Hari Perhentian
(Ibrani 4:1-4; 9-13)
Surat Ibrani merupakan surat peringatan dan membantu kita
untuk memahami sifat kehidupan Kristen melalui gambaran nyata
dari kehidupan sehari-hari. Kita, sebagai orang Kristen berjalan ke tujuan
tertentu, yaitu sebuah tempat atau status perhentian.
Ibaratnya, kita ini sedang berjalan. Semua
orang harus memiliki tujuan yang jelas. Namun demikian, ada
tiga hal yang bisa menyebabkan orang tidak sampai ke tujuan:
Yang pertama, mereka mungkin tidak tahu rute atau jalan
yang harus dilewati atau ditempuh supaya tiba ke tujuan. Seandainya mereka belum pernah ke
tempat dan mereka tidak membawa peta atau panduan, ia tidak
mungkin bisa sampai ke tujuannya. Dalam kehidupan Kristen, kita membutuhkan
Alkitab sebagai peta kita, dan Yesus sebagai pemandu kita.
Yang kedua, ada kemungkinan pelancong itu mendapatkan
nasihat atau petunjuk yang salah, yang
menyebabkan ia mengambil jalan yang salah, atau membaca petunjuk jalan
salah, atau seseorang mungkin menipu mereka. Mereka akhirnya tiba di tempat
yang berbeda daripada tempat dirancangnya.
Dalam kehidupan Kristen, kita tidak perlu
mengikuti nasihat keliru dari media atau dari orang yang tidak mengikut
Yesus.
Yang ketiga, seorang pelancong dapat menjadi lelah
sewaktu perjalanan dan berhenti untuk beristirahat. Dalam kasus ekstrim,
mungkin mereka merasa perjalanannya terlalu sulit atau panjang, dan mereka
putus asa, lalu pulang ke tempat asalnya.
Dalam kehidupan Kristen, kita tidak boleh
mudah menyerah tetapi harus setia
dan aktif dalam perjalanan kita bersama Yesus.
(Ringkasan khotbah,
Minggu 29 September 2013 oleh Pdt. MARK
A. SIMON )