Ringkasan khotbah Minggu, 1 September 2013 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Percaya & Taat (1 Raja-raja 17:7-16)

Dalam perikop ini kita melihat satu kisah kehidupan yg dialami  Elia dan janda di Sarfat. Dua orang ini diperhadapkan dengan keadaan yang membuat mereka  PERCAYA & TAAT pada TUHAN.
Mari kita melihat apa yang dialami Elia dan Janda di Sarfat ini yg percaya dan taat pd Tuhan.
Dalam kisah sebelumnya kita melihat bagaimana Tuhan memelihara Elia melalui burung gagak yang membawa roti dan daging serta Tuhan menyediakan minum di sungai Kerit. Tetapi beberapa waktu kemudian  sungai itu kering (v.7). Kemudian Tuhan berfirman pada Elia merintahkan supaya Elia pergi ke Sarfat dan Tuhan berjanji akan memberinya makan melalui seorang janda. Tanpa berpikir panjang Elia ke Sarfat, apa yang terjadi di sana ?
Dia bertemu dgn seorang janda yang sedang mengumpulkan kayu api. Elia mengatakan,  tolong beri saya sedikit air dalam kendi. Sementara janda ini sedang mengambil air,  Elia mengatakan tolong juga bawakan sy sedikit roti (BIS), di sini dikatakan ambilkan sepotong roti.  Suatu jawaban yg mengejutkan, menyedihkan bahkan memprihatinkan. Dalam v.12 dikatakan, “Perempuan itu menjawab, Demi TUHAN, ALLAHmu yg hidup sesungguhnya tidak ada roti sedikitpun, kecuali segemgam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang saya sedang mengumpulkan 2 atau 3 potong kayu api, kemudian saya mau pulang dan mengolahnya untuk saya & anak saya, dan setelah kami makan, kami akan mati    (dlm terjemahan lain dikatakan Demi TUHAN yg hidup, Allah yang di sembah oleh Bapak, sy bersumpah sy tidak punya roti kecuali segemgam tepung dalam mangkuk dan sedikit minyak zaitun dalam botol. Saya sedang mengumpulkan kayu api untuk memasak bahan yang sedikit itu, supaya saya dan anak saya dapat makan.
Janda ini hidupnya pas2x san bahkan dapat dikatakan kurang mampu (penafsir mangatakan miskin) janda ini susah, kuatir, ia merasa satelah tepung dan minyaknya habis ia dan anaknya tinggal tunggu waktu untuk mati.   Melihat kondisi janda yang demikian, Elia meyakinkan janda tsb (perhatikan v13-14): spy jangan  kuatir, pulang, buat roti tetapi buatkan lebih dahulu sepotong roti bundar kecil utkku baru kemudian buat utkmu dan anakmu. Dlm keadaan demikian Elia juga menghibur janda ini spy percaya bhw sedikit tepung dan minyak yg dimiliki itu tdk akan berkurang sampai waktunya Tuhan memberikan hujan. Memberi dalam keadaan kurang itu bukan hal yg mudah, percaya dan taat dalam situasi yg sulit pun juga bukan hal yang mudah.
Setelah janda ini mendengar apa yg disampaikan Elia, ia percaya & taat melakukan seperti yang dikatakan Elia.  Bila melihat urutan dari kisah ini hanya percaya pada firman Tuhan itu tidak cukup  perlu tindakan nyata untuk membuktikan bahwa kita percaya.
Elia è mendengar firman Tuhan, bahwa Tuhan akan memberinya makan melalui seorang janda di Sarfat (Elia tdk kenal dgn janda tsb demikian juga dgn sebaliknya janda tsb tidak kenal dgn Elia, bahkan janda tsb belum percaya pd Tuhan). Kita lihat di sini Elia percaya dan taat pd yg Tuhan firmankan. Jika Elia hanya percaya saja bhw Tuhan akan memeliharanya melalui seoarng janda namun ia tidak melaksanakan firman Tuhan tentu ia tidak dapat merasakan pemeliharaan Tuhan. 
Demikian juga dengan seorang Janda, walaupun ia dalam keadaan kekurangan, sulit, sedih, kuatir namun ia taat dan percaya dengan firman Tuhan yg disampaikan  Elia. Dan terbukti ketika percaya dan taat, seorang janda merasakan apa yang Tuhan sampaikan melalui Elia itu benar dan dapat dibuktikan (sedikit tepung dan minyak tidak berkurang). Jika janda di Sarfat ini hanya percaya namun tanpa melaksanakan (taat) pada firman Tuhan tentu ia tidak dapat merasakan pemeliharaan Tuhan ketika dalam keadaan kekurangan. Percaya perlu disertai ketaatan. Percaya dan taat tidak dapat dipisahkan, namun mempunyai hubungan yang sangat erat. Ada seseorang yang Tuhan ijinkan dalam hidupnya hanya percaya pada Tuhan namun tidak punya kesempatan untuk taat melaksanakan perintah Tuhan (contoh penjahat yang  disalib di sebelah kanan Tuhan Yesus). Masih banyak orang percaya yang Tuhan beri kesempatan untuk taat karena masih hidup dalam dunia ini.   
Jika janda di Sarfat yang hidupnya miskin dapat membuktikan bahwa ia percaya dan taat. Yaitu dengan memberikan sepotong roti bundar pada  Elia, bagaimana dengan kita ?  Kita dapat memberikan waktu untuk Tuhan, persembahan untuk Tuhan, tenaga untuk Tuhan, mendoakan sesama yang sdh lama tidak  beribadah atau sedang ada pergumulan. Janganlah kita merasa cukup sudah percaya pada Tuhan Yesus, ingat Tuhan mau kita taat.
Sore ini firman Tuhan mengingatkan kita ketika masih punya kesempatan marilah kita bertekat untuk percaya dan taat pada firman Tuhan dalam keadaan apapun.  

(Ringkasan khotbah Minggu, 1 September 2013 oleh Ev. ANAM PENI ASIH)