleh Elia itu adalah Firman Allah yang sungguh dan benar. Bersediakah kita di tengah kegalauan hidup, keputusasaan, kita tidak melangkah berdasarkan pikiran dan jalan kita sendiri tetapi kita melangkah dengan iman bahwa Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan pergumulan anak-anakNya. Bersediakah kita meninggalkan jalan kehidupan kita yang penuh dosa dan melangkah dalam ketaatan kepada Firman Tuhan sehingga kitapun akan mengalami mujizat dalam kehidupan kita bahwa tepung yang hanya segenggam dan minyak yang hanya sedikit dalam buli-buli dengan berkat Tuhan akan dapat memenuhi kebutuhan hidup kita tanpa kita harus menempuh jalan pintas yang sebenarnya merupakan jalan iblis.

2.  Ia rela mengutamakan Tuhan lebih daripada dirinya sendiri. Ia bersedia mempersembahkan apa yang menjadi miliknya pertama-tama untuk Tuhan dan demi kemuliaanNya. Hal ini juga pernah dikatakan Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:33 "carilah.. artinya utamakanlah kehendak Allah, maka sekaliannya yang kamu butuhkan dalam hidup ini akan ditambahkanNya kepadamu". Jalan yang seringkali kita tempuh ada kalanya jalan yang begitu egois dimana kita hanya memikirkan kepentingan diri kita, melupakan kehendak Tuhan yang mulia itu. Melalui janda ini kita diajak untuk mengutamakan lebih dahulu kerajaanNya dan kehendakNya maka kita akan mengalami jalan yang penuh berkat. Apa yang Tuhan janjikan benar-benar janda itu alami. Tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tiap hari dipakai membuat roti tapi tiap kali tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak pernah berkurang. Itu juga yang pasti akan kita alami kalau kita dalam menjalani kehidupan ini benar-benar mau mengutamakan Tuhan. Bahkan ketika tepung tinggal sedikit dan minyak tinggal beberapa tetes saja artinya ketika kita dalam kesempitan keuangan misalnya, kita rela memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan seperti persembahan persepuluhan, kita juga akan mengalami apa yang Tuhan janjikan dalam Maleachi 3:10 bahwa Allah akan mencurahkan berkatNya yang luar biasa di dalam kehidupan kita. Dalam minimnya kesehatan yang kita miliki ketika kita rela mengutamakan kehendakNya terus berjalan di jalan Tuhan melayani Dia, Dia pun akan menambahkan kekuatan yang baru kepada kita. Ringkasan khotbah Minggu 28-09-2014 oleh Pdt. TIMOTIUS I

Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU (dari GKT Jember)

Melayani Tuhan – Yosua 24:14-15

Dipanggil Untuk Melayani

            Salah satu riset pertumbuhan gereja mengatakan “jika gereja mau bertumbuh, maka 60% dari jumlah keseluruhan anggotanya harus terlibat aktif dalam pelayanan”. Dari teks yang baru kita baca ini, kita dapat mengetahui bahwa Tuhan tidak menghendaki gereja-Nya untuk melayani hanya 60% saja. Tetapi, Ia menghendaki 100%. Artinya, Ia mau seluruh anak Tuhan aktif melayani-Nya. Dari 2 ayat yang kita baca yaitu 14 dan 15 ini sebanyak 7 kali diulang kata “beribadah”. 7 kali pengulangan berarti memiliki makna yang sangat penting. Mungkin kalau kita baca secara sekilas dalam terjemahaan Indonesia, kita akan mengartikannya bahwa Tuhan menuntut seisi keluarga kita untuk beribadah kepada-Nya. makna dari kata ‘beribadah’ ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘beribadah’. kata “beribadah” dalam bahasa Ibrani yaitu “Abodah” artinya melayani. Bahasa Ibrani itu serumpun (memiliki kesamaan) dengan bahasa Arab. Kita sering mendengar kata “abdullah atau abdillah”. Abdullah atau Abdillah itu terdiri dari 2 suku kata, yaitu abdi dan allah. Abdi itu = pelayan. Artinya pelayan Allah. Abodah atau abdi itu sama artinya yakni pelayan, hamba.
            Jadi, Yosua ingin mengatakan hai seluruh umat Israel, LAYANILAH Tuhan. Kalian adalah abodah-abodah atau abdi-abdi Tuhan. Atau bahasa kerennya sekarang ini, engkau adalah hamba-hamba Tuhan. Jadi hamba Tuhan itu bukan saya saja, lz Peni saja. Tetapi semua anak Tuhan adalah abodah-Nya Tuhan, hamba Tuhan. Tuhan menuntut seisi keluarga kita bukan hanya sekedar beribadah tetapi jauh dari itu Tuhan menuntut seisi keluarga kita menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan.

Alasan melayani Tuhan
Ada banyak alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan. Ada yang salah memahami konsep tentang pelayanan. Menganggap pelayanan itu sifatnya pilihan, jadi bisa iya dan bisa tidak. Melayani Tuhan itu hukumnya wajib bukan sunnah. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan maka seumur hidup kita harus melayani Tuhan.
Ada juga karena motivasi yang salah. Ia berpikir ketika ia melayani Tuhan maka ia akan mendapatkan apapun yang diinginkan hatinya. Ia akan dijauhkan dari persoalan-persoalan hidup. Ilustrasi: suatu ketika seorang pria paruh baya datang kepada seorang HT. ia berkata mulai sekarang saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen. Setelah saya menjadi orang Kristen, usahaku mundur, anak-anakku sakit-sakitan, sering ditipu oleh rekan bisnis. Konsep orang ini keliru. Ia berpikir ketika ia menjadi orang Kristen, melayani Tuhan maka hidupnya akan nyaman. Artinya jika ia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan maka ia akan mendapatkan sesuatu juga dari Tuhan. Jadi, alasan ia menjadi Kristen karena ia akan mendapatkan sesuatu.
Perhatikan Alkitab baik-baik. Tuhan menginginkan umat Israel menjadi hambanya. Menjadi pelayannya bukan lagi agar orang Israel mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Justru sebaliknya, karena orang Israel sudah mendapatkan sesuatu dari Tuhan, sudah diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan menuntut mereka untuk mengucap syukur dengan melayani Tuhan. Apa yang dikatakan yosua pasal 24: yosua mengumpulkan tua-tua, para hakim dan pengatur pasukann: (a) Tuhan telah memberkati Abraham, Ishak dan Yakub dengan memberikan Kanaan  (b )Melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dengan mengutus Musa dan Harun (c) Menyeberangi laut Teberau, memberikan manna dan tiang api dan tiang awan(d) Memberikan kekuatan untuk menumpas bangsa-bangsa yang ada di Kanaan
(e) Memberikan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Perhatikan baik-baik. Allah terlebih dahulu berkarya bagi umat Israel dengan memberikan pertolongan dan pemeliharaan. Selanjutnya, Allah menginginkan umat-Nya untuk bersyukur dengan melayani-Nya. Jadi, kita melayani karena Allah telah memberkati kita bukan kita melayani agar Allah memberkati kita.
Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
(dari GKT Jember) i ges � - y 8k� �� elayani hanya 60% saja. Tetapi, Ia menghendaki 100%. Artinya, Ia mau seluruh anak Tuhan aktif melayani-Nya. Dari 2 ayat yang kita baca yaitu 14 dan 15 ini sebanyak 7 kali diulang kata “beribadah”. 7 kali pengulangan berarti memiliki makna yang sangat penting. Mungkin kalau kita baca secara sekilas dalam terjemahaan Indonesia, kita akan mengartikannya bahwa Tuhan menuntut seisi keluarga kita untuk beribadah kepada-Nya. makna dari kata ‘beribadah’ ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘beribadah’. kata “beribadah” dalam bahasa Ibrani yaitu “Abodah” artinya melayani. Bahasa Ibrani itu serumpun (memiliki kesamaan) dengan bahasa Arab. Kita sering mendengar kata “abdullah atau abdillah”. Abdullah atau Abdillah itu terdiri dari 2 suku kata, yaitu abdi dan allah. Abdi itu = pelayan. Artinya pelayan Allah. Abodah atau abdi itu sama artinya yakni pelayan, hamba.
            Jadi, Yosua ingin mengatakan hai seluruh umat Israel, LAYANILAH Tuhan. Kalian adalah abodah-abodah atau abdi-abdi Tuhan. Atau bahasa kerennya sekarang ini, engkau adalah hamba-hamba Tuhan. Jadi hamba Tuhan itu bukan saya saja, lz Peni saja. Tetapi semua anak Tuhan adalah abodah-Nya Tuhan, hamba Tuhan. Tuhan menuntut seisi keluarga kita bukan hanya sekedar beribadah tetapi jauh dari itu Tuhan menuntut seisi keluarga kita menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan.

Alasan melayani Tuhan
Ada banyak alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan. Ada yang salah memahami konsep tentang pelayanan. Menganggap pelayanan itu sifatnya pilihan, jadi bisa iya dan bisa tidak. Melayani Tuhan itu hukumnya wajib bukan sunnah. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan maka seumur hidup kita harus melayani Tuhan.
Ada juga karena motivasi yang salah. Ia berpikir ketika ia melayani Tuhan maka ia akan mendapatkan apapun yang diinginkan hatinya. Ia akan dijauhkan dari persoalan-persoalan hidup. Ilustrasi: suatu ketika seorang pria paruh baya datang kepada seorang HT. ia berkata mulai sekarang saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen. Setelah saya menjadi orang Kristen, usahaku mundur, anak-anakku sakit-sakitan, sering ditipu oleh rekan bisnis. Konsep orang ini keliru. Ia berpikir ketika ia menjadi orang Kristen, melayani Tuhan maka hidupnya akan nyaman. Artinya jika ia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan maka ia akan mendapatkan sesuatu juga dari Tuhan. Jadi, alasan ia menjadi Kristen karena ia akan mendapatkan sesuatu.
Perhatikan Alkitab baik-baik. Tuhan menginginkan umat Israel menjadi hambanya. Menjadi pelayannya bukan lagi agar orang Israel mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Justru sebaliknya, karena orang Israel sudah mendapatkan sesuatu dari Tuhan, sudah diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan menuntut mereka untuk mengucap syukur dengan melayani Tuhan. Apa yang dikatakan yosua pasal 24: yosua mengumpulkan tua-tua, para hakim dan pengatur pasukann: (a) Tuhan telah memberkati Abraham, Ishak dan Yakub dengan memberikan Kanaan  (b )Melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dengan mengutus Musa dan Harun (c) Menyeberangi laut Teberau, memberikan manna dan tiang api dan tiang awan(d) Memberikan kekuatan untuk menumpas bangsa-bangsa yang ada di Kanaan
(e) Memberikan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Perhatikan baik-baik. Allah terlebih dahulu berkarya bagi umat Israel dengan memberikan pertolongan dan pemeliharaan. Selanjutnya, Allah menginginkan umat-Nya untuk bersyukur dengan melayani-Nya. Jadi, kita melayani karena Allah telah memberkati kita bukan kita melayani agar Allah memberkati kita.
Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
(dari GKT Jember)