Ringkasan khotbah, Minggu 4 Agustus 2013 oleh Lz. Ev. ANAM ENI ASIH

TOKOH YEREMIA
(Yeremia 19:14-20:6)

Tentu kita semua pernah menghadapi realita yang sulit.
Alkitab juga mencatat mengenai kisah Nabi Yeremia yang juga menghadapi realita yang sulit. Tuhan mengutus Yeremia melayani umat Tuhan di Yehuda dan Yerusalem, yang saat itu mereka meninggalkan Tuhan (19:4) dan mempersembahkan korban bakaran pada Baal (19:5).
Yeremia diberitahu oleh Tuhan bahwa Tuhan akan mengirimkan malapetaka pada  mereka. Tuhan juga menyuruh Yeremia menyampaikan informasi ini pada mereka.  Tentu Yeremia harus memilih apakah perintah Tuhan ini akan ia sampaikan atau tidak.
Jika tidak disampaikan tentu ia tidak sejahtera, ia merasa harus menyampaikan, ia tidak sanggup menahan info yang harus di sampaikan (v.9) Walaupun jika disampaikan tentu umat Tuhan  tidak senang dengan Yeremia karena menyampaikan berita yang tidak menyenangkan,  membuat mereka  takut, benci dan marah. Yeremia diperhadapkan pada kenyataan yang sulit, karena ia sudah tahu apa yang akan terjadi dan Tuhan menyuruhnya supaya disampaikan, namun jika disampaikan Yeremia harus siap menerima segala resiko.  
Yeremia harus memilih dan ia lebih memilih menyampaikan kabar yang tidak menyenangkan itu dan ia pun mesti siap menerima resikonya. Ternyata benar setelah Yeremia menyampaikan kabar mengenai malapetaka yang akan menimpa umat Tuhan, ia harus menanggung resikonya yaitu Yeremia dipukul dan dipasung oleh Imam PASYHUR yang waktu itu menjabat sebagai kepala rumah ibadah (v.1-2)
Pasung adalah alat untuk menghukum orang berupa kayu apit atau kayu berlubang yang dipasang pada kaki, tangan dan leher è orang yang dipasung : tidak dapat bergerak kakinya, tangannya dan lehernya.
Akan tahankah Yeremia apabila pemberitaannya terus-menerus ditolak bahkan dirinya diancam dengan kekerasan bila ia masih terus berbicara menyampaikan kebenaran firman Allah dengan setia ? 
Keberanian luar biasa dari Yeremia mengumumkan penghukuman Tuhan atas Pasyhur dan umat Yehuda (v.3-6).
Setelah Pasyhur mengeluarkan Yeremia dari pasungan, Yeremia tetap memberitahukan :
*) Pada Pasyhur pribadi è Tuhan akan menyebut namamu bukan Pasyhur, melainkan kegentaran v.3
*) Tuhan akan membuatmu gentar dan semua sahabat Pasyur gentar oleh pdang musuh di depanmu sendiri. Seluruh umat Tuhan di Yehuda akan di serahkan pada raja Babel lalu raja akan menngakut mereka ke pembuangan di Babel serta mereka akan mati oleh pedang v.4
*) Semua harta benda di kota Yehuda : harta yg berharga akan dijarah oleh musuh, dikumpulkan lalu dibawa ke Babel v.5
*) Pashur dan semua orang yang dirumahnya (Pasyhur dan keluarganya  akan ditangkap dan akan di bawa ke Babel). Di sana engkau akan mati dikuburkan demikian pula dgn sahabat-sahabatmu yang mendengarkan kebohongan-kebohonganmu.  
Mendengar nubuat penghukuman yang di berikan Tuhan pada Pashur; Yeremia juga manusia biasa ia tertekan, mengeluh, putus asa.
Pesan dan nubuat yang Allah percayakan untuk Yeremia sampaikan telah membuat ia menjadi bahan olokan orang sebangsanya (7b). Tetapi meskipun Yeremia mengalami hal yang demikian, Yeremia merasa Tuhan MENYERTAI DIA seperti pahlawan yang gagah (v.11).  Dengan demikian Yeremia tahu Tuhan memberikan keberanian, kekuatan, penghiburan, penyertaan bagi dia dalam melaksanakan perintah Allah walaupun itu sangat sulit bahkan dengan resiko yang menyedihkan, menyakitkan tidak dapat dihindari. Namun semua itu dapat dihadapi berkat PENYERTAAN TUHAN.

Melalui kehidupan Yeremia ini kita melihat :
1.     Keberanian Yeremia dalam menyampaikan perintah Tuhan.
2.     Ketaatan Yeremia hidup sesuai dgn firman Tuhan walaupun ada resiko yang menyedihkan, menyakitkan
3.     Tuhan berpihak pada yang hidup benar : memberi kekuatan, penghiburan dan penyertaan.
4.     Tuhan memberikan peringatan lebih dahulu sebelum memberikan hukuman.
5.     Hukuman tdk dapat dihindari ketika umat Tuhan hidupnya menyimpang dari kehendak Tuhan.

  (Ringkasan khotbah, Minggu 4 Agustus 2013 oleh  Lz. Ev. ANAM ENI ASIH) 

Ringkasan khotbah Minggu, 18 Agustus 2013 oleh Ev. ANAM PENI ASIH



Tokoh HENOKH
(Kejadian 5:21-24; Ibrani 11:5)
Sejarah hidup manusia pada umumnya : lahir, menjalani kehidupan, meninggalkan dunia. Namun dalam diri Henokh  kita melihat kehidupan yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Henokh tidak mengalami kematian. Alkitab mencatat hanya 2 orang yang tidak mengalami kematian (ELIA & HENOKH).
Ada 2 kelompok manusia yang hidup pada zaman HENOKH :
1). Keturunan Kain  disebut anak manusia, karena kehidupan moralnya menyimpang dari standar Firman Tuhan, pada waktu itu mrk (keturunan Kain mencontoh kehidupan Kain yg iri hati, membunuh, egois dan sebagainya).
2). Keturunan Set disebut anak-anak Allah : karena mereka hidup sesuai dgn kehendak dan perintah Allah. HENOKH anak Yaret, generasi ke 6 dari Set, anak ADAM.
Diperhadapkan dengan 2 kelompok manusia yang tidak sama bagaimana menjalani hidup HENOKH mesti memilih mau hidup yang bagaimana. Melihat situasi demikian hanya dua pilihan : kalau tidak di sebut anak manusia, maka akan disebut anak-anak Allah. Ternyata HENOKH dapat memilih yang tepat yaitu hidup sesuai dengan status sebagai anak-anak Allah. Dan Alkitab mencatat HENOKH BERGAUL DENGAN ALLAH (v.22, v.24). Kitab Ibrani menyebut Henokh hidupnya berkenan kepada Allah. Henokh bergaul dengan Allah sehigga hidupnya berkenan kepada Allah.
Bagaimana orang yang bergaul dgn ALLAH dalam menjalani kehidupannya ?
1.    Hidup dalam ketaatan
Henokh taat pada Tuhan, walaupun ia berada di lingkungan yang tidak selalu baik, namun ia dapat memilih yang baik, mana yang mesti ia ikuti dan lakukan. 
Hanya ada 2 pilihan kalau tdk memilih hidup sesuai dengan keturunan Kain yang disebut keturunan anak manusia atau memilih hidup sesuai dengan keturunan Set yang disebut keturunan anak-anak Allah yang hidup sesuai dengan perintah Allah. Henokh memilih untuk taat, setia bergaul dengan Tuhan, mendekatkan diri pada Tuhan. Henokh mempunyai kedekatan dgn Tuhan, bergaul dengan Tuhan selama hidupnya. Henokh tidak mengetahui jika ia tidak akan mengalami kematian namun ia bertekat hidup bergaul dengan Tuhan.
2.    Henokh setia
Henokh umurnya sampai 365 thn dan Alkitab mencatat bhw Henoh bergaul dengan Allah, ini membuktikan bahwa Henokh orang yang setia pada Allahnya. Tidak mudah mempertahankan iman dalam waktu yang lama, namun Henokh mampu mempertahnkan kesetiannya pada Tuhan.
3.    Henokh mempunyai iman yang kuat.
Hubungan Henokh dengan Tuhan membuat imanya kuat sehingga tidak terpengaruh dengan yang lain sampai akhir hidupnya.
Marilah kita menjaga hubungan kita dengan Tuhan, bergaul dengan Tuhan melalui : ibadah, doa,  membaca Alkitab, persekutuan, PA dan sebagainya.   
Marilah kita bertekat selama-lamanya menjadi anak-anak Tuhan yang hidup berkenan di hadapan Tuhan dengan hidup taat, setia dan mempunyai iman yang kuat.
Marilah kita menyisihkan waktu kita di tengah-tengah kesibukan maupun pergumulan untuk  hidup bergaul dengan Allah supaya hidup kita berkenan di hadapan Allah.
 (Ringkasan khotbah Minggu, 18 Agustus 2013 oleh Ev. ANAM PENI ASIH)