FIRMAN-MU
PELITA BAGI KAKIKU
Ulangan
8:1-10
Ada dua keadaan yang dapat menyebabkan
seseorang memiliki kecenderungan atau tergoda untuk tidak berpegang pada firman
Tuhan, yakni kesusahan dan kemakmuran.
Kesusahan dapat membuat seseorang putus asa dan meragukan pemeliharaan
Tuhan, sementara kemakmuran bisa membuat seseorang lupa diri dan merasa tidak
lagi membutuhkan Tuhan dalam hidupnya.
Dalam perjalanan
kehidupan bangsa Israel, Nenek moyang mereka sering tergoda untuk memberontak
kepada Allah ketika berhadapan dengan kesusahan yang mereka alami di padang
gurun. Sebagai contoh peristiwa yang
terjadi di Meriba, dimana orang Israel bersungut-sungut kepada Musa oleh karena
tidak ada air untuk diminum, sehingga mereka menuduh Musa memimpin mereka
keluar hanya untuk membunuh mereka di padang gurun. Mereka melupakan Allah yang adalah sumber
kehidupan itu. Sebaliknya, saat bagian
ini dituliskan, orang Israel tidak lagi berada di padang gurun yang luas dan
gersang. Mereka ada di dataran Moab, di
seberang sungai Yordan dan sebentar lagi mereka akan memasuki tanah Kanaan yang
dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka.
Suatu tanah yang kaya dengan hasil bumi dan tambangnya , dimana mereka
akan makan dan akan kenyang. Dalam
kemakmuran diharapkan mereka akan selalu mengingat sang sumber berkat dan
memuji Tuhan, karena negeri yang baik yang diberikanNya kepada mereka (ayat
10).
Tetapi bukankah kemungkinan untuk melupakan
Allah di tanah tersebut sangat terbuka bagi orang Israel yang sering tidak
setia? Oleh karena itu pidato Musa di
bulan-bulan terakhir kehidupannya dalam perikop ini sangat penting untuk
diperdengarkan kepada orang Israel.
Dengan tujuan agar mereka terus berpegang kepada perintah Tuhan, bukan
malah melupakan Tuhan dalam masa
kemakmuran di tanah perjanjian. Sebagai anak-anak Tuhan haruslah kita
hidup berpegang pada firman Tuhan, karena Allah sang pemberi firman itu adalah
sumber kehidupan dan Allah yang setia pada janjiNya. Sambil menantikan hari
Tuhan yang pasti akan digenapiNya, marilah dengan iman kita bergantung
sepenuhnya kepada Dia, sang sumber hidup, dengan terus berpegang kepada
firmanNya. Percayalah, bahwa janji Allah
yang akan menjemput kita pada kedatangan Yesus yang kedua kali pastilah akan tergenapi.
Ringkasan khotbah
Minggu, 24 April 2016 oleh Lz. HERMAN
NAPITUPULU