Diingat Sebagai Pribadi Yang Rendah Hati
Luk 7:36-39; Mat 26:13
Ada satu pepatah yang berkata,
“gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia
mati meninggalkan nama”. Artinya adalah yang berharga/bernilai dari gajah
ketika mati adalah gadingnya. Demikian juga dengan harimau, kalau ia mati, yang
bernilai itu belangnya (pakaian dari kulit harimau mahal bukan?) Namun, kalau
manusia mati, yang berharga dari manusia itu bukan hartanya, kedudukannya,
keturunannya, tetapi nama baiknya yakni kelakuan, sifatnya dan kepribadiannya.
Kita akan belajar dari satu tokoh yang selalu dibaca, dikenang dan diingat
secara positif karena kepribadiannya
yang rendah hati dan cinta Tuhan.
Melayani dengan
Rendah Hati
Ketika perempuan ini mendengar bahwa Yesus ada di rumah orang Farisi, ia
pun datang ke rumah orang farisi itu untuk bertemu dengan Yesus. Sebenarnya,
bukan perkara yang mudah untuk datang ke rumah orang farisi dengan latar belakangnya
sebagai perempuan yang berdosa. Biasanya kalau perempuan berdosa berarti
seorang PELACUR. Ia tahu resikonya, ia akan ditolak, diolok-olok oleh orang
disekitarnya. Tetapi perempuan itu melepaskan harga dirinya. Ia merendahkan
dirinya dari semua cercaan orang banyak. Selain itu, Alkitab menceritakan
setelah bertemu dengan Tuhan Yesus, ia membasahi kaki Yesus dengan air matanya
dan menyekanya dengan rambutnya serta meminyakinya dengan minyak wangi.
Tindakan yang dilakukan perempuan ini diluar kebiasaan wanita-wanita Yahudi
pada masa itu. Di dalam budaya Yahudi, rambut seorang wanita tidak dibiarkan
terurai di tempat umum. Biasanya, hanya suaminya saja yang melihat rambut
wanita terurai. Jadi, kalau wanita Yahudi keluar rumah, maka mereka akan
menutupi rambutnya dengan kain atau seperti orang sedang mengenakan jilbab karena
bagi orang Yahudi rambut itu adalah symbol kehormatan.
Tetapi, perempuan ini justru melepaskan harga dirinya di hadapan Yesus dan
orang-orang yang hadir pada saat itu. Ia membiarkan rambutnya terurai. Dan
tidak hanya dibiarkan terurai, tetapi ia memakai rambutnya untuk menyeka kaki
Yesus. Inilah praktek kerendahaan hati yang ditunjukkan oleh wanita ini. Arti
rendah hati menurut Alkitab yaitu “orang yang miskin di hadapan Allah
dan menyadari kebutuhan mereka terhadap Allah”.Jadi, wanita ini adalah orang
yang rendah hati. Yang tidak menyombongkan dirinya baik di hadapan orang-orang
Farisi dan terutama di hadapan Tuhan Yesus.
Respon Yesus
Tuhan akan membela orang yang rendah
hati. Jemaat yang dikasihi Tuhan, seringkali kita salah melangkah di dalam hidup
ini. Ketika kita dihina, dicemooh, dituding-tuding kita kalap dan seperti orang
kebakaran jenggot. Dan yang lebih menyedihkan, kita memakai cara-cara dunia untuk menyelesaikannya. Kita akan
segera membalas dan cari dukungan orang lain untuk melampiaskan amarah kita.
Mari kita belajar dari wanita ini. Ia dipandang sinis dan dihina tetapi ia
tidak membalasnya. Justru, ia tetap setia untuk melayani Tuhan dengan terus
menangis dan menyeka kakinya. Coba kita perhatikan, saat ia tidak membalas,
justru Allah yang berperkara baginya. Tuhan sendiri yang membelanya
(a) "Engkau bahkan tidak menyuruh orang membawakan air untuk membasuh
kaki-Ku saat Aku masuk, letih dan kotor karena perjalanan, dan air itu dapat
menyegarkan-Ku. Tetapi dia telah berbuat jauh lebih banyak: dia telah membasahi
kaki-Ku dengan air mata. air mata kasih penyesalan dan pengucapan syukur, air
mata duka-cita karena dosa, dan menyekanya dengan rambutnya, sebagat tanda
kasihnya yang besar kepada-Ku."
(b) "Engkau bahkan tidak mencium pipi-Ku" (ungkapan yang; lazim
untuk menyambut teman dengan sepenuh hati. "tetapi perempuan ini tiada
henti-hentinya rnencurm kaki-Ku (ayat 45), untuk mengungkapkan kasih dan
kerendahatian yang mendalam."
(c) "Engkau tidak menyediakan sedikit minyak, seperti yang biasa
dilakukan orang, untuk meminyaki kepalaku, tetapi ia telah mencurahkan sebotol
minyak wangi berharga ke kaki-Ku (ayat 46). Perbuatannya jauh melebihi
engkau."
2. Tuhan mengingatnya dan diingat oleh orang-orang percaya.
Ketika kita
meninggalkan dunia ini, siapakah kita akan diingat oleh Tuhan dan sesama kita
di dunia ini. FT mencatat bahwa perempuan berdosa ini akan selalu diingat
sebagai orang yang rela mengorbankan harga dirinya dan harta miliknya untuk
kemuliaan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Siapakah kita akan diingat. Sebagai
orang tua, sebagai anak. Apakah kita menjadi anak yang berbakti kepada orang
tua? Sebagai jemaat GKT Pos PI Bondowoso? Apakah kita akan diingat sebagai
jemaat yang acuh tidak acuh. Biang onar, suka gossip atau kita dikenal sebagai
orang yang melayani dengan rendah hati ?
Mari kita belajar seperti wanita ini. Ia
memiliki kepribadian yang rendah hati sehingga ia dibela Tuhan dan diingat oleh
Tuhan dan direkomendasikan oleh Tuhan untuk diingat oleh orang –orang
percaya. Sehingga, tatkala kita tidak ada lagi di dunia ini, kita pun dikenang
sebagai pribadi-pribadi yang rendah hati, yang mencintai Tuhan dan menjadi
berkat bagi sesama kita.
Ringkasan khotbah Minggu, 15 Maret 2015 oleh Lz.
HERMAN NAPITUPULU