Ringkasan khotbah Minggu, 16 Nopember 2014 oleh Ev. YUHENIE LUKARDI

IMAN DALAM  KEHIDUPAN  
Roma 1:16-17

Bagaimana anak-anak Tuhan hidup dalam iman ? Ada 4 hal yang dapat membantu supaya dapat hidup dalam iman.
1.    TERBUKA PADA FIRMAN TUHAN
Tuhan mengaruniakan Alkitab kepada orang percaya. Ia menyapa, memberitahukan segala rencana yang baik untuk kehidupan orang percaya. Intisari berita Alkitab Allah mengasihi manusia. Paulus berkata Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Setiap harinya Tuhan menginspirasi orang percaya supaya hidup member arti bagi dunia, dirinya, sesamanya dan lingkungannya.
2.    MENJADIKAN PENGHARAPAN SEBAGAI MILIK
Semua orang tidak terkecuali yang percaya Tuhan Yesus mengalami pergumulan dan penderitaan. Yang membedakan adalah ada pengharapan bagi orang percaya. Keselamatan sudah dan akan diberikan Tuhan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah” (Efesus 2:8). Setiap orang percaya terpanggil untuk menjadikan pengharapan sebagai milik yang menopang kehidupannya.
3.    TINGGAL DALAM PENGHARAPAN
Menjadi orang percaya itu tidak sendirian. Tuhan mempersekutukan orang percaya dengan saudara-saudara seiman. Penting bagi orang percaya selalu berada dalam persekutuan. Kemungkinan untuk jatuh dalam dosa selalu ada tetapi ditengah-tengah persekutuan dengan saudara seiman, orang percaya mengalami ketersalingan (memperhatikan, membagi, menolong, menghibur, menasihati dan sebagainya). Itu merupakan satu keindahan dan berkat yang dapat di lihat dan dirasakan oleh orang-orang di sekitar. Tuhan Yesus berkata,
“Aku memberikan perintah yang baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-Ku (Yohanes 13:34-35).
4.    HIDUP DALAM IMAN
Paulus juga berkata, keselamatan bertolak pada bertolak dari iman dan memimpin pada iman. Hal ini menunjukkan adanya proses yang berkesinambungan dari hidup orang percaya yang bersinambungan. Tuhan memelihara iman yang sudah dikaruniakan pada orang percaya. Berbagai cara Ia melakukan-Nya. Orang percaya terpanggil untuk mengusahakan agar kehidupan imannya selalu seiring dan sejalan dengan rencana Tuhan. Dalam proses selalu ada naik turun. Orang percaya harus menjaga sedemikian rupa agar imannya tidak menjadi tawar.   

Ringkasan khotbah Minggu, 16 Nopember 2014 oleh Ev. YUHENIE LUKARDI

Ringkasan khotbah Minggu, 9 Nopember 2014 oleh Pdt. DANI KASTANTO

IBADAH dan KEHIDUPAN  
Keluran 32:1-9


            Gampang sekali orang memisahkan antara yang rohani dan jasmani, sacral dan sekuler. Kalau hari Minggu itu sacral, harus lemah lembut, marahpun dengan hati hati, mendengartkan lagu rohani. Tapi hari biasa ga apa kalau bertengkar, protes , demo, marah, putar lagu pop, dan sejenak melupakan Tuhan tapi serius dlam memikirkan uang dan kenikmatan.
            Ibadah dari kata Abodah yang berarti melayani juga bekerja, yang dilakukan oleh Ebed yaitu pekerja budak atau jongos. Budak itu melayani tuannya dan itu adalah pekerjaannya. Tiap hari bahkan tiap saat budak itu melayani atau bekerja bagi tuannya. Jadi sebenarnya tiap hari haruslah rohani dan sacral bagi setiap orang Kristen. Allah menyertai berarti Allah setiap saat ada disamping orang percaya dan tentunya jangan sampai orang yang dicintainya melukai hatiNya.
            Di bacaan kita tampak umat pilihan Tuhan yaitu bangsa Israel, didepan mata Allah mereka menyembah berhala. Penyembahan kepada lembu emas sebenarnya adalah penyembahan kepada kesuburan dan kesuksesan materi. Jadi mereka bukan menyembah Tuhan sang pemberi berkat, tetapi merekqa menyembah berkatNya. Orang Kristen juga sering terperosok kedalam kasus yang mirip. Disertai Tuhan dan dipercaya mempunyai anak, tetapi justru memberhalakan anaknya dan melupakan Tuhan. Demikian juga orang yang mendewakan pekerjaannya. Kalau kita termasuk disini, mari kita bertobat.
            Apakah orang Israel murtad. Ya karena mereka menyembah sesuatu yang lain dan diidentikkan dengan Allah . Orang Kristen apa bisa murtad? 1 Yoh 10:28, Roma 8:39 menyatakan bila seseorang sudah dipegang oleh Kristus maka pasti tak akan terlepas. Orang percaya yang sungguh dan sudah dipegang oleh Kristus ya pasti tak akan murtad. Kita? Apakah kita udah dipegang oleh Kristus? Kalau belum bertobatlah.

Ringkasan khotbah Minggu, 9 Nopember 2014 oleh Pdt. DANI KASTANTO

Ringkasan khotbah Minggu, 2 Nopember 2014 Ev. ANAM PENI ASIH

HIDUP MEMULIAKAN TUHAN – KPR 4:13-22; Yesaya 43:7

Sesuatu yg wajar sbg anak2 Tuhan jika kita memuliankan Tuhan dlm kehidupan se-hari2. Krn pd dasarnya Tuhan menciptakan manusia bkn spy berbuat semaunya sendiri melainkan spy manusia memuliakan Tuhan yg menciptakan-Nya.  Tujuan memuliakan  Tuhan bkn spy mendapat pujian manusia, ttp sbg wujud kita melaksanakan perintah-Nya.
Dalamm perikop ini, kita melihat imam2, kepala pengawal Bait Allah dan orang2 Saduki KPR 4:1-2) mereka  tidak senang, marah pd  Petrus dan Yohanes. Apa yg membuat mrk marah ?
1.    Tuhan memakai Petrus u/ menyembuhkan seorang laki2 yg lumpuh sejak lahir,  usianya sdh lebih 40 thn, yg waktu itu diletakkan di dekat pintu Gerbang Bait Allah. 
2.    Petrus dan Yohanes memberitakan bhw dlm Yesus ada kebangkitan diantara org mati (kebangkitan setelah kematian) KPR 4:2
3.    Petrus memberitahukan bhw keselamatan hanya ada di dalam Yesus – di bawah kolong langit tdk ada nama lain yg diberikan kpd manusia yg olehnya manusia dpt diselamatkan (KPR 4:12) 
Para imam, orang2 Saduki dan pengawal Bait Allah ini bukan hanya marah pada Petrus dan Yohanes  tetapi juga melarang spy mrk tdk berbicara atau mengajar dlm nama Yesus. Walaupun dilarang, Petrus dan Yohanes mengatakan silahkan kalian putuskan mana yg benar taat pd kalian atau pd Allah. Sebab tdk mungkin bagi kami utk tdk berbicara mengenai yg kami lihat dan dengar (v.19-20) Di sini Petrus dan Yohanes tetap lebih memilih taat pada Tuhan dari pada taat pd manusia. Dlm bagian ini ada yg menarik akhirnya imam2, pengawal Bait Allah dan orang Saduki tdk menemukan kesalahan dlm diri Petrus dan Yohanes, akhirnya mrk dilepaskan dari tahanan, tdk memberikan hukuman krn takut pd orang banyak yang MEMULIAKAN ALLAH.  Apa Artinya memuliakan?  Dlm kamus Bahasa Yunani DOKSAZO : MENGHORMATI. Bagaimana memuliakan atau MENGHORMATI  Tuhan dlm kehidupan se-hari2 ?
MELAKSNAKAN PERINTAH TUHAN
Jika kita memperhatikan Petrus dan Yohanes, mrk mau memberitakan tentang siapa Yesus yg akan bangkit dan Yesus sbg Juru selamat manusia itu krn mrk melaksanakan perintah Tuhan. Mrk bersedia menerima resiko di tahan/dipenjara, diancam dan tetap memberitakan kabar baik krn mrk melaksanakan perintah Tuhan. Perintah Tuhan itu ditujukan utk semua orang percaya bkn hanya utk Petrus dan Yohanes. Jika demikian apakah kita semua harus menceritakan tentang Yesus spt Petrus dan Yohanes ? Ia,  Memberitakan atau menceritakan bukan hanya melalui perkataan ttp juga dpt kita sampaikan melalui perbuatan.
Contoh melaksnakan perintah Tuhan dan memuliakan Tuhan :
*) Kita beribadah kpd Tuhan, *) Kita melayani sesama yg membutuhkan bantuan
*) Kita melayani dgn tanggung jawab, bukan krn terpaksa. *) Kita memberikan persembahan dgn sukacita bkn krn terpaksa. *) Kita memaafkan kesalahan sesama. *) Menjadi anak Tuhan yg rendah hati, menghargai sesama. *) Bekerja dgn jujur dan tanggung jawab dsb  
Mengapa memuliakan atau menghormati Tuhan dlm kehidupan se-hari2 ?
1 . Karena melihat PERTOLONGAN Tuhan. Dlm kasus ini,  orang banyak di sini melihat bagaimana Tuhan memakai Petrus menyembuhkan seorang laki2x yg  lumpuh sejak lahir, yg usianya sdh lebih dari 40 thn. Orang banyak ini memang tdk mengalami secara langsung mujizat itu, ttp mrk  memuliakan atau menghormati Tuhan. tdk mengalami sendiri, istilahnya tdk mengalami mujizat sendiri. Tetapi mrk memuliakan dan menghormati Tuhan.   
Tentu kita semua yg hadir pd sore hari ini semua sdh mengalami pertolongan Tuhan, mungkin berkaitan dgn kesehatan, pekerjaan, keluarga, pelayanan dsb. Dgn demikian sesuatu yg wajar dan lumrah kita memuliakan atau menghormati Tuhan kita.
Ringkasan khotbah Minggu, 2 Nopember 2014 Ev. ANAM PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu, 26 Oktober 2014 oleh Ev. GUMULYA DJUHARTO

REVOLUSI MENTAL 
YEHEZKIEL 18:31-32
Revolusi Mental! Ini slogan yang sering diucapkan Presiden Jokowi saa
t Pilpres lalu dan itu pula yang ingin diwujudkannya bagi Indonesia yang lebih baik. Slogan ini sempat menjadi pertanyaan dari lawan politiknya karena anggapan bahwa “revolusi” itu selalu berkaitan dengan sesuatu yang berdarah-darah, yang menimbulkan friksi dengan orang-orang sekitarnya. Sebenarnya tidak selalu demikian. Revolusi itu intinya menyangkut sesuatu yang seharusnya dikerjakan dengan segera, tidak berlambat-lambat, demi perubahan yang diharapkan, yang segera terwujud. Demikian pula dengan kehidupan rohani. Ada unsur kesegeraan perubahan paradigma dan hidup, yang seharusnya terjadi dalam hidup orang percaya.  Mengapa perlu segera? Karena fakta bahwa natur alami manusia yang merasa sayang untuk meninggalkan tabiat2 lama yang sekilas memberikan kesenangan tetapi efek panjangnya sungguh membawa kerugian bahkan kehancuran permanen.
Demi terjadinya revolusi mental dan rohani, orang percaya perlu membuang kebiasaan yang berdosa. Dalam konteks kehidupan rohani dan perjuangan melawan dosa, orang percaya bisa jadi harus “berdarah-darah” demi terjadinya perubahan. Yang dimaksud “berdarah-darah” pasti bukanlah secara fisik, tetapi perlu ada pengorbanan demi tercapainya perubahan itu. Ada kesaksian dari seorang rekan yang memiliki kebiasaan merokok bak “kereta api” yang tiada henti, yang telah menemani hidupnya selama ± 45 tahun. Akhirnya, dia bertekad untuk melepaskan diri dari kebiasaan buruk itu. Apa yang terjadi? Di hari2 pertama lepas dari kebiasaan merokok, dia merasakan tubuhnya persis seperti pecandu narkoba yang tidak mengisap narkoba lagi: sakau! Badan menggigil dan berkeringat. Tetapi dia rela berkorban demi hidup yang lebih baik. Tentunya ada pertolongan Tuhan di dalamnya. Saya secara pribadi bisa melihat sukacita besar di wajahnya pada waktu dia menceritakan pengalaman hidupnya itu. Bahkan dia menghitung dan memasukkan uang yang biasa digunakan untuk membeli rokok, dan satu bulan itu kira2 600-700 dolar AS!
Demi terjadinya revolusi mental dan rohani, orang percaya perlu hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.  Kata yang dipakai oleh LAI adalah “durhaka.” Itu seperti seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya padahal sejak kecil sudah dididik dan dipelihara oleh orang tuanya. Ini pas dengan gambaran orang Israel seperti seorang anak yang dulu dilatih berjalan oleh Tuhanm namun setelah dewasa tidak mengindahkan Tuhan sama sekali (lihat misalnya Hosea 11:1-3). Layakkah orang yang telah diselamatkan Tuhan mencoba2 hidup dalam dosa lagi? Tidak. Kalau kita mungkin pernah tergiur untuk hidup dalam dosa karena melihat orang2 berdosa kok sepertinya hidupnya aman2 saja, tenang2 saja, tidak ada hukuman Tuhan, dst, marilah kita berkomitmen ulang untuk tidak mengkhianati Tuhan yang telah menyelamatkan kita! Kalau kita adalah anak Tuhan yang sempat tersandung dan jatuh dalam dosa, marilah kita cepat bertobat sebelum keadaan rohani kita tambah parah dan memburuk! 
Demi terjadinya revolusi rohani, orang percaya perlu mengalami perubahan dari dalam ke luar.  Dunia sibuk mendekorasi hal2 di luar supaya kelihatan cantik dan indah. Bukankah itu juga tabiat pejabat2 pemerintah? Kalau dikunjungi tokoh penting atau nasional, jalan langsung diperbaiki, tembok di cat rapi, supaya tidak malu dan dibilang tidak profesional. Tetapi apakah ukuran seseorang disebut professional? Apakah saat orang melihat dan memperhatikannya? Tidak! Seorang bertindak profesional karena dia telah terbiasa melakukan kegiatan2 yang penting dan bermanfaat, tidak peduli apakah dia dilihat atau tidak oleh orang lain. Secara rohani juga demikian! Kita tidak disebut rohani hanya karena kita melakukan kegiatan2 rohani, meski itu juga diperlukan. Tetapi orang yang rohani adalah orang yang entah dilihat atau tidak, adalah orang yang melakukan disiplin rohani. Itu semua terjadi …karena hatinya telah berubah! Hanya dengan perubahan hati atau perubahan dari dalam, kita akan mengalami perubahan di luar! Revolusi mental dan rohani haruslah dimulai dari dalam dan mengalir keluar, menghasilkan kebiasaan2 baru yang baik dan berkenan di hati Tuhan.
Marilah kita mewujudkan revolusi mental dan rohani, karena Tuhan tidak menghendaki hati kita mendua. Tuhan ingin kita sepenuh hati dalam mengikuti Tuhan! Biarlah makin lama hidup kita makin menyerupai Kristus.
Ringkasan khotbah Minggu, 26 Oktober 2014 oleh Ev. GUMULYA DJUHARTO

Ringkasan khotbah Minggu, 19 Oktober 2014 Ev. KARIAMAN GEA dari GKT Jember

Upahmu besar di Sorga 
Matius 25:12-30

Dalam Matius 5:4-30 Tuhan memberikan upah bagi mereka yang setia kepada dalam menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada mereka.
TUHAN MEMBERIKAN TALENTA SESUAI KEMAMPUAN
Dalam perikop ini kita menemukan tiga orang hamba yang diberikan kepercayaan oleh tuannnya untuk mengelola uangnya. Hamba yang 1 menerima 5 talenta, hamba ke 2 menerima 2 talenta, hamba ke 3  menerima 1  talenta. Tuan ini memberikan uangnya  kepada hamba-hambanya dikelola menurut kesanggupan mereka. Saudara Tuhan memberikan karunia kepada kita sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing. Namun tidak ada seorangpun diantara orang percaya yang tidak diberikan karunia oleh Tuhan, minimal Tuhan mempercayakan 1  talenta.
BAGAIMANA HAMBA-HAMBA INI MENJALANKAN TUGAS-NYA?
Setelah hamba-hamba itu menerima tanggung jawab yang diberikan kepada mereka, merekapun mengelola uang yang  mereka terima. Dalam perikop ini kita melihat ada 2 cara dalam mengelola uang yang dipercayakan
1.    Hamba Yang Bekerja Dengan Baik
Firman Tuhan mengatakan bahwa hamba yang 1 dan ke 2 segera menjalankan uang itu. Mereka mengelola talenta itu sesuai dengan tujuannya. Karena kerajinan dan kesetiaan mereka akhirya mereka berhasil.
2.    Hamba Yang Melakukan Kesalahan
Berbeda dengan hamba yang ketiga, tidak menjalankan uang itu dengan baik. Ia menyembunyikan uang tuannya itu ke dalam tanah.
Tuhan sudah memberikan kita talenta. Tidak ada seorangpun yang  percaya  kepada Tuhan Yesus  tidak memiliki talenta. Kita semua menerima talenta minimal satu talenta. Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengelola talenta yang telah Tuhan percayakan itu. Ada yang mengatakan bahwa kita adalah pengusaha rohani, Tuhan sudah memberikan modal yang harus kita kembangkan untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan sudah memberikan kemampuan  untuk melayani Dia.

APAKAH  UPAH YANG MEREKA DAPATKAN ?
Apa yang tuan lakukan kepada hamba-hamba yang setia? Tuan itu mengatakan bahwa “baik sekali perbuatanmu itu hai hambaku yang baik dan setia”. Tuan itu memberikan pujian kepada hamba-hamba yang setia, penghargaan (“engkau telah setia dalam perkara yang kecil aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar). Pada jaman dulu ada  kebiasaan di  kerajaan bahwa orang-orang yang setia dan baik akan mendapat kedudukan yang lebih tinggi. Demikian juga dalam hal ini tuan memberikan penghargaan dengan memberika kedudukan yang lebih tinggi.
Dan yang terakhir adalah hamba-hamba yang setia merasakan kebahagiaan bersama dengan tuan mereka. Kebahagian yang tidak pernah ada habisnya. Jika kita setia dalam melayani Tuhan, maka ada sukacita yang kita dapatkan dan sukacita itu bukan hanya saat ini tetapi kekal  yaitu hidup bersama dengan Tuhan di surga.
Marilah kita bangkit untuk mengembangkan talenta yang telah Tuhan percayakan. Tuhan sudah memberikan kita modal dan marilah kita jalankan serta kembangkan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.
Ringkasan khotbah Minggu, 19 Oktober 2014 Ev. KARIAMAN GEA dari GKT Jember

Ringkasan khotbah Minggu, 12 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Gunakan kesempatan dengan baik 
Matius 25:12-30
Ada 3 macam orang dalam melihat kesempatan :
1.    Orang yg lemah – menunggu kesempatan. Ia akan menunggu sampai kesempatan dtg. Bila kesempatan yg di tunggu2x belum dtg, ia akan berpikir – ini memang nasibku
2.    Orang yg kuat – menciptakan kesempatan. Bila kesempatan blm dtg ia akan menggunakan berbagai macam cara, kreatifitas u/ menciptakan kesempatan datang padanya.
3.    Orang yg bijaksana – menggunakan kesempatan yg ada krn kesempatan belum tentu datang dua kali. 
Dalam perikop yg kita baca kita dpt melihat ada seorang yg akan pergi melakukan perjalanan dan memberikan kesempatan pada 3 orang hambanya dgn mempercayakan talenta. Talenta dipercayakan berbeda (5,2 dan 1 talenta). Mengapa beda ? Sepertinya majikan tidak adil ? Majikan yg mempercayakan talenta ini mengenal siapa hamba2xnya. Ia memberikan menurut kesanggupannya (v15). Tentu sang majikan dlm memberikan kesempatan pd hamba2xnya menginginkan spy mrk dpt menggunakan kesempatan dgn baik. Majikan ini juga tdk memberitahu berapa lama pergi dan kapan akan kembali. Yg jelas di sini dikatakan bhw majikan ini kembali u/ mengadakan perhitungan dgn hamba2xnya. 
Hamba pertama dan kedua (V16-17)
Setelah mrk masing menerima talenta langsung pergi (segera pergilah v16) utk menjalankan atau mengembangkan talenta itu. Dan mendapatkan laba. Hamba yg pertama mendapatkan laba 5 talenta, hamba ke ke dua mendapatkan laba 2 talenta. Mrk mendapat keuntungan 100%. Pada waktu majikan mereka dtg, ia membuat perhitungan. Hamba yg pertama dank e dua sama-sama membawa talenta yg dipercayakan kpd mrk.
·         Hamba pertama membawa 10 talenta
·         Hamba ke dua membawa 4 talenta
Apa respon tuan mereka ?
Majikan ini bersukacita, setelah melihat apa yg dikerjakan hamba2xnya ia mengatakan hai hambaku yang baik dan setia artinya : mereka setia menggunakan kesempatan dan kepercayaan yg diberikan. Majikan ini menganggap mereka setia dlm perkara kecil  dan ia akan memberikan tanggung jawab yang besar, perkara2x yg besar bahkan mrk diundang Majikannya utk bersukacita bersama. Hamba pertama dan yg ke dua dpt menggunakan kesempatan dgn baik. Apakah yg membuat mrk dpt menggunakan kesempatan dgn baik ?
1.    MENGENAL bahwa tuannya/majikannya BAIK  
2.    BERTANGGUNG JAWAB dengan yg dipercayakan
3.    SETIA menggunakan kesempatan yang di berikan Tuhan 
 Tanggung jawab mrk tdk sama, namun mrk sama2 setia dan menerima upah yg sama, majikan mengatakan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yg baik dan setia” masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan (sukacita) tuanmu. Kebaikan dan kesetiaan hamba2x ini sdh teruji bahkan sdh lulus ujian. Dgn demikan hamba2x ini layak menerima upah yaitu kebahagiaan yg sdh disiapkan. Ketika kita bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah mengenal Majikan/Tuhan kita itu baik, sudah bertanggungjawab, sudah setia menggunakan kepercayaan dan kesempatan yg Tuhan berikan dengan baik ?
Marilah kita menggunakan kesempatan dgn baik dlm pelayanan, bekerja maupun yg lain SETIA menggunakan kesempatan yg di berikan Tuhan.Kesempatan tdk selalu ada, namun marilah kita gunakan kesempatan yg ada dgn bijakana bukan menunggu kesempatan. Ringkasan khotbah Minggu, 12 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu 5 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

 Dasar & Bangunan 
1 Korintus 3:10-15

Setiap orang jika ingin membangun rumah tentu akan memilih bahan-bahan yang bagus, membangun dasar/fondasi yg kuat ketika ada angin besar, banjir, gempa bumi dsb.
Dalam bebarapa ayat yg sdh kita baca ini, kita melihat jemaat di Korintus digambarkan oleh Paulus sebagai bangunan.  Bangunan itu harus diperhatikan mulai dari fondasi/dasar dan  bangunan diatasnya.
1.    APAKAH DASAR BANGUNAN ITU ?
Dasar bangunan itu adalah YESUS KRISTUS  (v11) Jika kita memperhatikan ayat 10 ditulis bhw sesuai dgn kasih karunia Allah yg dianugerahkan kepadaku  aku sebagai seorang ahli bangunan yg cakap telah meletakkan dasar dan orang lain membangun terus diatasnya. BIS yg di kasihi Tuhan, kalimat ini bukan berarti Paulus sombong mengatakan sbg ahli bangunan yg cakap telah meletakkan dasar (memberitakan Firman Tuhan shg orang2x Korintus percaya Tuhan Yesus). Perlu melihat kalimat yg awal, di katakan sesuai dgn kasih karunia Allah yg dianugerahkan kpdku, artinya tdk sedikit pun kesombongan dlm diri Paulus, ia menyadari krn kemurahan hati Allah, krn Allah yg memampukan Paulus  utk meletakkan dasar bangunan yg penting yaitu dasar bangunan rohani pd orang2x di Korintus. Paulus sdh meletakkan pondasi rohani satu2xnya itu yaitu Yesus Kristus, fondasi yg kekal selama-lamanya, fondasi yg kuat. Membangun fondasi rohani yg kuat itu sangat penting bagi orang percaya.
Namun  itu belum cukup, perlu ada orang lain yg membangun terus diatasnya bahkan tiap2x orang harus memperhatikan bgm ia harus membangun di atasnya.
Aplikasi : Fondasi rohani seseorang spy kuat itu tdk akan terjadi dengan sendirinya, namun membutuhkan orang lain dan usaha dari pribadi yg bersangkutan. Tdk dapat hanya dari bantuan orang lain (misalnya mendengarkan FT 1 kali saja dlm 1 minggu) atau merasa cukup membaca Alkitab di rumah, merasa tdk perlu beribadah krn membaca Alkitab di rumah sama saja). Membaca Alkitab itu penting, bersekutu, beribadah bersama dgn saudara seiman juga penting. Dengan demikian maka fondasi rohani menjadi kuat.
2.    BANGUNAN DI ATAS FONDASI
Di sini Paulus mengumpamakan bhw ada yg membangun diatas dasar atau fondasi  dengan memakai emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami (v12). Apabila di kelompokkan ada 2 katagori.
1.    Bahan yang tahan terhadap api : emas, perak dan batu permata.
2.    Bahan yang mudah terbakar oleh api : kayu, rumput kering atau jerami
Perlu di pahami apapun yg digunakan tiap2x orang u/ membangun akan diuji (v13) Jika tahan uji akan mendapat upah (v14). Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, ttpi spt dari dlm api (v.15)
BIS yg di kasihi Tuhan, apa yg dapat dipelajari jika di kaitkan dgn kehidupan rohani yg kita bangun ?
1.    Kerohanian kita akan mendapat ujian dari Tuhan sesuai dengan caranya. Apakah rohani kita tahan uji atau kita tdk bertahan sehingga meninggalkan Tuhan
2.    Bagi yg tahan uji Tuhan menyediakan upah.
Konklusi :
Tentu BIS sdh mempunyai fondasi rohani yaitu Yesus Kristus, mari kita bangun yg diatas fondasi tsb dgn kebenaran firman Tuhan shg ketika menghadapi ujian dlm hidup yg dpt dtg secara tiba2x. Iman kita tetap kuat dan pada waktu kita akan menerima upah yg Tuhan janjikan dan siapkan bagi setiap orang percaya. 
Tuhan dpt memakai  orang2 yg dekat dgn kita u/ menguji kerohanian kita mungkin mellaui suami atau isteri atau anak atau saudara atau rekan kerja
Tuhan juga dapat menguji kerohanian yg kita bangun melalui pekerjaan, melalui kesehatan dan sebagainya . Mari kita terus membangun kerohanian kita melalui ibadah, persekutuan, PA saat teduh dsb shg kita dpt bertahan dlm iman di situasi apapun.
Ringkasan khotbah Minggu 5 Oktober 2014 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu 28-09-2014 oleh Pdt. TIMOTIUS

Berjalan di jalan Tuhan
 1 Raja-raja 17:7-16
Kemarau panjang yang berlangsung hingga 3 tahun di Tanah Israel pada waktu itu telah menyebabkan bala kelaparan yang luar biasa. Bagi orang kaya mungkin masih memiliki beberapa karung gandum dan beberapa buli-buli minyak, tapi bagi seorang janda di Sarfat yang dikisahkan di bagian Alkitab ini, ia tinggal memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli yang hanya cukup untuk membuat 2 potong roti untuk bisa bertahan hidup hari itu bersama dengan anaknya. Jalan yang terbentang  di hadapan janda Sarfat itu hanya satu, yaitu tengah berjalan mencari kayu untuk membuat roti, setelah itu dia beserta anaknya akan memakannya dan kemudian mereka akan mati karena sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan. Kadangkala kita pun mengalami hal seperti itu, entah menyangkut kesehatan kita, harta kita atau kehidupan kita di dunia ini, dimana kita merasa apa yang kita miliki begitu sedikit bagaikan "tepung" yang hanya segenggam dan "minyak" yang tinggal setetes. Jalan kehidupan kita di dunia ini seringkali diliputi oleh berbagai macam keputusasaan ketika "yang kita miliki" tinggal "segenggam" dan "setetes" saja. Kalau janda tersebut tengah berjalan untuk mencari kayu, kita pun kerap kali tengah berada di jalan yang sama. Barangkali kita sedang hidup dalam "kebohongan" atau kita sedang menjalani kehidupan yang penuh dengan dosa entah itu berjudi, mabuk-mabukan, merokok karena kita tengah berada dalam keputusasaan.
Dalam situasi yang sangat pelik pada waktu itu hadirlah Nabi Elia untuk menunjukkan jalan Tuhan yang penuh dengan pengharapan, yang penuh dengan berkat yang berkelimpahan. Nabi Elia menjanjikan bahwa tepung dalam tempayan milik si janda itu tidak akan berkurang, minyak yang ada di dalam buli-buli tidak akan habis sampai berakhirnya musim kemarau yang panjang itu. Itulah jalan yang Elia tunjukkan kepada janda ini, tentu saja ada sesuatu yang harus dibuat oleh janda ini untuk mengalami berkat dan kelimpahan yang Tuhan janjikan. Janda itu harus terlebih dulu membuat sepotong roti untuk Elia karena itu yang Tuhan kehendaki untuk melihat iman dan ketaatan janda itu kepada Firman Tuhan. Bersyukur sekali janda tersebut rela mempertaruhkan apa yang dia miliki untuk mengikuti jalan Tuhan yang Elia tunjukkan kepadanya.
1. Ia rela melangkah dengan "iman", membuat sepotong roti terlebih dahulu untuk Elia di tengah kegalauan hidupnya karena ia percaya apa yang dikatakan oleh Elia itu adalah Firman Allah yang sungguh dan benar. Bersediakah kita di tengah kegalauan hidup, keputusasaan, kita tidak melangkah berdasarkan pikiran dan jalan kita sendiri tetapi kita melangkah dengan iman bahwa Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan pergumulan anak-anakNya. Bersediakah kita meninggalkan jalan kehidupan kita yang penuh dosa dan melangkah dalam ketaatan kepada Firman Tuhan sehingga kitapun akan mengalami mujizat dalam kehidupan kita bahwa tepung yang hanya segenggam dan minyak yang hanya sedikit dalam buli-buli dengan berkat Tuhan akan dapat memenuhi kebutuhan hidup kita tanpa kita harus menempuh jalan pintas yang sebenarnya merupakan jalan iblis.

2.  Ia rela mengutamakan Tuhan lebih daripada dirinya sendiri. Ia bersedia mempersembahkan apa yang menjadi miliknya pertama-tama untuk Tuhan dan demi kemuliaanNya. Hal ini juga pernah dikatakan Tuhan Yesus dalam Injil Matius 6:33 "carilah.. artinya utamakanlah kehendak Allah, maka sekaliannya yang kamu butuhkan dalam hidup ini akan ditambahkanNya kepadamu". Jalan yang seringkali kita tempuh ada kalanya jalan yang begitu egois dimana kita hanya memikirkan kepentingan diri kita, melupakan kehendak Tuhan yang mulia itu. Melalui janda ini kita diajak untuk mengutamakan lebih dahulu kerajaanNya dan kehendakNya maka kita akan mengalami jalan yang penuh berkat. Apa yang Tuhan janjikan benar-benar janda itu alami. Tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tiap hari dipakai membuat roti tapi tiap kali tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak pernah berkurang. Itu juga yang pasti akan kita alami kalau kita dalam menjalani kehidupan ini benar-benar mau mengutamakan Tuhan. Bahkan ketika tepung tinggal sedikit dan minyak tinggal beberapa tetes saja artinya ketika kita dalam kesempitan keuangan misalnya, kita rela memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan seperti persembahan persepuluhan, kita juga akan mengalami apa yang Tuhan janjikan dalam Maleachi 3:10 bahwa Allah akan mencurahkan berkatNya yang luar biasa di dalam kehidupan kita. Dalam minimnya kesehatan yang kita miliki ketika kita rela mengutamakan kehendakNya terus berjalan di jalan Tuhan melayani Dia, Dia pun akan menambahkan kekuatan yang baru kepada kita. Ringkasan khotbah Minggu 28-09-2014 oleh Pdt. TIMOTIUS I

Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU (dari GKT Jember)

Melayani Tuhan – Yosua 24:14-15

Dipanggil Untuk Melayani

            Salah satu riset pertumbuhan gereja mengatakan “jika gereja mau bertumbuh, maka 60% dari jumlah keseluruhan anggotanya harus terlibat aktif dalam pelayanan”. Dari teks yang baru kita baca ini, kita dapat mengetahui bahwa Tuhan tidak menghendaki gereja-Nya untuk melayani hanya 60% saja. Tetapi, Ia menghendaki 100%. Artinya, Ia mau seluruh anak Tuhan aktif melayani-Nya. Dari 2 ayat yang kita baca yaitu 14 dan 15 ini sebanyak 7 kali diulang kata “beribadah”. 7 kali pengulangan berarti memiliki makna yang sangat penting. Mungkin kalau kita baca secara sekilas dalam terjemahaan Indonesia, kita akan mengartikannya bahwa Tuhan menuntut seisi keluarga kita untuk beribadah kepada-Nya. makna dari kata ‘beribadah’ ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘beribadah’. kata “beribadah” dalam bahasa Ibrani yaitu “Abodah” artinya melayani. Bahasa Ibrani itu serumpun (memiliki kesamaan) dengan bahasa Arab. Kita sering mendengar kata “abdullah atau abdillah”. Abdullah atau Abdillah itu terdiri dari 2 suku kata, yaitu abdi dan allah. Abdi itu = pelayan. Artinya pelayan Allah. Abodah atau abdi itu sama artinya yakni pelayan, hamba.
            Jadi, Yosua ingin mengatakan hai seluruh umat Israel, LAYANILAH Tuhan. Kalian adalah abodah-abodah atau abdi-abdi Tuhan. Atau bahasa kerennya sekarang ini, engkau adalah hamba-hamba Tuhan. Jadi hamba Tuhan itu bukan saya saja, lz Peni saja. Tetapi semua anak Tuhan adalah abodah-Nya Tuhan, hamba Tuhan. Tuhan menuntut seisi keluarga kita bukan hanya sekedar beribadah tetapi jauh dari itu Tuhan menuntut seisi keluarga kita menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan.

Alasan melayani Tuhan
Ada banyak alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan. Ada yang salah memahami konsep tentang pelayanan. Menganggap pelayanan itu sifatnya pilihan, jadi bisa iya dan bisa tidak. Melayani Tuhan itu hukumnya wajib bukan sunnah. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan maka seumur hidup kita harus melayani Tuhan.
Ada juga karena motivasi yang salah. Ia berpikir ketika ia melayani Tuhan maka ia akan mendapatkan apapun yang diinginkan hatinya. Ia akan dijauhkan dari persoalan-persoalan hidup. Ilustrasi: suatu ketika seorang pria paruh baya datang kepada seorang HT. ia berkata mulai sekarang saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen. Setelah saya menjadi orang Kristen, usahaku mundur, anak-anakku sakit-sakitan, sering ditipu oleh rekan bisnis. Konsep orang ini keliru. Ia berpikir ketika ia menjadi orang Kristen, melayani Tuhan maka hidupnya akan nyaman. Artinya jika ia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan maka ia akan mendapatkan sesuatu juga dari Tuhan. Jadi, alasan ia menjadi Kristen karena ia akan mendapatkan sesuatu.
Perhatikan Alkitab baik-baik. Tuhan menginginkan umat Israel menjadi hambanya. Menjadi pelayannya bukan lagi agar orang Israel mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Justru sebaliknya, karena orang Israel sudah mendapatkan sesuatu dari Tuhan, sudah diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan menuntut mereka untuk mengucap syukur dengan melayani Tuhan. Apa yang dikatakan yosua pasal 24: yosua mengumpulkan tua-tua, para hakim dan pengatur pasukann: (a) Tuhan telah memberkati Abraham, Ishak dan Yakub dengan memberikan Kanaan  (b )Melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dengan mengutus Musa dan Harun (c) Menyeberangi laut Teberau, memberikan manna dan tiang api dan tiang awan(d) Memberikan kekuatan untuk menumpas bangsa-bangsa yang ada di Kanaan
(e) Memberikan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Perhatikan baik-baik. Allah terlebih dahulu berkarya bagi umat Israel dengan memberikan pertolongan dan pemeliharaan. Selanjutnya, Allah menginginkan umat-Nya untuk bersyukur dengan melayani-Nya. Jadi, kita melayani karena Allah telah memberkati kita bukan kita melayani agar Allah memberkati kita.
Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
(dari GKT Jember) i ges � - y 8k� �� elayani hanya 60% saja. Tetapi, Ia menghendaki 100%. Artinya, Ia mau seluruh anak Tuhan aktif melayani-Nya. Dari 2 ayat yang kita baca yaitu 14 dan 15 ini sebanyak 7 kali diulang kata “beribadah”. 7 kali pengulangan berarti memiliki makna yang sangat penting. Mungkin kalau kita baca secara sekilas dalam terjemahaan Indonesia, kita akan mengartikannya bahwa Tuhan menuntut seisi keluarga kita untuk beribadah kepada-Nya. makna dari kata ‘beribadah’ ini jauh lebih dalam dari sekadar ‘beribadah’. kata “beribadah” dalam bahasa Ibrani yaitu “Abodah” artinya melayani. Bahasa Ibrani itu serumpun (memiliki kesamaan) dengan bahasa Arab. Kita sering mendengar kata “abdullah atau abdillah”. Abdullah atau Abdillah itu terdiri dari 2 suku kata, yaitu abdi dan allah. Abdi itu = pelayan. Artinya pelayan Allah. Abodah atau abdi itu sama artinya yakni pelayan, hamba.
            Jadi, Yosua ingin mengatakan hai seluruh umat Israel, LAYANILAH Tuhan. Kalian adalah abodah-abodah atau abdi-abdi Tuhan. Atau bahasa kerennya sekarang ini, engkau adalah hamba-hamba Tuhan. Jadi hamba Tuhan itu bukan saya saja, lz Peni saja. Tetapi semua anak Tuhan adalah abodah-Nya Tuhan, hamba Tuhan. Tuhan menuntut seisi keluarga kita bukan hanya sekedar beribadah tetapi jauh dari itu Tuhan menuntut seisi keluarga kita menjadi hamba Tuhan, melayani Tuhan.

Alasan melayani Tuhan
Ada banyak alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan. Ada yang salah memahami konsep tentang pelayanan. Menganggap pelayanan itu sifatnya pilihan, jadi bisa iya dan bisa tidak. Melayani Tuhan itu hukumnya wajib bukan sunnah. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan maka seumur hidup kita harus melayani Tuhan.
Ada juga karena motivasi yang salah. Ia berpikir ketika ia melayani Tuhan maka ia akan mendapatkan apapun yang diinginkan hatinya. Ia akan dijauhkan dari persoalan-persoalan hidup. Ilustrasi: suatu ketika seorang pria paruh baya datang kepada seorang HT. ia berkata mulai sekarang saya tidak mau lagi menjadi orang Kristen. Setelah saya menjadi orang Kristen, usahaku mundur, anak-anakku sakit-sakitan, sering ditipu oleh rekan bisnis. Konsep orang ini keliru. Ia berpikir ketika ia menjadi orang Kristen, melayani Tuhan maka hidupnya akan nyaman. Artinya jika ia telah memberikan sesuatu kepada Tuhan maka ia akan mendapatkan sesuatu juga dari Tuhan. Jadi, alasan ia menjadi Kristen karena ia akan mendapatkan sesuatu.
Perhatikan Alkitab baik-baik. Tuhan menginginkan umat Israel menjadi hambanya. Menjadi pelayannya bukan lagi agar orang Israel mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Justru sebaliknya, karena orang Israel sudah mendapatkan sesuatu dari Tuhan, sudah diberkati oleh Tuhan, maka Tuhan menuntut mereka untuk mengucap syukur dengan melayani Tuhan. Apa yang dikatakan yosua pasal 24: yosua mengumpulkan tua-tua, para hakim dan pengatur pasukann: (a) Tuhan telah memberkati Abraham, Ishak dan Yakub dengan memberikan Kanaan  (b )Melepaskan mereka dari perbudakan Mesir dengan mengutus Musa dan Harun (c) Menyeberangi laut Teberau, memberikan manna dan tiang api dan tiang awan(d) Memberikan kekuatan untuk menumpas bangsa-bangsa yang ada di Kanaan
(e) Memberikan tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu.
Perhatikan baik-baik. Allah terlebih dahulu berkarya bagi umat Israel dengan memberikan pertolongan dan pemeliharaan. Selanjutnya, Allah menginginkan umat-Nya untuk bersyukur dengan melayani-Nya. Jadi, kita melayani karena Allah telah memberkati kita bukan kita melayani agar Allah memberkati kita.
Ringkasan khotbah 21 September 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU
(dari GKT Jember) 

Ringkasan khotbah Minggu, 14 September 2014 oleh Ev. KRISNA KUNCARA YUGA



Hidup Rohani Orang Kristen - KPR 2:41-47
Dalam konteks kehidupan iman Kristen, iman itu tidak bisa dilepaskan dari perbuatan yang sering kita pahami sebagai sebuah INTEGRITAS. Yesus pernah menegur dengan keras orang Farisi dan Ahli Taurat dalam Matius 23 karena mereka memiliki hidup yang tidak berintegritas. Yesus mengajar para murid untuk berani berkata benar dan meneladankan kehidupan yang sesuai dengan apa yang Dia ajarkan.  Oleh karena itu, bagi setiap orang Kristen pada masa kini pun berlaku bahw
a hidup rohani itu bukan hanya sesuatu yang ada di dalam hati dan kita nikmati seorang diri, atau sekedar perilaku yang baik namun hatinya penuh dengan kebusukan. Hidup rohani orang kristen adalah hidupyang diisi dengan keselarasan hati dan tindakan dalam menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Keselarasan antara hati dan tindakan inilah yang menjadi CIRI UTAMA KEHIDUPAN ROHANI jemaat mula-mula sehingga dalam ay.47b dikatakan “mereka disukai semua orang.”  Hidup rohani jemaat mula-mula ditunjukkan melalui :
1.   Hidup dalam PERUBAHAN PERILAKU yang nyata (ay.42) yaitu :
Pertama, mereka bertekun untuk BELAJAR FIRMAN ALLAH, secara khusus belajar tentang kebenaran-kebenaran rasuli. Mereka tidak lagi datang untuk hanya untuk mempersembahkan korban, namun mereka mau belajar firman Allah. Artinya, setiap orang-orang yang memiliki Roh Kudus dan Firman dalam hidupnya, memiliki kerelaan dan kerendahan hati untuk dididik dan diajar oleh firman Allah, karena “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengAJAR, untuk meNYATAKAN kesalahan, untuk memPERBAIKI kelakuan dan untuk menDIDIK orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16)
Kedua, mereka hidup dalam PERSEKUTUAN. Mereka tidak lagi datang untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri akan pengampunan dosa, namun belajar untuk peduli dan memenuhi kebutuhan orang lain juga. Bukankah di dalam persekutuan, kita dilatih TUHAN, untuk mengembangkan mutual dependency (:kebergantungan yang saling menguntungkan) dan menjadi orang dewasa rohani sesuai dengan ajaran untuk  Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!” (Galatia 6:2)
Ketiga, mereka selalu berkumpul untuk MEMECAHKAN ROTI yang melaluinya jemaat diajar untuk memberitakan Firman, tidak hanya secara verbal, namun juga melalui tindakan dan perilaku. Itu sebabnya ketika kita menerima roti dan anggur perjamuan kudus, pendeta selalu mengatakan, “melalui perjamuan kudus ini kita memberitakan kematian Tuhan sampai Tuhan datang kembali.”
Keempat, mereka bersehati berDOA. Mereka tidak lagi datang untuk didoakan oleh para imam, namun belajar untuk berdoa dan mendoakan secara langsung. Ingatlah, Doa-doa kita dapat menjadi sarana untuk Tuhan bekerja di dalam kehidupan dunia ini.
2.   Hidup dalam KEBIASAAN ROHANI yang baik dan benar.
Perubahan perilaku yang dialamai oleh jemat mula-mula tidak hanya berhenti di tempat. Dengan pimpinan dan pertolongan Roh Kudus, mereka terus MAU MENGULANG dan MEMPRAKTEKKAN perubahan perilaku itu sampai menghasilkan KEBIASAAN ROHANI yang baik dan benar.Dalam ayat 44-47a, kita membaca adanya perilaku-perilaku yang menjadi kebiasaan-kebiasaan. Ini dapat dilihat dari beberapa istilah yang digunakan:
Ø  Ayat 44, “Dan semua orang yang telah menjadi percaya ‘tetap bersatu’ (perilaku menjadi kebiasaan), dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.”
Ø  Ayat 45, “dan ‘selalu ada’ (perilaku menjadi kebiasaan) dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.”
Ø  Ayat 46a, “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul ‘tiap-tiap hari’ (perilaku menjadi kebiasaan) dalam Bait Allah.
Ø  Ayat 46b-47a, Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir’ (perilaku menjadi kebiasaan) dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah.”

Firman Tuhan ini mengajak kita untuk terus membangun kebiasaan-kebiasaan rohani atau kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti 1 Korintus 15:33 menyatakan, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan KEBIASAAN YANG BAIK. Kebiasaan baik yang muncul sebagai buah pekerjaan Roh Kudus dan FirmanNya di dalam kita, menghasilkan budaya yang berdampak kekal bagi kehidupan oranglain/bagi dunia.
Bagaimana dengan hidup kita...? Sudahkah memiliki kebiasaan yang baik dan melaluinya kita disukai oleh semua orang...?
Ringkasan khotbah Minggu, 14 September 2014 oleh Ev. KRISNA KUNCARA YUGA