Ringkasan khotbah Minggu, 12 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Gunakan kesempatan dengan baik 
Matius 25:12-30
Ada 3 macam orang dalam melihat kesempatan :
1.    Orang yg lemah – menunggu kesempatan. Ia akan menunggu sampai kesempatan dtg. Bila kesempatan yg di tunggu2x belum dtg, ia akan berpikir – ini memang nasibku
2.    Orang yg kuat – menciptakan kesempatan. Bila kesempatan blm dtg ia akan menggunakan berbagai macam cara, kreatifitas u/ menciptakan kesempatan datang padanya.
3.    Orang yg bijaksana – menggunakan kesempatan yg ada krn kesempatan belum tentu datang dua kali. 
Dalam perikop yg kita baca kita dpt melihat ada seorang yg akan pergi melakukan perjalanan dan memberikan kesempatan pada 3 orang hambanya dgn mempercayakan talenta. Talenta dipercayakan berbeda (5,2 dan 1 talenta). Mengapa beda ? Sepertinya majikan tidak adil ? Majikan yg mempercayakan talenta ini mengenal siapa hamba2xnya. Ia memberikan menurut kesanggupannya (v15). Tentu sang majikan dlm memberikan kesempatan pd hamba2xnya menginginkan spy mrk dpt menggunakan kesempatan dgn baik. Majikan ini juga tdk memberitahu berapa lama pergi dan kapan akan kembali. Yg jelas di sini dikatakan bhw majikan ini kembali u/ mengadakan perhitungan dgn hamba2xnya. 
Hamba pertama dan kedua (V16-17)
Setelah mrk masing menerima talenta langsung pergi (segera pergilah v16) utk menjalankan atau mengembangkan talenta itu. Dan mendapatkan laba. Hamba yg pertama mendapatkan laba 5 talenta, hamba ke ke dua mendapatkan laba 2 talenta. Mrk mendapat keuntungan 100%. Pada waktu majikan mereka dtg, ia membuat perhitungan. Hamba yg pertama dank e dua sama-sama membawa talenta yg dipercayakan kpd mrk.
·         Hamba pertama membawa 10 talenta
·         Hamba ke dua membawa 4 talenta
Apa respon tuan mereka ?
Majikan ini bersukacita, setelah melihat apa yg dikerjakan hamba2xnya ia mengatakan hai hambaku yang baik dan setia artinya : mereka setia menggunakan kesempatan dan kepercayaan yg diberikan. Majikan ini menganggap mereka setia dlm perkara kecil  dan ia akan memberikan tanggung jawab yang besar, perkara2x yg besar bahkan mrk diundang Majikannya utk bersukacita bersama. Hamba pertama dan yg ke dua dpt menggunakan kesempatan dgn baik. Apakah yg membuat mrk dpt menggunakan kesempatan dgn baik ?
1.    MENGENAL bahwa tuannya/majikannya BAIK  
2.    BERTANGGUNG JAWAB dengan yg dipercayakan
3.    SETIA menggunakan kesempatan yang di berikan Tuhan 
 Tanggung jawab mrk tdk sama, namun mrk sama2 setia dan menerima upah yg sama, majikan mengatakan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yg baik dan setia” masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan (sukacita) tuanmu. Kebaikan dan kesetiaan hamba2x ini sdh teruji bahkan sdh lulus ujian. Dgn demikan hamba2x ini layak menerima upah yaitu kebahagiaan yg sdh disiapkan. Ketika kita bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah mengenal Majikan/Tuhan kita itu baik, sudah bertanggungjawab, sudah setia menggunakan kepercayaan dan kesempatan yg Tuhan berikan dengan baik ?
Marilah kita menggunakan kesempatan dgn baik dlm pelayanan, bekerja maupun yg lain SETIA menggunakan kesempatan yg di berikan Tuhan.Kesempatan tdk selalu ada, namun marilah kita gunakan kesempatan yg ada dgn bijakana bukan menunggu kesempatan. Ringkasan khotbah Minggu, 12 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu 5 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

 Dasar & Bangunan 
1 Korintus 3:10-15

Setiap orang jika ingin membangun rumah tentu akan memilih bahan-bahan yang bagus, membangun dasar/fondasi yg kuat ketika ada angin besar, banjir, gempa bumi dsb.
Dalam bebarapa ayat yg sdh kita baca ini, kita melihat jemaat di Korintus digambarkan oleh Paulus sebagai bangunan.  Bangunan itu harus diperhatikan mulai dari fondasi/dasar dan  bangunan diatasnya.
1.    APAKAH DASAR BANGUNAN ITU ?
Dasar bangunan itu adalah YESUS KRISTUS  (v11) Jika kita memperhatikan ayat 10 ditulis bhw sesuai dgn kasih karunia Allah yg dianugerahkan kepadaku  aku sebagai seorang ahli bangunan yg cakap telah meletakkan dasar dan orang lain membangun terus diatasnya. BIS yg di kasihi Tuhan, kalimat ini bukan berarti Paulus sombong mengatakan sbg ahli bangunan yg cakap telah meletakkan dasar (memberitakan Firman Tuhan shg orang2x Korintus percaya Tuhan Yesus). Perlu melihat kalimat yg awal, di katakan sesuai dgn kasih karunia Allah yg dianugerahkan kpdku, artinya tdk sedikit pun kesombongan dlm diri Paulus, ia menyadari krn kemurahan hati Allah, krn Allah yg memampukan Paulus  utk meletakkan dasar bangunan yg penting yaitu dasar bangunan rohani pd orang2x di Korintus. Paulus sdh meletakkan pondasi rohani satu2xnya itu yaitu Yesus Kristus, fondasi yg kekal selama-lamanya, fondasi yg kuat. Membangun fondasi rohani yg kuat itu sangat penting bagi orang percaya.
Namun  itu belum cukup, perlu ada orang lain yg membangun terus diatasnya bahkan tiap2x orang harus memperhatikan bgm ia harus membangun di atasnya.
Aplikasi : Fondasi rohani seseorang spy kuat itu tdk akan terjadi dengan sendirinya, namun membutuhkan orang lain dan usaha dari pribadi yg bersangkutan. Tdk dapat hanya dari bantuan orang lain (misalnya mendengarkan FT 1 kali saja dlm 1 minggu) atau merasa cukup membaca Alkitab di rumah, merasa tdk perlu beribadah krn membaca Alkitab di rumah sama saja). Membaca Alkitab itu penting, bersekutu, beribadah bersama dgn saudara seiman juga penting. Dengan demikian maka fondasi rohani menjadi kuat.
2.    BANGUNAN DI ATAS FONDASI
Di sini Paulus mengumpamakan bhw ada yg membangun diatas dasar atau fondasi  dengan memakai emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami (v12). Apabila di kelompokkan ada 2 katagori.
1.    Bahan yang tahan terhadap api : emas, perak dan batu permata.
2.    Bahan yang mudah terbakar oleh api : kayu, rumput kering atau jerami
Perlu di pahami apapun yg digunakan tiap2x orang u/ membangun akan diuji (v13) Jika tahan uji akan mendapat upah (v14). Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, ttpi spt dari dlm api (v.15)
BIS yg di kasihi Tuhan, apa yg dapat dipelajari jika di kaitkan dgn kehidupan rohani yg kita bangun ?
1.    Kerohanian kita akan mendapat ujian dari Tuhan sesuai dengan caranya. Apakah rohani kita tahan uji atau kita tdk bertahan sehingga meninggalkan Tuhan
2.    Bagi yg tahan uji Tuhan menyediakan upah.
Konklusi :
Tentu BIS sdh mempunyai fondasi rohani yaitu Yesus Kristus, mari kita bangun yg diatas fondasi tsb dgn kebenaran firman Tuhan shg ketika menghadapi ujian dlm hidup yg dpt dtg secara tiba2x. Iman kita tetap kuat dan pada waktu kita akan menerima upah yg Tuhan janjikan dan siapkan bagi setiap orang percaya. 
Tuhan dpt memakai  orang2 yg dekat dgn kita u/ menguji kerohanian kita mungkin mellaui suami atau isteri atau anak atau saudara atau rekan kerja
Tuhan juga dapat menguji kerohanian yg kita bangun melalui pekerjaan, melalui kesehatan dan sebagainya . Mari kita terus membangun kerohanian kita melalui ibadah, persekutuan, PA saat teduh dsb shg kita dpt bertahan dlm iman di situasi apapun.
Ringkasan khotbah Minggu 5 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu 28-09-2014 oleh Pdt. TIMOTIUS

Berjalan di jalan Tuhan
 1 Raja-raja 17:7-16
Kemarau panjang yang berlangsung hingga 3 tahun di Tanah Israel pada waktu itu telah menyebabkan bala kelaparan yang luar biasa. Bagi orang kaya mungkin masih memiliki beberapa karung gandum dan beberapa buli-buli minyak, tapi bagi seorang janda di Sarfat yang dikisahkan di bagian Alkitab ini, ia tinggal memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli yang hanya cukup untuk membuat 2 potong roti untuk bisa bertahan hidup hari itu bersama dengan anaknya. Jalan yang terbentang  di hadapan janda Sarfat itu hanya satu, yaitu tengah berjalan mencari kayu untuk membuat roti, setelah itu dia beserta anaknya akan memakannya dan kemudian mereka akan mati karena sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan. Kadangkala kita pun mengalami hal seperti itu, entah menyangkut kesehatan kita, harta kita atau kehidupan kita di dunia ini, dimana kita merasa apa yang kita miliki begitu sedikit bagaikan "tepung" yang hanya segenggam dan "minyak" yang tinggal setetes. Jalan kehidupan kita di dunia ini seringkali diliputi oleh berbagai macam keputusasaan ketika "yang kita miliki" tinggal "segenggam" dan "setetes" saja. Kalau janda tersebut tengah berjalan untuk mencari kayu, kita pun kerap kali tengah berada di jalan yang sama. Barangkali kita sedang hidup dalam "kebohongan" atau kita sedang menjalani kehidupan yang penuh dengan dosa entah itu berjudi, mabuk-mabukan, merokok karena kita tengah berada dalam keputusasaan.
Dalam situasi yang sangat pelik pada waktu itu hadirlah Nabi Elia untuk menunjukkan jalan Tuhan yang penuh dengan pengharapan, yang penuh dengan berkat yang berkelimpahan. Nabi Elia menjanjikan bahwa tepung dalam tempayan milik si janda itu tidak akan berkurang, minyak yang ada di dalam buli-buli tidak akan habis sampai berakhirnya musim kemarau yang panjang itu. Itulah jalan yang Elia tunjukkan kepada janda ini, tentu saja ada sesuatu yang harus dibuat oleh janda ini untuk mengalami berkat dan kelimpahan yang Tuhan janjikan. Janda itu harus terlebih dulu membuat sepotong roti untuk Elia karena itu yang Tuhan kehendaki untuk melihat iman dan ketaatan janda itu kepada Firman Tuhan. Bersyukur sekali janda tersebut rela mempertaruhkan apa yang dia miliki untuk mengikuti jalan Tuhan yang Elia tunjukkan kepadanya.
1. Ia rela melangkah dengan "iman", membuat sepotong roti terlebih dahulu untuk Elia di tengah kegalauan hidupnya karena ia percaya apa yang dikatakan oleh Elia itu adalah Firman Allah yang sungguh dan benar. Bersediakah kita di tengah kegalauan hidup, keputusasaan, kita tidak melangkah berdasarkan pikiran dan jalan kita sendiri tetapi kita melangkah dengan iman bahwa Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan pergumulan anak-anakNya. Bersediakah kita meninggalkan jalan kehidupan kita yang penuh dosa dan melangkah dalam ketaatan kepada Firman Tuhan sehingga kitapun akan mengalami mujizat dalam kehidupan kita bahwa tepung yang hanya segenggam dan minyak yang hanya sedikit dalam buli-buli dengan berkat Tuhan akan dapat memenuhi kebutuhan hidup kita tanpa kita harus menempuh jalan pintas yang sebenarnya merupakan jalan iblis.

2.  Ia rela mengutamakan Tuhan lebih daripada dirinya sendiri. Ia bersedia mempersembahkan apa yang menjadi miliknya pertama-tama untuk Tuhan dan demi kemuliaanNya. Hal ini juga pernah dikatakan Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:33 "carilah.. artinya utamakanlah kehendak Allah, maka sekaliannya yang kamu butuhkan dalam hidup ini akan ditambahkanNya kepadamu". Jalan yang seringkali kita tempuh ada kalanya jalan yang begitu egois dimana kita hanya memikirkan kepentingan diri kita, melupakan kehendak Tuhan yang mulia itu. Melalui janda ini kita diajak untuk mengutamakan lebih dahulu kerajaanNya dan kehendakNya maka kita akan mengalami jalan yang penuh berkat. Apa yang Tuhan janjikan benar-benar janda itu alami. Tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tiap hari dipakai membuat roti tapi tiap kali tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak pernah berkurang. Itu juga yang pasti akan kita alami kalau kita dalam menjalani kehidupan ini benar-benar mau mengutamakan Tuhan. Bahkan ketika tepung tinggal sedikit dan minyak tinggal beberapa tetes saja artinya ketika kita dalam kesempitan keuangan misalnya, kita rela memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan seperti persembahan persepuluhan, kita juga akan mengalami apa yang Tuhan janjikan dalam Maleachi 3:10 bahwa Allah akan mencurahkan berkatNya yang luar biasa di dalam kehidupan kita. Dalam minimnya kesehatan yang kita miliki ketika kita rela mengutamakan kehendakNya terus berjalan di jalan Tuhan melayani Dia, Dia pun akan menambahkan kekuatan yang baru kepada kita. Ringkasan khotbah Minggu 28-09-2014 oleh Pdt. TIMOTIUS I

Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU (dari GKT Jember)

Melayani Tuhan – Yosua 24:14-15

Dipanggil Untuk Melayani

            Salah satu riset pertumbuhan gereja mengatakan “jika gereja mau bertumbuh, maka 60% dari jumlah keseluruhan anggotanya harus terlibat aktif dalam pelayanan”. Dari teks yang baru kita baca ini, kita dapat mengetahui bahwa Tuhan tidak menghendaki gereja-Nya untuk melayani hanya 60% saja. Tetapi, Ia menghendaki 100%. Artinya, Ia mau seluruh anak Tuhan aktif melayani-Nya. Dari 2 ayat yang kita baca yaitu 14 dan 15 ini sebanyak 7 kali diulang kata “beribadah”. 7 kali pengulangan berarti memiliki makna yang sangat penting. Mungkin kalau kita baca secara sekilas dalam terjemahaan Indonesia, kita akan mengartikannya bahwa Tuhan menuntut seisi keluarga kita untuk beribadah kepada-Nya. makna dari kata ‘beribadah’ ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘beribadah’. kata “beribadah” dalam bahasa Ibrani yaitu “Abodah” artinya melayani. Bahasa Ibrani itu serumpun (memiliki kesamaan) dengan bahasa Arab. Kita sering mendengar kata “abdullah atau abdillah”. Abdullah atau Abdillah itu terdiri dari 2 suku kata, yaitu abdi dan allah. Abdi itu = pelayan. Artinya pelayan Allah. Abodah atau abdi itu sama artinya yakni pelayan, hamba.
            Jadi, Yosua ingin mengatakan hai seluruh umat Israel, LAYANILAH Tuhan. Kalian adalah abodah-abodah atau abdi-abdi Tuhan. Atau bahasa kerennya sekarang ini, engkau adalah hamba-hamba Tuhan. Jadi hamba Tuhan itu bukan saya saja, lz Peni saja. Tetapi semua anak Tuhan adalah abodah-Nya Tuhan, hamba Tuhan. Tuhan menuntut seisi keluarga kita bukan hanya sekedar beribadah tetapi jauh dari itu Tuhan menuntut seisi keluarga kita menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan.

Alasan melayani Tuhan
Ada banyak alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan. Ada yang salah memahami konsep tentang pelayanan. Menganggap pelayanan itu sifatnya pilihan, jadi bisa iya dan bisa tidak. Melayani Tuhan itu hukumnya wajib bukan sunnah. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan maka seumur hidup kita harus melayani Tuhan.
Ada juga karena motivasi yang salah. Ia berpikir ketika ia melayani Tuhan maka ia akan mendapatkan apapun yang diinginkan hatinya. Ia akan dijauhkan dari persoalan-persoalan hidup. Ilustrasi: suatu ketika seorang pria paruh baya datang kepada seorang HT. ia berkata mulai sekarang saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen. Setelah saya menjadi orang Kristen, usahaku mundur, anak-anakku sakit-sakitan, sering ditipu oleh rekan bisnis. Konsep orang ini keliru. Ia berpikir ketika ia menjadi orang Kristen, melayani Tuhan maka hidupnya akan nyaman. Artinya jika ia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan maka ia akan mendapatkan sesuatu juga dari Tuhan. Jadi, alasan ia menjadi Kristen karena ia akan mendapatkan sesuatu.
Perhatikan Alkitab baik-baik. Tuhan menginginkan umat Israel menjadi hambanya. Menjadi pelayannya bukan lagi agar orang Israel mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Justru sebaliknya, karena orang Israel sudah mendapatkan sesuatu dari Tuhan, sudah diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan menuntut mereka untuk mengucap syukur dengan melayani Tuhan. Apa yang dikatakan yosua pasal 24: yosua mengumpulkan tua-tua, para hakim dan pengatur pasukann: (a) Tuhan telah memberkati Abraham, Ishak dan Yakub dengan memberikan Kanaan  (b )Melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dengan mengutus Musa dan Harun (c) Menyeberangi laut Teberau, memberikan manna dan tiang api dan tiang awan(d) Memberikan kekuatan untuk menumpas bangsa-bangsa yang ada di Kanaan
(e) Memberikan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Perhatikan baik-baik. Allah terlebih dahulu berkarya bagi umat Israel dengan memberikan pertolongan dan pemeliharaan. Selanjutnya, Allah menginginkan umat-Nya untuk bersyukur dengan melayani-Nya. Jadi, kita melayani karena Allah telah memberkati kita bukan kita melayani agar Allah memberkati kita.
Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
(dari GKT Jember) i ges � - y 8k� �� elayani hanya 60% saja. Tetapi, Ia menghendaki 100%. Artinya, Ia mau seluruh anak Tuhan aktif melayani-Nya. Dari 2 ayat yang kita baca yaitu 14 dan 15 ini sebanyak 7 kali diulang kata “beribadah”. 7 kali pengulangan berarti memiliki makna yang sangat penting. Mungkin kalau kita baca secara sekilas dalam terjemahaan Indonesia, kita akan mengartikannya bahwa Tuhan menuntut seisi keluarga kita untuk beribadah kepada-Nya. makna dari kata ‘beribadah’ ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘beribadah’. kata “beribadah” dalam bahasa Ibrani yaitu “Abodah” artinya melayani. Bahasa Ibrani itu serumpun (memiliki kesamaan) dengan bahasa Arab. Kita sering mendengar kata “abdullah atau abdillah”. Abdullah atau Abdillah itu terdiri dari 2 suku kata, yaitu abdi dan allah. Abdi itu = pelayan. Artinya pelayan Allah. Abodah atau abdi itu sama artinya yakni pelayan, hamba.
            Jadi, Yosua ingin mengatakan hai seluruh umat Israel, LAYANILAH Tuhan. Kalian adalah abodah-abodah atau abdi-abdi Tuhan. Atau bahasa kerennya sekarang ini, engkau adalah hamba-hamba Tuhan. Jadi hamba Tuhan itu bukan saya saja, lz Peni saja. Tetapi semua anak Tuhan adalah abodah-Nya Tuhan, hamba Tuhan. Tuhan menuntut seisi keluarga kita bukan hanya sekedar beribadah tetapi jauh dari itu Tuhan menuntut seisi keluarga kita menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan.

Alasan melayani Tuhan
Ada banyak alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan. Ada yang salah memahami konsep tentang pelayanan. Menganggap pelayanan itu sifatnya pilihan, jadi bisa iya dan bisa tidak. Melayani Tuhan itu hukumnya wajib bukan sunnah. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan maka seumur hidup kita harus melayani Tuhan.
Ada juga karena motivasi yang salah. Ia berpikir ketika ia melayani Tuhan maka ia akan mendapatkan apapun yang diinginkan hatinya. Ia akan dijauhkan dari persoalan-persoalan hidup. Ilustrasi: suatu ketika seorang pria paruh baya datang kepada seorang HT. ia berkata mulai sekarang saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen. Setelah saya menjadi orang Kristen, usahaku mundur, anak-anakku sakit-sakitan, sering ditipu oleh rekan bisnis. Konsep orang ini keliru. Ia berpikir ketika ia menjadi orang Kristen, melayani Tuhan maka hidupnya akan nyaman. Artinya jika ia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan maka ia akan mendapatkan sesuatu juga dari Tuhan. Jadi, alasan ia menjadi Kristen karena ia akan mendapatkan sesuatu.
Perhatikan Alkitab baik-baik. Tuhan menginginkan umat Israel menjadi hambanya. Menjadi pelayannya bukan lagi agar orang Israel mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Justru sebaliknya, karena orang Israel sudah mendapatkan sesuatu dari Tuhan, sudah diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan menuntut mereka untuk mengucap syukur dengan melayani Tuhan. Apa yang dikatakan yosua pasal 24: yosua mengumpulkan tua-tua, para hakim dan pengatur pasukann: (a) Tuhan telah memberkati Abraham, Ishak dan Yakub dengan memberikan Kanaan  (b )Melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dengan mengutus Musa dan Harun (c) Menyeberangi laut Teberau, memberikan manna dan tiang api dan tiang awan(d) Memberikan kekuatan untuk menumpas bangsa-bangsa yang ada di Kanaan
(e) Memberikan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Perhatikan baik-baik. Allah terlebih dahulu berkarya bagi umat Israel dengan memberikan pertolongan dan pemeliharaan. Selanjutnya, Allah menginginkan umat-Nya untuk bersyukur dengan melayani-Nya. Jadi, kita melayani karena Allah telah memberkati kita bukan kita melayani agar Allah memberkati kita.
Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
(dari GKT Jember)