Ringkasan khotbah Minggu, 9 Agustus 2015 oleh Pdt. HARI SABDA WINEDAR

BERTUMBUH DALAM KRISTUS
 Efesus 4:10-16


            Iman merupakan sesuatu yang penting dalam hidup orang percaya. Iman juga harus bertumbuh dalam Kristus.  Iman adalah hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan yang disembah.  Apabila seseorang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan maka ia mudah merasakan kebaikan Tuhan. Tetapi jika hubungan dengan Tuhan terputus Iblis dengan mudah menyerang. Ketika seseorang menjadi pengikut Kristus melaksanakan yang Kristus ajarakan ia dapat merasakan kasih, berkat, pertolongan Tuhan dan sebagainya. Kasih Kristus yang akan membangun seseorang menjadi orang yang beriman sehingga dapat menjalani hidup dengan baik sesuai firman Tuhan.
            Bagaimana supaya iman dalam Kristus dapat bertumbuh ? Memiliki hubungan dengan Kristus, setia dan taat kepadaNya. Apapun yang akan dilakukan harus melibatkan Tuhan. Seringkali kita lebih menuruti keinginan daging sehingga mudah jatuh dalam dosa. Jika iman seseorang sudah bertumbuh tidak mudah dipengaruhi, diombang-ambingkan oleh apapun,, selalu bersyukur dalam segala hal serta dapat menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Supaya dapat menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan  harus taat pada Tuhan. Karena hanya Tuhan Yesus sumber segala sesuatu. Jika seseorang taat pada Tuhan maka akan menemukan sumberNya.
            Apa yang harus dilakukan supaya imannya dapat bertumbuh di dalam Kristus ?  
*) Percaya pada Yesus yang diutus Allah
*) Setia dan taat pada firman Tuhan
*) Menyerahkan hidup hanya kepada Tuhan.
Marilah kita bertekat dan mohon pertolongan Tuhan supaya memiliki iman yang bertumbuh seperti yang Tuhan inginkan .
Ringkasan khotbah Minggu, 9 Agustus 2015 oleh Pdt. HARI SABDA WINEDAR 

Ringkasan khotbah Minggu, 2 Agustus 2015 : Ev. A. PENI ASIH

BERAKAR DI DALAM KRISTUS 
Kolose 2:6-7
Saat itu di Kolose ada ajaran2x sesat yang mempengaruhi  jemaat Kolose, salah satunya adalah ajaran GNOSTIK, yang menekankan bahwa keselamatan dpt diperoleh melalui pengetahuan bukan dgn percaya Tuhan Yesus. Ajaran Gnostik ini membingungkan dan mempengaruhi jemaat Kolose. Epafras sebagai pendiri dan yg menggembalakan jemaat Kolose ini memberitahu Paulus yg saat itu sedang di penjara di Roma.  Kemudian Paulus menulis surat pada jemaat di Kolose, melalaui suratnya Paulus MENASIHATI dan mengingatkan :
V6. Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Apa maksudnya ? maksudnya adalah setiap yang percaya Tuhan hiduplah dalam kehendak Tuhan. Bagaimana hidup dalam kehendak Tuhan ? salah satunya adalah berakar di dalam Dia (v.2. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia ...) Ini artinya jangan hanya percaya Yesus tapi perlu memiliki iman yang berakar kuat di dalam Kristus. Jangan merasa sudah cukup percaya Tuhan Yesus, krn jika percaya Tuhan Yesus tanpa mempunyai iman yg berakar kuat, akan mudah diobang-abingkan oleh ajaran sesat, bidat, ajaran palsu, tantangan, persoalan, ujian, penderitaan dsb.
Tentu kita masih ingat mengenai kisah perumpamaan penabur dan 4 macam tanah  Lukas 8:5-8 :
1.    Sebagaian benih yang ditabur dipinggir jalan, diinjak orang kemudian di makan burung, artinya : benih itu adalah firman Tuhan, yg jatuh dipinggir jalan itu ialah orang yang mendengarnya kemudian datanglah Iblis mengambil firman Tuhan itu dari dalam hatinya supaya jangan percaya dan tidak selamat.
2.    Sebagian benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, setelah tumbuh benih itu kering karena tidak mendapat air, artinya : orang yg setelah mendengar firman Tuhan, menerima dengan sukacita tetapi tetapi tidak berakar, setelah mendengar percaya sebentar dan ketika menghadapi ujian meninggalkan Tuhan.  
3.    Sebagian benih yang jatuh di tengah semak duri dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati, artinya : orang mendengar firman itu, dalam pertumbuhan selanjutnya di himpit oleh kekuatiran, kenikmatan hidup sehingga tidak menghasilkan buah yg matang.
4.    Sebagian benih jatuh ditanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat, artinya setelah mendengar firman Tuhan, menyimpan dalam hati kemudian berbuah lebat.
Kisah perumpamaan ini mengingatkan bahwa mendengar firman Tuhan saja itu tidak cukup, tetapi firman Tuhan itu harus berakar dalam hidup kita dan akhirnya dapat berbuah seperti yang Tuhan harapkan.
Bila kita memiliki iman yang berakar di dalam Kristus:
·         Kuat menghadapi tantangan, ujian, kesulitan, persoalan, penderitaan dalam hidup dan sebagainya.
·         Iman tetap kuat ketika dipengaruhi dengan ajaran2x sesat, salah.
·         Setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya.
Menerima kekurangan dan kelemahan sesama.·         Dapat merasakan kebaikan Tuhan dalam situasi yang sulit
·         Tetap mengandalkan Tuhan dalam menjalani hidup
·         Dapat mengerti maksud baik Tuhan ketika menghadapi hal-hal yg tidak menyenangkan.      
  Ringkasan khotbah  Minggu, 2 Agustus 2015 : Ev. A. PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu, 26 Juli 2015 oleh Ev. KARIAMAN GEA

SETIA DALAM HAL KECIL
Lukas 16:1-16
Kita sering kali meremehkan hal-hal kecil yang dipercayakan kepada kita dengan tidak  sungguh-sungguh mempersiapkan diri atau melakukannya dengan baik. Memang menurut pandangan dunia hal itu sesuatu yang biasa. Namun  firman Tuhan justru mengajarkan kita sebaliknya. Sekecil apa pun kepercayaan  harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab baik itu dalam pekerjaan maupun dalam melayani Tuhan. Kesetian itu dimulai dari perkara kecil. Setia kepada Tuhan sangat penting karena Tuhan lebih dahulu setia pada kita. Tuhan menunjukkan kesetiaannya  melalui kedatanganNya ke dalam dunia untuk menyelamatkan kita yang berdosa.
Bagaimana menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan :
1.       Bertanggung Jawab Dalam Melayani Tuhan
Bendahara yang tidak jujur ini menyalahgunakan kepercayaan tuannya kepadanya. Tuannya memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola uang tuannya tetapi justru dia memanfaatkan kepercayaan itu untuk kepentingan dirinya sendiri.
Orang Kristen dalam melayani sering kali menyalahgunakan pelayanan untuk kepentingan diri sendiri dan bukan untuk menyenangkan Tuhan. orang yang melayani Tuhan dengan motivasi tertentu sengguhnya orang itu bukan orang yang bertanggung jawab dalam pelayanan.
2.       Menggunakan Kesempatan Untuk Melayani Tuhan
Bendahara yang tidak jujur ini dipuji oleh tuannya karena orang ini memanfaatkan kesempatan. Bendahara ini memanfaatkan kesempatan sebelum dia dipecat oleh tuannya untuk menarik hati orang-orang yang berutang pada tuannya. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada itu. Dia tau bahwa kalau dia terlambat maka masa depannya akan hancur.
Saudara di sini kita melihat bahwa orang dunia saja sangat memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan diri mereka atau kepentingan dunia. Apa lagi sebagai umat Tuhan menggunakan kesempatan yang diberikan kepada kita untuk melayani Tuhan.
3.       Menyerahkan Diri Untuk Melayani Tuhan
Ayat 13 mengatakan bahwa kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan karena kita pasti akan mengabaikan salah satu. Dengan kata lain orang Kristen harus menyerahkan diri kepada Tuhan untuk melayani Tuhan dan bukan untuk melayani Mamon atau dunia ini. Karena Tuhan telah terlebih dahulu melayani kita maka kita harus menyerahkan diri kita untuk melayani Tuhan di tengah-tengah dunia ini.
Kesimpulan
Kesetiaan kepada Tuhan bukan tergantung seberapa besar tanggung jawab yang diberikan kepada kita tetapi  dimulai dari hal-hal kecil yang dipercayakan pada kita. Tuhan sudah  memberikan  kepercayaan pada kita untuk melayani Dia marilah kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan terus  mengembangkan diri sehingga pelayanan kita semakin berkenan kepada Tuhan. Tuhan memberkati.
Ringkasan khotbah Minggu, 26 Juli 2015 oleh Ev. KARIAMAN GEA

Ringkasan khotbah Minggu, 19 Juli 2015 : Ev. A. PENI ASIH

DIPERLENGKAPI UNTUK MEWUJUDKAN MAKSUD ALLAH
Lukas 19:1-10
Ketika Allah menciptakan manusia kemudian menyelamatkan manusia, Allah mempunyai maksud atau tujuan yg  akan dicapai. Untuk mencapai tujuanNya, Allah memakai manusia dan sebelum manusia di pakai Allah akan lebih dahulu memperlengkapi manusia itu. Karena tanpa manusia diperlengkapi tidak dapat mewujudkan maksud Allah.
Waktu itu ketika Tuhan Yesus sedang melintasi atau lewat Yerikho.  Banyak orang yang melihat Yesus, saat itu ada seorang kepala pemungut cukai, namanya Zakeus. Alkitab mencatat Zakeus badannya pendek, ia naik pohon Ara. Sebagai pimpinan ia tidak malu memanjat pohon Ara, ia mengesampingkan harga dirinya. Apa tujuan Zakeus naik pohon Ara ? V.4 UNTUK MELIHAT YESUS YANG AKAN LEWAT. Zakeus belum pernah mengenal Yesus, belum pernah melihat Yesus, juga tidak percaya pada Yesus tetapi Zakeus mendengar  banyak hal mengenai Yesus. Ia memiliki keinginan besar u/ melihat Yesus. Ia tdk menyangka jika Yesus melihat dia naik pohon Ara. Bahkan ia juga tidak pernah berpikir jika Yesus sedemikian memperhatikan dan menghormati dia (v.5). Betapa sukacita citanya Zakeus. Yang semula hanya mendengar tentang Yesus tetapi ia dapat melihat dengan mata jasmani, merasakan bagaimana Tuhan memperhatikan dan menghormati sementara orang lain membencinya, krn Zakeus dianggap sebagai orang yg berdosa. 
          Perkataan Yesus ini mempunyai arti yang sangat dalam. Dalam satu sisi Tuhan mengasihi, menerima Zakeus yang dibenci masyarkat  Yahudi karena sebagai pemungut cukai ia telah berlaku tidak adil dan memeras  dengan mengambil keuntungan untuk menyenangkan penguasa, dirinya sendiri. Dalam sisi yang lain Tuhan mengampuni dosa Zakeus, karena ia dipandang, dianggap sebagai orang berdosa.
          Zakeus dengan sukacita melaksanakan perintah Yesus bahkan ia pun menerima kehadiran Kristus di rumahnya. Perkataan Yesus membawa perubahan bagi Zakeus (v.8). Dalam kisah Zakeus ini, kita melihat yang Tuhan lakukan pada Zakeus spy melaksanakan kehendak-Nya :  Tuhan Yesus memperhatikan dirinya, menghormati orang berdosa, mengasihi dan mengampuni orang berdosa, dulu hanya mendengar mengenai Tuhan Yesus yg dpt menyembuhkan pengemis buta di Yerikho.Apa yg terjadi pada Zakeus setelah ia percaya Yesus ?
*) Ada PERUBAHAN dalam hidupnya. Ia menyadari kesalahannya, ia berubah. Perubahannya itu nyata dengan menjadi berkat bagi sesama : ia memberikan setengah hartanya kepada orang miskin dan mengembalikan 4 kali lipat pada orang yg pernah ia perlakukan tdk adil.
Tuhan juga sdh memperlengkapi kita dgn kasih, Tuhan mengasihi kita orang berdosa dan salah satu wujud kasih Allah adalah dengan mengampuni dosa. Hal ini dialami Zakeus.  Zakeus mengerti bahwa Tuhan mengasihi dan mengampuni dosanya, tanpa disuruh ia mengalami perubahan yang luar biasa. Tanpa di suruh Zakeus berbagi pada orang miskin, tanpa di suruh ia akan mengembalikan yang bukan miliknya. Tuhan mengubahkan Zakeus menjadi berkat bagi sesama. Marilah kita merenungkan kehidupan kita masing-masing :
*) Tuhan sudah memperlengkapi dengan mengasihi dan mengampuni dosa kita semua. Ada tujuan yang Tuhan kehendaki dari kita yang sudah dikasihi dan di ampuni yaitu melaksanakan kehendak Tuhan dengan mengasihi dan memaafkan kesalahan sesama. Maukah kita melaksanakan kehendak Tuhan ?
Jika Zakeus setelah percaya ia menunjukkan ada perubahan nyata dalam hidupnya, yaitu bersedia menjadi berkat bagi sesama. Marilah kita juga menjadi orang percaya yang bersedia menjadi berkat bagi sesama, melalui perkataan maupun perbuatan nyata sehingga orang lain merasakan kasih Tuhan kehadiran kita. Apakah firman Tuhan yang selama ini kita dengarkan, kita mengerti sudah membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan kita ?  Tuhan menolong kita semua untuk melaksanakan kehendakNya.
Ringkasan khotbah  Minggu, 19 Juli 2015 : Ev. A. PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu, 12 Juli 2015 oleh Pdt. Sylvia Soeherman

PEKERJAAN & PELAYANAN
Mat. 22:34-40; 1 Pet. 4:7-11; 2 Tes. 3:6-12
Banyak orang Kristen membuat garis yang tegas untuk memisahkan antara pelayanan dan pekerjaan.Pelayanan dipandang bersifat rohani, sedangkan pekerjaan bersifat duniawi. Keduanya dianggap terpisah satu dengan lainnya.Namun, apakah benar demikian? Hukum kasih (Mat. 22:34-40) menjadi dasar dalam menjawab pertanyaan ini. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kasih kepada Allah merupakan hal yang utama dan pertama, kemudian kasih kepada sesama dan diri sendiri merupakan hal kedua yang tidak kalah penting dari  yang pertama. Hukum ini merupakan hukum yang mengatur kehidupan dari orang percaya. Kasih kepada Allah dinyatakan lewat kasih kepada sesame dan diri sendiri. Pernyataan kasih ini tidak hanya dinyatakan dalam bentuk pelayanan di gereja, tetapi juga pada seluruh segi kehidupan orang percaya, termasuk pekerjaan. Masalah pekerjaan menjadi perhatian dari Rasul Paulus. Kepada jemaat di Tesalonika (2Tes. 3:6-12), Paulus dengan tegas mengingatkan orang percaya untuk bekerja dengan giat, sebagaimana yang dia teladankan.Kemudian, dalam suratnya kepada jemaat di Kolose (Kol. 3:23), Paulus mengingatkan para hamba bahwa Kristuslah yang menjadi Tuan, bukan tuan mereka yang ada di dunia, sehingga ketika melakukan pekerjaan hendaklah mereka melakukannya bagi Tuhan dan bukan manusia. Maka, pernyataan kasih kepada Allah juga seharusnya dinyatakan dalam keseharian pekerjaan. Segi kehidupan pekerjaan orang Kristen seharusnya menyatakan relasinya dengan Allah dan menghadirkan Allah yang menjadi Tuan dalam kehidupannya. Hal ini terlihat dalam kehidupan dari para tokoh Alkitab, seperti dalam kehidupan Yusuf (Kej. 39) dan Daniel (Dan. 6). Yusuf  menyadari kehadiran TUHAN dalam setiap pekerjaannya, yang disadari juga oleh tuannya (Kej. 39:2-3). Oleh karena itu, ketika ia diajak untuk melakukan perjinahan, Yusuf tidak hanya memandang tuannya di dunia, Potifar, tetapi ia lebih memandang pada Allah, sebagai Tuannya, dalam mengambil tindakan (ay. 8-9).  Kisah Daniel di lain pihak menceritakan kehidupan seorang yang menghadirkan Allah yang hidup dalam kehidupan dan pekerjaannya, sehingga membuat raja, yang merupakan atasannya di dunia, mengenal Allah yang hidup (Dan. 6: 20-21).
Tanggungjawab dan keseriusan dalam bekerja bukan berarti menjadikan pekerjaan sebagai satu-satunya focus dan cara orang Kristen untuk menyatakan kasihnya kepada Allah dan sesama. Sebagai anggota tubuh Kristus, orang percaya juga diminta untuk melayani sesama orang percaya di dalam gereja dengan menggunakan karunia yang diberikan oleh Allah (1 Pet. 4:10).Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan karunia pada setiap orang yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Karunia tidak hanya diberikan oleh  Allah bagi para hamba Tuhan dan majelis, tetapi bagi setiap  orang  percaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, firman Tuhan tidak memisahkan pekerjaan dari pelayanan. Keduanya merupakan bentuk pernyataan kasih orang percaya kepada Tuhan dan sesama. Dalam melakukan keduanya, orang percaya perlu saling belajar bagaimana menyeimbangkan keduanya dalam kehidupan keseharian.  Pat Gelsinger, CEO dari VMware, adalah seorang  yang bergumul untuk dapat menyeimbangkan antara pekerjaan, pelayanan dan kehidupan keluarganya.  Dia membagikan pentingnya mempunyai pernyataan misi pribadi  yang ingin dicapai, nilai-nilai pribadi  yang didasarkan pada kebenaran firmanTuhan, serta gol-gol pribadi yang mencerminkan ketiga unsure dalam kehidupan yang ingin dicapai dalam bukunya “Balancing God, Family and Work.”  Contoh dari Gelsinger (kutipandari pemikirannya dapat diunduh darihttp://findinggodinsiliconvalley.com/pat-gelsinger-ceo-of-vmware-balancing-faith-family-and-work/) dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran bagi orang percaya untuk saling mengajarkan dan membangun. Namun, terlebih dari itu orang percaya perlu mempunyai kerinduan, kesediaan dan kemauan untuk dapat menyatakan kasihnya kepada Allah dan sesame melalui kehidupan pekerjaan dan pelayanannya dengan pertolongan dari Tuhan. KiranyaTuhan memampukan kita untuk melakukannya bagi kemuliaan-Nya.
Ringkasan khotbah Minggu, 12 Juli 2015 oleh Pdt. Sylvia Soeherman