Sukses dalam pandangan Tuhan
1 Tawarikh 21:1-17
Dalam
ayat-ayat tesebut ada kesan yang kuat bahwa Daud telah melakukan kesalahan yang
sangat besar, sehingga mengakibatkan 70.000 orang meninggal. Tetapi Alkitab
mengatakan bahwa Daud orang yang berkenan di hadapan Allah, mentaati segala
perintah Tuhan, mengikuti Tuhan dengan segenap hati , melakukan apa yang benar
di hadapan Allah (1 Raja 14:8; Kis 13:22). Apa rahasia yang membuat Daud sukses
di mata Allah ?
1 Tawarik 21 ini menceritakan mengenai sikap
hati yang sedang ditunggu-tunggu Allah ketika umat Allah sedang jatuh dalam
dosa.
1.
Daud
menyadari telah berdosa kepada Tuhan, segera mengakui dosanya kepada Tuhan dan
mohon pengampunan dosa (1 Taw 21:8).
Menyadari dosa kemudian segera mengakuinya di
hadapan Tuhan merupakan langkah awal menjadi orang yang berkenan di hadapan
Tuhan. Tanpa langkah awal ini tidak mungkin Daud dan juga orang percaya yang
lain dapat menjadi teladan. Kebutuhan akan pengampunan Allah seharusnya
melahirkan sikap merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan dan mohon
pengampunan. Ini bukan karena kesadaran diri yang hebat tetapi karena karunia
Roh Kudus yang menginsyapkan dosa. Tetapi pengakuan ini harus merupakan suatu
pengakuan yang keluar dari hati, bukan karena dosanya sudah terbukti dan tidak
dapat mengelak lagi akhirnya terpaksa mengaku dosa. Ini berarti tidak ada
ketulusan untuk mengakui dosa dan salah kita.
2.
Daud
berani , mau dan rela menyerahkan sepenuhnya penghukuman atas dosanya kepada
Tuhan (1 tawarikh 21;13).
Mungkin cukup banyak orang di dunia ini, yang
karena memang benar-benar merasa bersalah, tidak merasa keberatan untuk
mengakui kesalahannya dan minta maaf atas kesalahan yang dibuatnya. Tetapi
tidak banyak orang yang berani dan juga rela menerima hukuman akibat dosanya.
Atau kalau pun berani dan menerima hukuman, maunya hanya menginginkan hukuman
yang minimal atau seringan-ringannya. Manusia berdosa cenderung tidak mau
menerima hukuman kalau bisa. Bukankah saya sungguh-sungguh sudah menyesal dan
bertobat ? Bukankah saya juga sudah
berjanji untuk tidak melakukan
lagi ? Apakah semua itu belum cukup ? Hukuman
tujuannya supaya manusia bertobat. Jika sudah bertobat haruskah tetap menerima
hukuman ? Kalau memang Allah mengasihi umat-Nya seharusnya Dia membebaskan dari
hukuman. Manusia sering tidak mengerti bahwa hukuman yang diberikan Allah itu
memang wewenang Allah adalah demi manusia itu sendiri. Daud mengenal Allah yang
ketika melakukan segala tindakan-Nya itu semua dilakukan demi kasih-Nya kepada
manusia. Itulah sebabnya Daud tetap dapat merasakan kasih Tuhan walaupun sering
dihukum. Dapat dikatakan selama Allah masih mendisiplin dan menjatuhkan hukuman
pada manusia berarti masih ada perhatian dan kasih Allah pada manusia.
3.
Daud
tidak mau menyeret atau melibatkan orang lain dalam menanggung akibat dosa yang
telah dibuatnya (1 Tawarikh 21:17).
Sikap seperti inilah yang mematahkan mata
rantai dosa sehingga tidak membuahkan dosa yang lain. Daud menjadi orang yang
berkenan di hadapan Tuhan ternyata bukan karena dia lebih baik, lebih hebat,
lebih kudus dari kita. Daud sama dengan kita orang yang berdosa. Tetapi ia
menjadi orang yang berkenan, sukses di hadapan Tuhan oleh karena dia mempunyai
sikap yang tepat ketika jatuh dalam dosa. Belas kasihan Allah turun atas
Daud dan orang Israel. Tuhan mengampuni
dosa Daud dan umat Israel. Posisi Daud dan umat Israel dipulihkan kembali.
Mereka kembali menjadi orang yang dikasihi Tuhan, mereka kembali menjadi umat
Allah dan berkenan di hadapan Tuhan. Kita adalah orang berdosa yang selalu
berbuat dosa setiap hari. Tetapi bagaimana sikap kita setelah kita jatuh dalam
dosa merupakan sikap yang sangat
dinanti-nantikan Allah. Suadara dan saya dapat mengambil sikap seperti Daud.
Maka orang-orang yang berada disekitar kita mulai dapat melihat kwalitas iman
kita. Bahkan Tuhan akan memakai kita menjadi teladan
bagi banyak orang.
(Ringkasan khotbah,
Minggu 8 September 2013 oleh Pdt. Em.
AGUS SURJANTO)