Ringkasan khotbah 9 Februari 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
BERJALAN BERSAMA TUHAN
(Kejadian
5:21-24 ; Mazmur 23:1-6)
Dalam perikop ini
menjelaskan daftar keturunan yang dimulai dari Adam. Yang menarik adalah kisah
Henokh berbeda dibandingkan dengan yang lain. Hanya Henokh saja yang tidak
mengalami kematian. Ia diangkat Tuhan ke Sorga. Mengapa Henokh tidak mengalami
kematian ? Karena ia bergaul dengan Allah. Kalimat bergaul dengan Allah jika
diterjemahkan dengan tepat adalah berjalan bersama Allah.
Bagaimana cirri-ciri
orang yang bergaul dengan Allah ? Dalam kitab Mazmur 23 dijelaskan bahwa Daud,
hidup berjalan bersama Tuhan. Ia menjadikan Allah sebagai gembala pribadinya.
Artinya ia melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya. Pada umumnya umat
Israel beriman kepada Allah secara nasional. Bangsa Israel sering memanggil
nama Tuhan dengan kata Tuhan kami, Allah kami. Namun Daud mengekspresikan
imannya secara pribadi. Ia menyebut Tuhan adalah gembalaku.
Dampak dari hidup yang
berjalan bersama Tuhan.
1.
Selalu merasa puas. LAI
menterjemahkan bagian ini dengan “takkan kekurangan aku”. Makna yang tersirat bukan hanya sekedar kita
tidak kekurangan sesuatu tetapi kita tidak ingin apapun. Mazmur 23 bukan hanya
sekedar berbicara tentang kecukupan, tetapi kepuasan : rumput hijau bukan hanya
dimakan, tetapi juga dijadikan tempat berbaring; dengan demikian menunjukkan
jumlah yang sangat banyak dan domba-domba sudah puas memakan rumput itu.
2.
Selalu di dalam pimpinan
Tuhan. V3b menyatakan bahwa TUHAN menuntun kita ke jalan yang benar. Dalam
dunia penggembalaan, seorang gembala menguasai daerah padang gurun, ia menuntun
domba-domba tidak hanya melalui jalan yang datar dan lurus. Tidak jarang ia
harus membawa mereka melewati lembah kekelaman atau lembah bayang-banyang
kematian. Situasi ini sangat berbahaya bagi domba-domba, karena binatang buas
bisa saja menerkam mereka tanpa mereka ketahui. Selain itu ada kemungkinan
terjatuh ke jurang ketika melewati
lembah tersebut. Namun yang menarik adalah ditengah situasi seperti ini
domba-domba tidak takut karena gembala akan berjalan di depan untuk memastikan
bahwa tidak ada binatang buas dalam kegelapan tersebut. Sang gembala juga
membawa senjata (gada) untuk membunuh binatang buas. Dia membawa tongkat untuk
menarik domba yang melenceng dari jalan yang benar. Gada dan tongkat inilah
yang memberikan penghiburan bagi domba-domba.
Apakah kita sedang meragukan pimpinan Tuhan karena situasi kita
sedang tidak menentu dan penuh penderitaan ? Apakah kita sedang berpikir Tuhan
tidak menyertai kita lagi ? Ketahuilah bahwa situasi seperti ini tidak akan
lama. Allah hanya membawa kita melewati lembah bayang-bayang kematian, bukan
untuk tinggal di sana. Dengan kata lain situasi penuh bahaya sifatnya tidak
permanen. TUHAN siap menuntun kita keluar dari situasi ini.
(Ringkasan khotbah 9 Februari 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU)
Langganan:
Postingan (Atom)