UTUSAN
KRISTUS
Matius 10:16
Tentu kita sering mendengar kata utusan
atau diutus. Biasanya seseorang yang menjadi utusan berarti seseorang tersebut
mendapat tugas untuk menyampaikan pesan atau melaksanakan tugas sesuai dengan
yang dikehendaki oleh yang mengutus.
Sedangkan yang mengutus itu bisa manusia bisa Tuhan. Jika yang mengutus
manusia, ia belum tentu bahkan bisa saja tidak dapat mengetahui dengan pasti
apa yang akan dialami oleh yang diutus. Tetapi jika yang mengutus adalah Tuhan,
Ia tahu dengan pasti apa yang akan dialami oleh yang diutus. Bahkan sebelum
mengutus manusia, Tuhan sudah membekali, memperlengkapi yang dibutuhkan utusan
untuk melaksanakan perintah atau kehendak-Nya.
Para murid sebelum diutus oleh Tuhan Yesus
diperlengkapi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan dan Tuhan Yesus juga sudah
mengetahui dengan pasti bagaimana dan yang akan dialami para murid. Contoh :
Tuhan Yesus sudah mengetahui jika suatu hari nanti Petrus akan menyangkal dan
Yudas Iskaryot akan mengkhianati-Nya. Tuhan Yesus pun juga sudah tahu bila
Petrus akan menyesali apa yg ia lakukan sementara Yudas Iskaryot akan bunuh
diri (Matius 27:5 => Yudas Iskaryot menggantung dirinya).
Dalam
pandangan manusia, Tuhan itu mengutus manusia melaksanakan perintah-Nya
tetapi dikelilingi banyak kesulitan dan tantangan. Bisa saja kita berkata
mengapa diutus jika sulit. Tuhan Yesus berkata, “Lihat aku mengutus kamu
seperti domba ke tengah-tengah serigala (v.16a) Ini sangat jelas Tuhan Yesus
mengutus para murid seperti domba ke tengah-tengah serigala. Dalam kiasan umum
yang digunakan dalam budaya Yahudi dan Yunani domba dianggap sebagai binatang
yang lemah, tidak berdaya dan melambangkan manusia dalam keadaan yang tidak
berdaya sedangkan serigala dianggap sebagai binatang yang berbahaya, ganas dan
melambangkan sikap mudah menyerang domba. Dengan jelas di sini Tuhan mengutus
para murid seperti domba yang tidak berdaya
ke tengah-tengah serigala yang ganas dab berbahaya. Mengapa Tuhan
sengaja mengutus para murid ke tempat yang berbahaya. Jika dapat menghidar tentu para murid akan
menghidar tetapi dalam kenyataannya tidak dapat dihindari harus di hadapi.
Hal ini mengingatkan banyak hal dalam
kehidupan kita :
1.
Kita merasa sepertinya sudah tidak berdaya,
tidak kuat menghadapi penderitaan, kesulitan, tantangan, persoalan yang ada.
2.
Kita tidak dapat melarikan diri atau
menghindar dari realita hidup dengan segala macam permasalahan yang ada.
3.
Kita harus menghadapi serigala, yang berupa
tantangan, permasalahan hidup dalam pekerjaan, keluarga dan lain-lain.
Tuhan mengutus para murid ditempat yang
berbahaya dalam pandangan manusia tetapi Tuhan juga menolong, melindungi,
menguatkan dan pada waktunya domba-domba yang yag lemah, yang tidak berdaya itu
akan menerima upah yang pantas berada bersama dengan Tuhan.
Bagaimana seorang utusan dapat melaksanakan
yang Tuhan kehendaki ?
1.
Harus cerdik
Cerdik yang dimaksud disini adalah
berhati-hati atau waspada, bijaksana dalam menghadapi tantangan.
2.
TULUS
Di sini dikatakan tulus seperti merpati.
Penafsir mengatakan supaya tidak merugikan atau membahayakan orang lain karena
tantangan yang dihadapi. Contoh
karena dikecewakan jangan mengecewakan, jangan membalas kejahatan dengan
kejahatan tetapi balaslah dengan kebaikan.
Cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati. "Bila
berdiri sendiri, kecerdikan ular itu tidak lebih daripada kelicikan. dan
ketulusan seekor merpati tidak lebih baik dari padaKelemahan : tetapi jika digabungkan. kecerdikan ular akan menyelamatkan
mereka dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya; dan ketulusan merpati
akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya
tersebut"
Sebagai utusan Kristus
kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ada orang yang cerdik
tapi tidak tulus, ada orang yang tulus tapi tidak bijaksana
Ringkasan
khotbah Minggu, 4 Oktober 2015 oleh Ev.
ANAM PENI ASIH.