Ringkasan khotbah Minggu, 27 September 2015 oleh Pdt. MARKUS DLD

BAPTISAN DAN IMAN 
Markus 16:14-16

Apa yang menarik dari pernyataa Yesus dalam ayat ke – 16 adalah bahwa Ia menggabungkan percaya dan baptis sebagai dua hal yang dapat dipisahkan dari keselamatan yang dialami seseorang. Penggabungan ini memperlihatkan bahwa baptisan adalah soal penting bagi keselamatan seseorang.

Dari apa yang dijelaskan oleh artikel 34 Pengakuan Iman Gereja Belanda, baptisan merupakan pengganti sunat dalam Perjanjian Lama. Penulis Surat Ibrani dalam Ibrani 10:1 memberitahu kita bahwa “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakekat  dari keselamatan itu sendiri”. Sunat yang diwajibkan bagi semua orang Israel adalah salah satu bayangan dari keselamatan yang akan datang itu. Sekarang, karena “Kristus” seperti ditulis Rasul Paulus dalam Roma 10:4”adalah kegenapan hukum Taurat” maka bayangan sudah tidak dibutuhkan lagi. Sunat sudah tidak diperlukan karena yang sejati sudah datang dan sudah menyelesaikan apa yang dibayangkan itu itu sekali untuk selamanya.

Dengan pembatalan itu maka sunat lahiriah yang dibutuhkan sebagai tanda masuk ke dalam umat Allah sudah tidak berlaku lagi. Umat Allah yang lama dibangun diatas dasar  kelahiran sudah dihapus  dan diganti dengan umat Allah baru yang dibangun diatas iman kepada Kristus. Tanda itu yang kini dipakai untuk menandai adalah sakramen baptisan.

Maka baptisan adalah tanda yang kelihatan dari kejadian yang tidak kelihatan, yang terjadi pada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Ia juga adalah meterai  yang meneguhkan bahwa kebenaran yang dilukiskan oleh baptisan itu sungguh  disediakan Allah untuk  orang yang dibaptis itu. Yang ia butuhkan adalah mempercayainya dan terus menerus percaya bahwa apa yang dilakukan Allah seperti digambarkan  oleh baptisan itu adalah untuk dirinya.

Anak-anak perlu dibaptis karena Allah juga mengadakan perjanjian dengan mereka (Kej.17:7; KPR 2:9). Namun perjanjian itu tidak serta merta membuat mereka secara otomatis mengalami janji-janji yang terkandung dalam baptisannya. Baptisan tidak menjamin mereka masuk surga. Mereka terlebih dahulu harus meresponi baptisannya dengan iman, dengan mempercayai Allah yang berjanji memberikan keselamatan kepada mereka.

Tugas orang tua adalah mendidik anak-anaknya dalam nasihat  dan ajaran Tuhan supaya pada suatu saat kelak mereka dapat meresponi baptisan mereka, dengan percaya kepada Allah dan mengungkapkan percayanya itu di depan umum. Tugas ini berat, namun tidak ada pekerjaan yang mendatangkan hasil yang lebih membahagiakan dari pada melihat anak-anak kita merespons baptisannya dengan iman kepada Allah, mengungkapkannya di depan umum dalam upacara sidi dan terus mengikuti serta melayani Tuhan seumurhidup mereka.   
Ringkasan khotbah Minggu, 27 September 2015 oleh Pdt. MARKUS DLD

0 komentar:

Posting Komentar