PELAYANAN YANG DIPERKENANKAN TUHAN
(Wahyu 3:14-22)
Bagaimanakah pelayanan
yang diperkenankanTuhan?
1.
Pelayanan
yang tidak suam-suam kuku
Kondisi kerohanian
jemaat Laodikia digambarkan tidak DINGIN dan tidak juga PANAS.Mereka disebut
sebagai orang yang suam-suam kuku. Untuk memahami makna suam-suam kuku, kita
harus terlebih dahulu melihat konteks geografis darikota Laodikia. Di atas
Laodikia terdapat kota hierapolis yang terkenal dengan sumber mata air panas
yang mengandung belerang dan berfungsi untuk menyembuhkan sakit penyakitseperti
gatal-gatal, borok dll. Dan disebelah bagian atas lainnya terdapat kota Kolose
dengan sumber mata air yang dingin yang mengandung mineral dan bagus untuk
dikonsumsi sama seperti air aqua. Sumber mata air panas dari Hierapolis dan air
dingin dari kolose mengalir hingga sampai ke kota Laodikia. Aliran dari ke dua
mata air ini ketika bertemu mengaliri sungai di Laookia sudah menjadi suam-suam
kuku. Kandungan air yang suam-suam kuku ini tidak memiliki fungsi apapun. Ini
adalah gambaran situasi kerohanian atau pelayanan jemaat Laodokia yang tidak
berfungsi dan tidak diperkenankan Tuhan.
2.
Pelayanan
yang tidak berpusat kepada diri sendiri
Tuhan
mengatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh jemaat Laodikia tidak
berfungsi sama sekali. Tidak ada maknanya di hadapan Tuhan.pelayanan,
persembahan, persekutuan mereka tidak ada maknanya di hadapanTuhan. Tidak aneh
ayat 16, Tuhan berkata bahwa mereka akan dimuntahkan oleh Allah karena merasa
jijik dengan segala sesuatu yang mereka lakukan. Lalu, mengapa Allah tidak
berkenan atas pelayanan yang dilakukan oleh jemaat Laodikia?
Jemaat
Laodokia jatuh dalam dosa pemuliaan diri sendiri atau egosentris. Kesombongan
telah menyelimuti hati mereka. Ayat 17 menunjukkan kesombongan mereka dihadapan
Tuhan dengan berkata, “tidak kekurangan apa-apa”. Ini sama dengan tidak membutuhkan
Tuhan. Alasannya ialah: (a) Mereka memiliki emas 18a, (b) Pakaian putih dari kulit
domba 18b, dan (c) Minyak untuk mata 18c.Jemaat di Laodikia tidak menyadari bahwa
apa yang mereka miliki adalah karunia dari Tuhan. Semuanya hanya titipan Tuhan.
Hati-hati terhadap pemberian Tuhan (kepemimpinan, suara, kekayaan). Jika kita tidak
mampu mengelolanya dengan baik dan semua itu digunakan untuk kemuliaan diri sendiri
maka ada saatnya Tuhan akan mengambil
itu semua.
(Ringkasan khotbah, Minggu 12 Januari
2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU)