Ringkasan khotbah Minggu, 5 Juli 2015 : Ev. A. PENI ASIH

HIDUP UNTUK KEKEKALAN 
Markus 10:17-22

Kita hidup di dunia ini hanya sementara (waktunya terbatas) dan kita akan hidup untuk kekalan dalam waktu yang tidak terbatas.
*) Perlu kita semua mengerti kita akan hidup lebih lama dari pada hidup di dunia bahkan kita akan hidup selama-lamanya. Jika selama di dunia kita memikirkan segala sesuatu untuk kebutuhan selama di dunia, pertanyaannya adalah apakah kita juga memikirkan hidup untuk  kekalan ?
          Alkitab mencatat ada pemuda kaya, yang berusaha bertemu dengan Tuhan Yesus serta mengatakan, “Guru yang baik, apa yang harus/dapat ku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal ?”    Dari pertanyaan pemuda ini kita melihat bahwa pemuda ini : *) memikirkan ada kehidupan kekal setelah kehidupan di dunia. *) mencari kepastian apa yg harus dilakukan untuk memperoleh hidup kekal. *) kesediaan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh hidup yang kekal.
Sebagai jawaban atas pertanyaan pemuda itu, Tuhan Yesus mengatakan i
memberikan perintah,” pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di Sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku (21). Setelah mendengar perintah Tuhan Yesus, pemuda ini menjadi kecewa (sangat kecewa) lalu pergi dgn sangat sedih. Ternyata perintah Tuhan itu sulit, apakah maksud Tuhan menyuruh pergi, menjual harta yang dimiliki dan memberikan hasil penjualan pada orang miskin itu supaya dipahami secara harafiah ? Tidak  Maksudnya adalah : *)  jangan mengasihi harta melebihi engkau mengasihi Allah. Tuhan Yesus tahu bahwa pemuda itu lebih mengasihi harta dari pada mengasihi Allah. *) supaya pemuda itu mengerti tujuan utamanya bertemu Yesus adalah untuk  mengetahui bagaimana memperoleh hidup kekal bukan kecewa setelah mendapatkan jawaban yang dibutuhkan kemudian pergi meninggalkan Yesus dengan sangat sedih.

Apa yang harus dilakukan spy hidup dalam kekekalan ? DATANGLAH KE MARI DAN IKUT TUHAN YESUS – Tuhan menghendaki pemuda itu mentaati perintah Tuhan -  tetapi pemuda ini sangat kecewa dan sedih setelah berjumpa Tuhan Yesus. Mengapa ia sedih dan kecewa ? karena ia merasa perintahNya sulit, tidak menyenangkan sehingga tidak mau melakukannya. Bagaimana reaksi kita setelah membaca Alkitab atau mendengarkan firman Tuhan ? apakah kita merasa diingatkan, dinasihati, diarahkan, dihiburkan sehingga kita makin mengerti kehendak Tuhan dan hidup sesuai perintah Tuhan karena kita sadar hidup di dunia sementara tetapi akan hidup untuk kekalan yaitu hidup dalam waktu yg tidak terbatas atau kita merasa kecewa dan sedih setelah membaca Alkitab atau mendengar firman Tuhan karena perintah Tuhan tidak menyenangkan dan meyakitkan. Atau kita tidak ada reaksi apapun setelah membaca Alkitab atau mendengar firman Tuhan sehingga kita menjadi orang percaya yg sulit bersyukur, meragukan perintah Tuhan, maunya yang menyenangkan, mau diberkati, maunya semua baik tapi tidak mau taat. Kita akan dapat merasakan kebaikan, pertolongan, kasih Tuhan dalam pergumulan hidup ketika kita mentaati perintah Tuhan. Tuhan menolong kita menyadari bahwa di dunia yg sementara ini mempersiapkan hidup untuk kekekalan – hidup selama-lamanya setelah meninggalkan dunia ini. Ringkasan khotbah Minggu, 5 Juli 2015 : Ev. A. PENI ASIH

Ringkasan khotbah Minggu, 28 Juni 2015 oleh Pdt. Djoni Febrianto

IMAN YANG HIDUP
Lukas 7:1-10

Apa itu iman? Percaya walaupun tidak melihat. Bila kita melihat, baru percaya itu bukan iman, seperti Tomas,  baru percaya ketika melihat Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya. Itu bukan iman.Tuhan Yesus pernah berkata demikian tentang iman :Matius 17:20: “….. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada  yang mustahil bagimu.”  Artinya sekecil apapun iman itu, dampaknya sangat besar. Contoh: Imannya penjahat  yang ada di samping Tuhan Yesus, diahanya berkata :Yesus, kelak bila Engkau dating sebagai Raja, ingatlah akan daku. Jawab Tuhan Yesus :hari ini juga, engkau dan Aku ada di Firdaus. Satu dua kalimat iman, menyelamatkan penjahat itu dari api neraka. Inilah berkat besar hidup di dalam iman kepada Tuhan Yesus. Ketika  kita mau merenungkan thema Iman yang hidup, saya mengajak kita pelajari iman dari tokoh Alkitab yang langsung dikomentari oleh Tuhan Yesus sebagai iman yang besar. Lukas 7:1-10: Iman seorang perwira di kota Kapernaum.
Lukas 7:1-10: Iman perwira di Kapernaum. Perwira ini, mengasihi bangsa Yahudi, menanggung pembangunan rumah ibadat. Dia sangat menghargai hambanya/budaknya yang mengalami sakit keras dan hamper mati. Lalu dia dating kepada tua-tua Yahudi, untuk menyampaikan hal ini kepada Tuhan Yesus, mohon pertolongan. Ketika Tuhan Yesus dalam perjalanan menuju ke rumahnya, maka perwira ini menyuruh sahabat-sahabatnya untuk berkata kepada Tuhan Yesus demikian :  "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk dating kepada-Mu. Tetapi katakana saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!,maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."” (Luk 7:6-8). Dari ungkapan perwira ini, kita mengerti bahwa perwira inim engakui Tuhan Yesus bukan hanya sebagai nabi, melainkan sebagai Tuhan yang penuh kuasa, yang dapat membuat muzizat dimanapun Dia berada.

Tanggapan Tuhan Yesuster hadap sikap perwira itu demikian :“Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang  mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" (Luk 7:9) Muzizat terjadi : “Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali kerumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.” (Luk 7:10). Jadi Tuhan Yesus dapat membuat muzizat, sekalipun Dia tidak ada disana secara fisik, sebab secara Roh, Tuhan Yesus hadir dimanapun kita berada.
Ringkasan khotbah Minggu, 28 Juni 2015 oleh Pdt. Djoni Febrianto