Ringkasan khotbah 11 Mei 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

“PERLENGKAPAN ROHANI”  
Efesus 6:10-20

          Ini adalah bagian terakhir surat Paulus kepada Jemaat di Efesus. Setelah pada bagian-bagian sebelumnya disampaikan bahwa Gereja harus memiliki kesatuan hidup dalam kesucian, penuh kasih, bijaksana, senantiasa taat. Maka hal terakhir yang Paulus sampaikan adalah sekarang berjalanlah dalam kesiapan perang. Ketika Paulus menyatakan berjalan dalam perang, ia tidak menggunakan kata-kata ini di pasal-pasal sebelumnya. Terlihat dengan jelas bahwa Paulus ingin membereskan hal-hal internal lebih dahulu dalam Gereja.
Bagaimana caranya memenangkan peperangan rohani ?
1.    Paulus menyatakan bahwa hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasanya. Setan akan berusaha untuk membuat apa saja supaya kita dijatuhkan olehnya. Makah hal yang pertama adalah kita harus bersandar sepenuhnya kepada Allah Tritunggal. Seberapa banyak dari kita yang sadar ketika kita tidak dapat berbuat apa-apa dan kita tidak mampu ? Seluruh peperangan dalam Perjanjian Lama adalah peperangannya Tuhan. Peperangan Tuhan berarti setiap nabi, raja harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bersaandar kepada Tuhan. Sama dengan di sini, bersandarlah kepada Allah Tritunggal. Pada saat kita berkata saya mampu, disitu kejatuhan terjadi. Hal yang paling sederhana yang Tuhan bukakan kepada kita di dalam Yosus adalah ketika ia menggempur kota Yerikho dan Ai. Yerikho adalah kota yang besar dan tidak pernah terkalahkan, merupakan jajaran kota terkuat di Kanaan. Karena Tuhan memimpin dan Yosua bersedia mengikuti cara dan rencana Allah, bukan pada pikirannya sendiri, tetapi sungguh-sungguh sadar bahwa ia tidak mampu dengan kekuatannya sendiri, dan ketika diuruh putar-putar ia mau taat karena ini adlaah peperangan Tuhan. Maka seluruh Israel dapat mengalahkan Yerikho. Namun ketika di Ai, Yosua pikir ia telah memiliki pengalaman tidak perlu lagi bergantung pada firman Allah, tidak perlu lagi bertanya dan mencari wajah Allah untuk menggempur Ai, Ai artinya reruntuhan, tetapi menghadapi sesuatu yang demikian kecil, tentara Allah tidak pernah menang. Terhadap tantangan dan dosa sekecil apapun jangan pikir engkau dapat menang kecuali kita sepenuhnya bergantung pada Allah Tritunggal. 
2.    Ayat 11-18, maka Paulus menyatakan perlengkapan senjata Allah, bukan satu tetapi seluruh perlengkapan senjata Allah (ikat pinggang, baju jirah, ketopong, perisai dan pedang) dapat disimpulkan sebagai firman Allah. Jadi setiap anak-anak Tuhan harus mengandalkan firman Tuhan. Yesuspun ketika dicobai oleh setan, maka apa yang dilakukan oleh-Nya adalah Ia menyatakan firman Tuhan, Ia mengutip firman, Ia menyatakan prinsip-prinsip firman kepada Setan. Maka biarlah kita boleh memperdalam hidup kita dengan mengecap dan mengerti firman itu menjadi makanan setiap hari. Jika firman itu tidak kuat, kita hanya dapat bertahan tidak mungkin dapat maju berperang.

Mari kita hidup bergantung mutlak kepada Allah Tritunggal dan senantiasa rajin mentaati firman Tuhan. Percayalah bahwa hanya dengan hidup seperti demikian kita akan memperoleh kemenangan dalam peperangan rohani.   
(Ringkasan khotbah 11 Mei 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU)