MISI TUHAN BAGI UMAT MANUSIA
Markus 5:1-20
Markus 5:1-20, sebuah narasi menarik
tentang kisah perjumpaan Yesus dengan seseorang. Setiap kisah mempunyai nilai
rohani tersendiri yang terus membuat kita berkaca dan berkomitmen melayani
Tuhan lebih lagi.
1. Kondisi fisik dan sikon bukan penghalang untuk melayani
Baru saja Yesus turun dari perahu... (ayat 2) seharusnya
istirahat menjadi pilihan yang baik, menikmati hidup sejenak cukup membayar
kelelahan, disambut dengan hangat dan dilayani dengan baik akan sangat
menyenangkan. Tapi datanglah seorang yang
kerasukan roh jahat... (ayat 2). Jika kita menjadi murid-murid Yesus pada
waktu itu: perjalananan lumayan, meninggalkan pelayanan yang cukup baik, untuk
orang ini? Tidak salahkah Yesus ini?” TIDAK! Bagi Yesus kondisi fisik dan sikon
bukan penghalang untuk melayani. Ada yang jauh lebih berharga daripada sekedar
mengasihani diri. Sungguh! Betapa kita harus mohon pengampunan kepada Tuhan
atas sikap kita dalam pelayanan dan meminta kekuatan untuk meneladani Tuhan kita.
2.
Kondisi orang yang
dilayani
Ayat 2-5
menggambarkan dengan jelas, siapa orang yang penting bagi Yesus :
-
Seorang
yang kerasukan roh jahat, datang dari/diam di pekuburan, siang malam
berkeliaran, berteriak, memukuli diri dengan batu.
-
Tidak
ada seorang pun yang sanggup mengikatnya (tidak mempan sekalipun dengan rantai)
dan sanggup menjinakannya (= binatang).
Memang sungguh
istimewa orang ini, karena dia bukan manusia normal pada umumnya. Tetapi Yesus
selalu menembus batas, tembok pemikiran manusia. Bahkan, manusia rohani seperti kita. Tidak ada alasan untuk tidak
memulihkan dan mengembalikan orang ini ke tempat yang seharusnya. Orang Gerasa
ini mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Banyak orang yang kondisinya sama dengan orang Gerasa ini.
Jika kita melihat dgn mata jasmani saja, kita tidak akan menemukannya. Tapi
lihatlah dgn mata rohani, bukalah mata dan telinga kita, maka kita akan melihat
banyak orang yang hidup dlm kegelapan, hidup secara jasmani tapi mati secara
rohani. Kita akan mendengar teriakan dan jeritan orang-orang yang terbelenggu,
terikat, tidak punya tujuan hidup. Itulah kondisinya! Bersediakah kita
menjumpai mereka?
3. Sikap Yesus. Ayat 8-13 dan 19 dapat disimpulkan sikap
Yesus demikian:
-
Langsung pada kebutuhan utama orang itu.
Yesus mengusir roh jahat dan memulihkan dia. Orang Gerasa ini bertemu dengan Pribadi yang
tepat yang tahu dengan jelas apa kebutuhannya dan segera bertindak untuk
memulihkan dan melepaskannya.
-
Menghargai
nilai jiwa. Bagi masyarakat pada waktu itu orang ini tidak ada harganya, tidak
bernilai, sama dengan binatang, bahkan binatang yang najis pun (babi) lebih
berharga daripada dia, tidak perlu dilayani. Sangat kontradiksi dengan Yesus.
Bagi Yesus, orang ini sangat berharga, bernilai, Yesus mau meninggalkan orang
banyak, menempuh perjalanan yang melelahkan demi menjumpai dan melayani 1 orang
ini saja. Mari, bertindaklah segera, langsung kepada kebutuhan utamanya akan
keselamatan kekal dalam Yesus karena jiwa berharga di hadapan Tuhan, bernilai
kekal. Betapa indahnya, mengerjakan sesuatu yang bernilai kekal.
4. Dampak perjumpaan dengan Yesus . Ayat 7-20 dengan
jelas menceritakan bahwa ada aksi ada
reaksi. Ada dampak dari peristiwa perjumpaan dengan Yesus.
·
Bagi
orang Gerasa yang kerasukan: menghasilkan perubahan secara fisik dan rohani
·
menghasilkan
komitmen untuk mengikut Yesus dan melayaniNya (ayat 18)
·
Perjumpaan
dengan Yesus menghasilkan tindakan untuk bersaksi (ayat 10)
·
Perjumpaan
dengan Yesus memberikan pengaruh bagi orang sekitarnya (v. 20)
-
Bagi
orang Gerasa lain yang menyaksikan (ayat 14, 17)
·
Hanya
menyaksikan sebagai fenomena saja, menceritakan juga kepada orang lain tapi
bukan untuk membawa orang mengenal Yesus karena mereka tidak mengalami, bukan
saksi kunci.
·
Mendesak
Yesus meninggalkan daerah itu karena takut rugi. Jika 1 orang saja diselamatkan
dengan mengorbankan 2000 ekor babi, bagaimana kalau ada orang lain lagi? Bisa
jatuh miskin, karena sumber penghasilan/harta bisa habis terbuang.
Dimana posisi kita?
Jika kita telah bertemu secara pribadi dengan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan
dan Juruselamat, apakah dampaknya sungguh nyata dalam hidup kita. Memang baik
mengikuti Yesus, tetapi lebih daripada itu Yesus minta yang terbaik. Tidak
hanya menjadi pengikut Yesus tapi pengikut Yesus yang memberitakan Yesus
sehingga orang lain pun menjadi pengikut Yesus, begitu seterusnya. Namun, di
sisi lain, bukankah ada banyak orang Kristen bahkan pelayanan Kristen seperti
orang-orang Gerasa lain yang menyaksikan peristiwa perjumpaan ini. Hanya
menyaksikan
fenomena
saja, takut rugi jika lebih jauh lagi. Cukuplah menonton saja, cukuplah jadi
orang Kristen yang rajin ke gereja saja, cukuplah melayani Tuhan seperti ini
saja, cukuplah memberi segini saja. Mungkin terlalu jauh aplikasinya, tapi
bukankah itulah kenyataannya. Dimana posisi kita?
Biarlah kita tetap
siap sedia melayani Tuhan apa pun kondisinya dengan menyadari betapa
berharganya membawa 1 jiwa bagi Tuhan, malaikat di sorga bersukacita (...), itu
berarti berapapun harganya, selamatkan jiwa yang terhilang! Jika kita telah
mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus maka dampaknya akan sangat nyata dalam hidup dan
pelayanan kita. Tuhan bisa pakai siapa saja yang sudah mengalami keselamatan
untuk memberitakan hal yang sama.
Apakah perjumpaanku dengan Yesus secara
pribadi sudah memberi dampak dalam hidupku dan sekelilingku
Bersediakah kita membayar harga’ untuk membawa jiwa pada Tuhan ?
(Ringkasan khotbah 16 Februari 2014 oleh Pdt. INGGRIED RESMOL)
Bersediakah kita membayar harga’ untuk membawa jiwa pada Tuhan ?
0 komentar:
Posting Komentar