HARI SABAT
UNTUK MANUSIA
Kel 20:8; 31:15
Bila kita membaca dua ayat di atas, maka kesan kita hari Sabat adalah untuk
kepentingan Tuhan. Bila umat Tuhan tidak menguduskan hari Sabat, maka
hukumannya mati. Tetapi sesungguhnya hari Sabat bukan hanya untuk kepentingan
Tuhan, tetapi justru untuk kepentingan umat Tuhan. Di dalam Markus 2:27 Tuhan Yesus berkata : "Hari
Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” Paling tidak
ada 3 berkat dari kita menguduskan hari Sabat :
1.
Hari Sabat
membuat relasi kita dengan Tuhan semakin dipererat. Ketika relasi kita dengan Tuhan terjalin indah, maka relasi kita dengan
sesama juga akan menjadi indah. Bahkan semangat kita tidak akan pudar dalam
menjalani hari-hari hidup kita. Orang yang beribadah kepada Tuhan dapat
digambarkan seperti HP yang tadinya sudah low batereinya kemudian dicas menjadi
kuat kembali. Dalam hidup kita manusia,
seringkali kita putusasa, kecewa, down
dll, tetapi lewat ibadah, maka iman kita dikuatkan. Kita akan bangkit kembali dalam mengiring
Tuhan dan menjalani segala aktivitas kita. Jadi ibadah itu mengandung berkat
yang luar biasa.
2.
Hari Sabat
memberikan waktu kepada kita untuk berelasi dengan sesama Hari
Senin-Sabtu, kita semua sibuk, suami sibuk, istri sibuk, anak-anak sibuk. Diharapkan
pada hari Sabat Tuhan, suami, istri dan anak-anak dapat memiliki waktu bersama
untuk berkomunikasi, berelasi,
berekreasi dll, sehingga hubungan di antara mereka di segarkan kembali. Suami dapat menyenangkan istri, istri dapat
menyenangkan suami, orang tua dapat menyenangkan anak, dan anak dapat
menyenangkan orang tua. Sehingga di hari Sabat hubungan keluarga/family makin
diperbaharui.
3.
Hari Sabat
memberikan waktu kepada kita untuk melayani Tuhan. Sungguh indah
ketika suami dapat melayani Tuhan, demikian juga dengan istri dan
anak-anak. Cinta kepada Tuhan diwujudkan
lewat pelayanan. Pelayanan dapat
dilakukan di dalam gereja atau diluar gereja. Dengan demikian di hari Sabat
banyak keluarga dipakai oleh Tuhan untuk melayani sesamanya, menjadi berkat
bagi orang lain. Tentunya ada satu sukacita yang meluap ketika kita dapat
melayani Tuhan.
4.
Hari Sabat
memberikan waktu kepada kita untuk beristirahat. Tuhan sudah menentukan 6 hari lamanya waktu
untuk kita bekerja, dan pada hari ketujuh waktu kita untuk beristirahat. Bila kita paksakan terus untuk bekerja, maka
tubuh kita pasti akan lemah dan mudah sakit.
Sungguh luar biasa, Tuhan menyediakan berkat besar dibalik waktu istirahat.
Setelah kita selesai beristirahat, maka tubuh kita segar kembali, pikiran kita
segar kembali, bahkan bisa muncul ide-ide yang cemerlang dalam kita bekerja
atau melayani Tuhan.
Jadi hari sabat bukan hanya untuk
kepentingan Tuhan tetapi juga untuk kepentingan manusia. Tuhan mau agar manusia
dekat dengan Tuhan, dekat dengan sesamanya, dan rajin melayani Tuhan serta
beristirahat dari segala jerih payahnya.
(Ringkasan khotbah, Minggu 27 Oktober
2013 oleh Ev. Pdt. Djoni Febrianto)