Ringkasan khotbah Minggu, 18 Oktober 2015 oleh Ev. ELANI

KEAMANAN DALAM KELUARGA
Mazmur  128 :1-6
Mazmur 128 disebut juga mazmur kebijaksanaan. Ini dimulai dengan sebuah berkat. Pemazmur merefleksikan aplikasi dari berkat imam. Struktur dari Mazmur ini dibagi dalam 2 bagian : A. Berkat bagi keluarga yang takut akan Allah ( ayat  1 – 4 )
                B. Suatu doa dan harapan ( ayat 5 - 6 )
                Melalui Mazmur ini penulis memberikan suatu gambaran bagaimana keamanan dalam keluarga dapat terbentuk. Ada beberapa pembelajaran penting yang diungkap pemazmur, yaitu :
1.       Keamanan terjadi di atas dasar takut akan Tuhan ( ayat 1 – 2 )
Di kedua ayat pertama penekanan bagi penerima berkat diberikan bagi orang yang takut akan Allah. Kehidupan yang bijaksana terjadi saat orang berfokus  untuk berjalan dalam jalan Allah, yang didasarkan pada kasih, iman dan kebenaran. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang berintegritas. Dia menerima berkat dari Allah dalam semua usahanya. Takut akan Tuhan membuahkan hikmat melakukan sesuatu yang baik. Bagi kepala keluarga, suami dan istri bersama-sama dapat mempersembahkan sebuah keluarga yang memuliakan Allah – suami dan istri dapat saling menolong dan mendukung dalam kesehatian. Anak-anak, diberikan didikan agar mereka hidup  takut akan Tuhan.
2.       Berkat dari Tuhan dinyatakan dalam hal keamanan keluarga ( ayat 3 – 4 )
Di ayat 3 -  4 dinyatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan, berkatnya juga dinyatakan kepada istri dan keluarga. Berkat itu adalah kehangatan dalam keluarga, seorang istri menjadi seperti anggur dan anak-anak seperti pohon zaitun. Pohon anggur melambangkan kedamaian dan kemakmuran. Disini artinya adanya kehidupan keluarga yang penuh dengan damai sejahtera Anak-anak digambarkan seperti pohon zaitun. Pohon zaitun adalah pohon yang kuat. Pohon zaitun mungkin tidak berbuah setelah 40 tahun, ini menunjukkan waktu yang panjang dan produktif. Jelaslah bahwa keamanan keluarga dimulai ketika kepala keluarga mampu menjadi pelopor iman dan membimbing pertumbuhan ima keluarganya.Di dasarkan pada takut akan Tuhan,  keluarga akan menunjukkan kasih yang murni kepada anggota keluarganya,  maka keamanan dalam keluarga terjadi. Kasih menghilangkan keinginan untuk menjatuhkan, tapi membawa kemajuan.
3.       Berkat Tuhan terjadi sepanjang hidup ( ayat 5 – 6 )
Di ayat 5 – 6 pemazmur menyatakan suatu doa dan harapan bahwa berkat keamanan bagi keluarga yang takut akan Tuhan terjadi sepanjang hidup. Mungkin di tengah perjalanan hidup ada sesuatu yang menyakitkan, namun dengan percaya kepada Tuhan, kebaikan Tuhan akan dinyatakan. Akihirnya kita menjadi keluarga yang berkenan kepada Tuhan. Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini ? Marilah mengalami berkat keamanan dalam keluarga dengan menyadari bahwa semua itu perlu didasari dengan takut akan Tuhan dan Tuhan akan menyatakan berkat-Nya.
Ringkasan khotbah Minggu, 18 Oktober 2015 oleh Ev. ELANI

Ringkasan khotbah Minggu, 11 Oktober 2015 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

APA KATA ALKITAB MENGENAI PEPERANGAN ROHANI ?
Roma 6:11-13; 1 Yohanes 2:16-17; Efesus 6:10-12

Ada 3 macam peperangan rohani :
1.             Perang melawan dosa-dosa kita sendiri: Roma 6:11-13: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”
2.     Perang melawan pengaruh dunia yang buruk. “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Perang melawan kuasa Iblis. Tuhan Yesus sering mengusir Iblis yan merasuk di dalam diri manusia. Paulus juga mendorong orang percaya untuk siap berperang melawan Iblis. Efesus 6:10-12 mengatakan, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Kekuatan kita mengalahkan Iblis, semata-mata berasal dari Tuhan. Kisah Rasul 19:11-12: “Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.” Disini kita melihat betapa hebatnya Paulus,orang sakit disembuhkan dan roh-roh jahat berhasil diusir keluar. Kisah Rasul 19:13-16: “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.” Dari kisah nyata ini,kita boleh merenungkan, mengapa Paulus dapat mengusir roh-roh jahat itu/iblis, sementara anak-anak Skewa tidak bisa, malah diserang oleh iblis. Rahasianya murni terletak pada hubungan mereka dengan Tuhan Yesus. Karena Paulus punya relasi yang baik dengan Tuhan Yesus, maka Paulus berhasil usir Iblis, sebaliknya krn anak-anak Skewa tidak punya relasi dengan Tuhan Yesus, mereka hanya meniru perkataan Paulus, tetapi  tidak sungguh mengenal Yesus, akibatnya Iblis dapat hancurkan mereka.  Ringkasan khotbah Minggu,  11 Oktober 2015 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

Ringkasan khotbah Minggu, 4 Oktober 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH.

UTUSAN KRISTUS 
Matius 10:16
Tentu kita sering mendengar kata utusan atau diutus. Biasanya seseorang yang menjadi utusan berarti seseorang tersebut mendapat tugas untuk menyampaikan pesan atau melaksanakan tugas sesuai dengan yang dikehendaki oleh yang mengutus.  Sedangkan yang mengutus itu bisa manusia bisa Tuhan. Jika yang mengutus manusia, ia belum tentu bahkan bisa saja tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dialami oleh yang diutus. Tetapi jika yang mengutus adalah Tuhan, Ia tahu dengan pasti apa yang akan dialami oleh yang diutus. Bahkan sebelum mengutus manusia, Tuhan sudah membekali, memperlengkapi yang dibutuhkan utusan untuk melaksanakan perintah atau kehendak-Nya.
Para murid sebelum diutus oleh Tuhan Yesus diperlengkapi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan dan Tuhan Yesus juga sudah mengetahui dengan pasti bagaimana dan yang akan dialami para murid. Contoh : Tuhan Yesus sudah mengetahui jika suatu hari nanti Petrus akan menyangkal dan Yudas Iskaryot akan mengkhianati-Nya. Tuhan Yesus pun juga sudah tahu bila Petrus akan menyesali apa yg ia lakukan sementara Yudas Iskaryot akan bunuh diri (Matius 27:5 => Yudas Iskaryot menggantung dirinya).
Dalam  pandangan manusia, Tuhan itu mengutus manusia melaksanakan perintah-Nya tetapi dikelilingi banyak kesulitan dan tantangan. Bisa saja kita berkata mengapa diutus jika sulit. Tuhan Yesus berkata, “Lihat aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala (v.16a) Ini sangat jelas Tuhan Yesus mengutus para murid seperti domba ke tengah-tengah serigala. Dalam kiasan umum yang digunakan dalam budaya Yahudi dan Yunani domba dianggap sebagai binatang yang lemah, tidak berdaya dan melambangkan manusia dalam keadaan yang tidak berdaya sedangkan serigala dianggap sebagai binatang yang berbahaya, ganas dan melambangkan sikap mudah menyerang domba. Dengan jelas di sini Tuhan mengutus para murid seperti domba yang tidak berdaya  ke tengah-tengah serigala yang ganas dab berbahaya. Mengapa Tuhan sengaja mengutus para murid ke tempat yang berbahaya.  Jika dapat menghidar tentu para murid akan menghidar tetapi dalam kenyataannya tidak dapat dihindari harus di hadapi.
Hal ini mengingatkan banyak hal dalam kehidupan kita :
1.    Kita merasa sepertinya sudah tidak berdaya, tidak kuat menghadapi penderitaan, kesulitan, tantangan, persoalan yang ada.
2.    Kita tidak dapat melarikan diri atau menghindar dari realita hidup dengan segala macam permasalahan yang ada. 
3.    Kita harus menghadapi serigala, yang berupa tantangan, permasalahan hidup dalam pekerjaan, keluarga dan lain-lain.   
Tuhan mengutus para murid ditempat yang berbahaya dalam pandangan manusia tetapi Tuhan juga menolong, melindungi, menguatkan dan pada waktunya domba-domba yang yag lemah, yang tidak berdaya itu akan menerima upah yang pantas berada bersama dengan Tuhan. 
Bagaimana seorang utusan dapat melaksanakan yang Tuhan kehendaki ?
1.    Harus cerdik
Cerdik yang dimaksud disini adalah berhati-hati atau waspada, bijaksana dalam menghadapi tantangan.
2.    TULUS
Di sini dikatakan tulus seperti merpati. Penafsir mengatakan supaya tidak merugikan atau membahayakan orang lain karena tantangan yang dihadapi. Contoh karena dikecewakan jangan mengecewakan, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi balaslah dengan kebaikan.       
   Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. "Bila berdiri sendiri, kecerdikan ular itu tidak lebih daripada kelicikan. dan ketulusan seekor merpati tidak lebih baik dari padaKelemahan : tetapi jika digabungkan. kecerdikan ular akan menyelamatkan mereka dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya; dan ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut"  
Sebagai utusan Kristus kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ada orang yang cerdik tapi tidak tulus, ada orang yang tulus tapi tidak bijaksana
Ringkasan khotbah Minggu,  4 Oktober 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH.

Ringkasan khotbah Minggu, 27 September 2015 oleh Pdt. MARKUS DLD

BAPTISAN DAN IMAN 
Markus 16:14-16

Apa yang menarik dari pernyataa Yesus dalam ayat ke – 16 adalah bahwa Ia menggabungkan percaya dan baptis sebagai dua hal yang dapat dipisahkan dari keselamatan yang dialami seseorang. Penggabungan ini memperlihatkan bahwa baptisan adalah soal penting bagi keselamatan seseorang.

Dari apa yang dijelaskan oleh artikel 34 Pengakuan Iman Gereja Belanda, baptisan merupakan pengganti sunat dalam Perjanjian Lama. Penulis Surat Ibrani dalam Ibrani 10:1 memberitahu kita bahwa “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakekat  dari keselamatan itu sendiri”. Sunat yang diwajibkan bagi semua orang Israel adalah salah satu bayangan dari keselamatan yang akan datang itu. Sekarang, karena “Kristus” seperti ditulis Rasul Paulus dalam Roma 10:4”adalah kegenapan hukum Taurat” maka bayangan sudah tidak dibutuhkan lagi. Sunat sudah tidak diperlukan karena yang sejati sudah datang dan sudah menyelesaikan apa yang dibayangkan itu itu sekali untuk selamanya.

Dengan pembatalan itu maka sunat lahiriah yang dibutuhkan sebagai tanda masuk ke dalam umat Allah sudah tidak berlaku lagi. Umat Allah yang lama dibangun diatas dasar  kelahiran sudah dihapus  dan diganti dengan umat Allah baru yang dibangun diatas iman kepada Kristus. Tanda itu yang kini dipakai untuk menandai adalah sakramen baptisan.

Maka baptisan adalah tanda yang kelihatan dari kejadian yang tidak kelihatan, yang terjadi pada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Ia juga adalah meterai  yang meneguhkan bahwa kebenaran yang dilukiskan oleh baptisan itu sungguh  disediakan Allah untuk  orang yang dibaptis itu. Yang ia butuhkan adalah mempercayainya dan terus menerus percaya bahwa apa yang dilakukan Allah seperti digambarkan  oleh baptisan itu adalah untuk dirinya.

Anak-anak perlu dibaptis karena Allah juga mengadakan perjanjian dengan mereka (Kej.17:7; KPR 2:9). Namun perjanjian itu tidak serta merta membuat mereka secara otomatis mengalami janji-janji yang terkandung dalam baptisannya. Baptisan tidak menjamin mereka masuk surga. Mereka terlebih dahulu harus meresponi baptisannya dengan iman, dengan mempercayai Allah yang berjanji memberikan keselamatan kepada mereka.

Tugas orang tua adalah mendidik anak-anaknya dalam nasihat  dan ajaran Tuhan supaya pada suatu saat kelak mereka dapat meresponi baptisan mereka, dengan percaya kepada Allah dan mengungkapkan percayanya itu di depan umum. Tugas ini berat, namun tidak ada pekerjaan yang mendatangkan hasil yang lebih membahagiakan dari pada melihat anak-anak kita merespons baptisannya dengan iman kepada Allah, mengungkapkannya di depan umum dalam upacara sidi dan terus mengikuti serta melayani Tuhan seumurhidup mereka.   
Ringkasan khotbah Minggu, 27 September 2015 oleh Pdt. MARKUS DLD

Ringkasan khotbah, Minggu 20 September 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

TUHAN YESUS ADALAH PENOLONGKU
Mazmur 46:2-4

Sampai hari ini tentu kita semua sudah merasakan pertolongan Tuhan yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu. Pertolongan yang sudah kita alami mungkin berkaitan dengan kesehatan, pekerjaan, pelayanan, keluarga dan masalah-masalah yang lain.
Mazmur ini berkaitan dengan fakta-fakta  pengakuan iman. Apa faktanya ? dunia dapat hancur : bumi berubah, gunung2x bergoncang,  ombak dilaut bergelora dengan kencang sampai gunung bergoncang (v.3-4).
Betapa mengancamnya bahaya yang sedang dihadapi, seandainya bumi akan berpindah dan terlempar ke laut, bahkan gunung-gunung bagian yg terkuat dari bumi terbenam dilautan yang dalamnya tidak terukur.   
Melihat fakta demikian sesuatu yang wajar umat Tuhan mengalami ketakutan, tetapi Pemazmur memberitahukan dengan sangat jelas, Aku tidak akan takut karena  Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Apakah pengakuan iman pemazmur ?
Tuhan adalah tempat perlindungan è Di sini Pemazmur mengerti bahwa Tuhan menjadi tempat bagi dia  berlindung dan di dalam Tuhan pemazmur merasa aman.
Bila kita mengingat kisah hidup Daud sebelum menjadi raja menggantikan Saul. Daud merasakan situasi yang tidak aman ketika menghadapi ancaman dari Saul namun Daud juga merasa aman karena Tuhan selalu melindunginya.
Kita saat ini tidak menghadapi ancaman seperti pemazmur, namun ada macam2x hal yang terkadang membuat kita tidak  aman, tidak tenang, kuatir : mungkin karena pekerjaan, kesehatan, masalah-masalah yang datang bergantian dsb.  Dalam keadaan demikian, marilah kita berlindung pada Tuhan sehingga dapat melewati masa-masa sulit dengan perlindungan Tuhan.
Tuhan adalah kekuatanku è Ketika Pemazmur harus menghadapi Goliat pahlawan yang gagah perkasa lengkap dengan perlengkapannya. Daud  seorang gembala domba yang hanya mempunyai perlengkapan berupa tongkat. Orang-orang yang melihat Daud beranggapan, tidak mungkin Daud mengalahkan Goliat. Namun dengan kekuatan dan pertolongan Tuhan Daud mengalahkan Goliat.
Dengan anugerah-Nya Tuhan menopang, memberikan kekuatan  dan di dalam Tuhan kita kuat menghadapi realita hidup. Realita dalam hidup hanya dpt kita hadapi dengan kekuatan dari Tuhan, bukan dengan apa yg kita miliki mungkin uang, pekerjaan, jabatan, pengalaman dsb.  Jika Daud mengerti dan merasakan Tuhanlah yang memberikan kekuatan dalam hidupnya, bagaimana dengan saudara dan saya ?               
Dalam imannya Daud bukan hanya mengakui bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan dan kekuatan, Daud juga sdh merasakan bahwa Tuhan juga sebagai Penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Penolong disini dapat berarti, Pemazmur yakin bahwa :
1.    Tuhan mampu menyelamatkan dari berbagai tekanan dan ancaman dari manapun
2.    Tuhan mampu menolong  dalam keadaan apapun
3.    Tuhan mampu menolong  dalam menghadapi kesulitan apapun
Mattew Henry mengatakan, “Tuhan adalah penolong yang sangat dekat, setiap saat kita dapat berseru kepadaNya,  siap menolong dan memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Tuhanlah satu2xnya penolong yang sempurna.
Tuhan selalu hadir menolong kita dalam menghadapi kesulitan. Tidak ada seorangpun yang kebal, bebas dari kesulitan, persoalan dalam hidup ini. Ingatlah kita tidak sendiri memikul beban, kesusahan dalam hidup, karena Tuhan siap menolong kita, Dia selalu bersama kita Bagaimana kita merasa Tuhan dekat dengan kita ? setelah kita berdoa kita merasa tenang, percaya dengan kasihNya Tuhan akan menolong kita. Manusia bisa menolong karena terpaksa namun Tuhan tdk pernah menolong karena terpaksa, Tuhan menolong karena mengasihi umatNya.
Ringkasan khotbah, Minggu 20 September 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH