Ringkasan khotbah, Minggu 22 Desember 2013 oleh Pdt. SYLVIA SOEHERMAN

Orang Majus 
(Matius 2:1-12)
Para orang Majus adalah para orang bijak dan pengamat bintang dari Timur, yang kemungkinan berasal dari Persia.  Mereka melihat bintang yang berbeda ketika Tuhan Yesus lahir.  Kita tidak dapat mengetahui dengan pasti bagaimana mereka bisa tahu kalau bintang itu menyatakan ada  Raja orang Yahudi yang baru lahir. Namun, dari peristiwa ini kita dapat melihat bahwa berita kabar sukacita ini juga disampaikan oleh Allah kepada bangsa bukan Yahudi melalui bintang. 
Para orang Majus ini mempersiapkan perjalanan yang jauh dengan satu tujuan utama yaitu mereka mau menyembah Raja yang baru lahir ini (Mat. 2:2).  Kata "menyembah" ini menunjukkkan postur tubuh yang menundukkan diri hingga kepala menyentuh kepada tanah.  Hal ini menunjukkan suatu kesediaan untuk merendahkan diri dan menyatakan bahwa orang yang disembah lebih tinggi derajatnya dari dirinya. Para orang Majus ini tidak berpikir untuk meminta sesuatu dari Raja yang baru lahir ini, tetapi mereka hanya mau menyembah.  
Respon yang berbeda ditunjukkan oleh Raja Herodes dan para imam dan ahli Taurat.  Raja Herodes meminta para orang Majus untuk mencari bayi yang baru lahir ini dengan tujuan utama adalah untuk membunuh Dia, seperti yang terlihat dalam peristiwa yang dicatat berikutnya Mat. 2:13-16.  Hal ini terjadi karena raja Herodes tidak bersedia untuk menundukkan dirinya. Sedangkan para imam dan ahli Taurat, mereka memiliki kebenaran dan tahu menjawab pertanyaan mengenai dimana bayi itu dilahirkan.  Akan tetapi mereka melewatkan kesempatan untuk mencari dan menyembah Raja yang baru lahir ini.
Dalam pencarian orang Majus, mereka menemukan bahwa Raja yang baru lahir ini bukan tinggal di istana sebagaimana layaknya seorang raja, melainkan tinggal di rumah yang sederhana dari orang tua yang sangat sederhana.  Namun, kesediaan untuk tunduk pada "berita" yang Allah sampaikan dan keinginan hati untuk menyembah membuat para orang Majus ini sangat bersukacita - terjemahan lain menyatakan "rejoiced exceedingly with great joy."     Para orang Majus ini tidak mempertanyakan "berita" yang mereka lihat melalui bintang ketika realita yang mereka lihat "bertentangan" dengan "berita" tersebut.  Tapi dengan kerendahan hati mereka mentaati dan bersukacita.  Kemudian, mereka melakukan hal-hal berikut ini: masuk ke rumah yang sederhana itu, menyembah anak kecil berpakaian sederhana, dan mempersembahkan mas, kemenyan dan mur yang menunjukkan bahwa anak yang mereka sembah ini adalah seorang Raja.
Para orang Majus ini mengajarkan kita untuk: (1) datang menyembah Dia, Yesus, yang lahir di hari Natal ini sebagai Raja dalam kehidupan kita dengan penuh kerendahan hati, (2) bersedia untuk menerima berita kebenaran dari Allah walaupun realita yang kita lihat berbeda dari apa yang kita pikir seharusnya terjadi, (3) bersedia mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada Allah yang adalah Raja di dalam kehidupan kita (Rom. 12:2).  Akhirnya, dalam menjalani akan kebenaran ini, ingatlah Bayi yang lahir di hari Natal ini adalah Immanuel - yang artinya Allah beserta dengan kita (Mat.1:23).  Yesus Tuhan tidak membiarkan kita menghidupinya sendirian, tetapi Dia beserta dengan kita. Amin.

(Ringkasan khotbah, Minggu 22 Desember 2013 oleh Pdt. SYLVIA SOEHERMAN)

Ringkasan khotbah, Minggu 15 Desember 2013 oleh Pdt. Djoni Febrianto

GEMBALA (Lukas 2:8-20)
Yang menarik dari kehidupan para gembala ?
1.      Kehidupan para gembala sangat sederhana, karena mereka tergolong orang-orang miskin dan tidak berpendidikan tinggi. Berita Natal justru disampaikan kepada orang-orang yang sederhana ini. Mengapa demikian ? Karena Tuhan memang suka dengan kesederhanaan. Yesus sendiri lahir di kandang, dibaringkan dipalungan. Allah yang kaya rela lahir di tempat sederhana. Mengapa Tuhan suka dengan kesederhanaan ? Karena Tuhan hendak mengajarkan pentingnya nilai kerendahan hati.
2.      Para gembala adalah orang-orang yang sanggup memelihara domba-dombanya dgn pemeliharaan yang terbaik.Mereka selalu ingin memberi rumput yang terbaik bagi domba-dombanya. Sekalipun mereka harus tinggalkan rumah mereka, dan berjalan jauh mencari padang rumput, mrk berusaha menemukan padang rumput yang terbaik, juga sungai yang baik, bagi domba-dombanya spy bisa minum. Mereka senang melihat domba-dombanya semakin gemuk dan sehat. Demikian juga dengan Tuhan Yesus, Dia pelihara kita dengan berkat jasmani dan rohani.
3.      Para gembala adalah orang-orang yang bertanggungjawab penuh atas keselamatan domba-dombanya. . Bila ada domba yang hilang,maka gembala pasti akan mencari,  satu domba tersesat, pasti dicari sampai dapat. Bila belum dapat, seorang gembala tidak akan segera pulang. Bahkan para gembala berani mengorbankan nyawanya demi domba-domba yang digembalakan. Bila datang binatang buas, singa, anjing hutan dll, maka para gembala berani melawan /mempertaruhkan nyawa demi keselamatan domba-dombaNya. Padahal senjata para gembala bukan pedang,bukan perisai tetapi tongkat dan ketepel saja.
4.      Para gembala adalah orang-orang yang punya hati menaati perintah Tuhan. Ketika malaikat Tuhan menjumpai mereka di padang Efrata, langsung mereka berkemas menuju ke kandang di Betlehem, padahal tidak mudah bagi mereka untuk mengurusi domba-domba mrk yang begitu banyak. Tetapi tetap saja langkah mereka menuju kandang Betlehem untuk melihat kebenaran berita dari malaikat. Dan betapa bahagianya mereka ketika melihat bayi Yesus di kandang Betlehem itu. Apa artinya ini: artinya segala perkataan Tuhan kepada malaikatNya adalah benar adanya. Tidak ada firman yang omong kosong.
(Ringkasan khotbah, Minggu 15 Desember 2013 oleh Pdt. Djoni Febrianto)

VIDEO RETREAT KEUARGA


Ringkasan khotbah, Minggu 8 Desember 2013 oleh Ev. INDRI TEKNO WIDJOYO

Tokoh Yusuf 
(Matius 1:18-25) 
 Kalau kita belajar tokoh Alkitab, tentu tujuannya sudah pasti akan meneladani tersebut dalam kehidupan kita. Yusuf berasal dari Yudea keturunan Daud. Teladan apa yang dapat di teladani ? 1. Yusuf seorang bapa yang bertanggung jawab Dalam menghidupi kehidupan Tuhan Yesus sejak kecil dan ke empat anak Yusuf dan Maria, Yusuf bertanggung jawab penuh terhadap mereka. Maka sebagai suami dan orang tua Kristen harus bertanggung jawab terhadap keluarga. 2. Yusuf seorang yang tulus hati – Matius 1:19 Dalam terjemahan bahasa Inggris tulus diterjemahkan benar dan adil. 3. Yusuf seorang yang penuh ketaatan *) Waktu Yusuf bertunangan dengan Maria Tuhan menyuruh Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya dan Yusuf mentaati. *) Waktu kunjungan orang majus, Tuhan menyuruh Yusuf membawa Yesus ke Mesir, Yusuf taat. *) Waktu Yusuf dan keluarga di Mesir, Herodes meninggal, Tuhan menyuruh Yusuf dan keluarga kembali ke Israel dan Yusuf pun taat. *) Setelah Arkhelaus menggantikan Herodes ayahnya, Tuhan menyuruh mereka ke tanah Galilea dan tinggal di Nazaret, Yusuf taat. Pergumulan-pergumulan Yusuf : 1. Pergumulan kehamilan Maria Demi menjaga nyawa Maria, Yusuf bemaksud meninggalkan Maria secara diam-diam karena wanita yang hamil diluar nikah akan dirajam batu. 2. Pergumulan dalam mendidik Yesus yang adalah Allah, seperti syair lagu yang dinyanyikan Michael Card, antara lain berbunyi demikian : “Bagaimana mungkin bayi ini dalam pelukanku, dimana aku tahu Dia bukan milikku. Bukan dari dagingku, bukan dari tulangku. Tapi Bapa biarkan bayi ini menjadi anak dalam cinta kasihku dan seterusnya. Tak ada seorangpun yang tidak bergumul dalam dalam dunia ini, dalam pergumulan hendaklah kita ingat : *) Pada suatu hari pergumulan seberat apapun akan berlalu *) Jangan biarkan Iblis mengambil sukacita dan damai sejahtera yang telah Tuhan sediakan saat pergumulan datang. *) Dalam pergumulan tetaplah melakukan tugas dan kewajiban sambil terus beriman dan memandang pada-Nya. (
Ringkasan khotbah, Minggu 8 Desember 2013 oleh Ev. INDRI TEKNO WIDJOYO)

Ringkasan khotbah, Minggu 1 Desember 2013 oleh Ev. Anam Peni Asih

Tokoh  MARIA 
Lukas 1: 26-38
Secara umum ketika seseorang mau dipakai oleh Tuhan, ia tdk langsung mengatakan ia Tuhan sy mau dipakai Tuhan selagi sy msh sehat dan punya kesempatan. Macam2x alasan yg kita ungkapkan utk menolak dipakai Tuhan.
Dalam perikop ini kita melihat percakapan antara Maria dengan malaikat Gabriel. Tujuan akhir dari percakapan adalah supaya MARIA bersedia dipakai TUHAN untuk melahirkan MESIAS.  Bagaimana reaksi MARIA :
1.    Maria takut – Janganlah takut hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah v.30. Mengapa malaikat Gabriel mengatakan  spy Maria jangan takut, alasannya jelas krn Maria beroleh kasih karunia kharis artinya : anugerah, pemberian Allah. Jadi dlm hal ini Maria akan melahirkan Mesias merupakan kehormatan dan anugerah yg diberikan secara cuma-cuma.Maria menerima anugerah dipilih, dipakai Allah mjdi ibu dari Sang Mesias. Mengapa Maria yg dipilih, bukan yg lain ? alkitab tdk memberikan jawaban, yg jelas itulah anugerah utk Maria. Perlu mengerti bhw anugerah itu pemberian yg diberikan secara Cuma2x, yg memberi tdk wajib memberi, yg menerima tdk mempunyai hak utk meminta. Anugerah diberikan krn inisiatif si pemberi. Anugerah Allah tdk dpt dipahami melalui pikiran namun harus dipahami dgn iman.
Jika setiap orang percaya termasuk kita semua menyadari, jika Tuhan mau memakai tenaga, waktu, uang, harta kita, itu adalah anugerah, tentu kita bersedia dipakai Tuhan. Kita tdk takut dipakai Tuhan, ttp justru kita bersyukur krn kita dipakai Tuhan. Dia sangat tahu dan paling tahu kelemahan kita, tetapi Dia mau memakai kita, itulah anugerah utk kita. 
2.    Maria tdk percaya – Bgm hal itu mungkin terjadi, krn blm bersuami v34 Maria ini berasal dari keluarga miskin dan status sosial yg rendah. Maria dlm keadaan bingung, tidak percaya, ragu-ragu dsb Maria mendapat jawaban dari malaikat, Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yg Mahatinggi akan menaungi engkau (v35b). Di sini Malaikat menunjukkan bukti nyata, mengenai Elizabet yg sdh tua, bahkan dikatakan mandul namun saat itu mengandung ..  Setelah mendengar penjelasan malaikat mengenai bagaimana kelak anak tsb, ada Roh  Allah yg menaunginya, serta Elizabet yg mengandung pd masa tuanya.
3.    Maria mengatakan bersedia dipakai Tuhan v.38 Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu. 
Pada akhirnya Maria memahami yg mustahil dpt menjadi kenyataan, itu bkn krn kekuatan manusia namun krn kuasa Allah semata. Pemahaman inilah yg membuat Maria bersedia dipakai Tuhan.
Maria tdk langsung mengatakan, mau dipakai menjadi alat Tuhan, ini sesuatu yg wajar bila semula Maria takut dipakai Tuhan, tdk percaya bila Tuhan mau memakainya, namun akhirnya Maria bersedia dipakai mjdi alat Tuhan u/ melahirkan MESIAS => sang Juru selamat yg akan membebaskan manusia dari dosa.  Bgm dgn kita semua ? maukah dipakai Tuhan sesuai dgn apa yg dpt kita lakukan. Sadarilah ketika Tuhan memakai kita itu anugerah, kuasa Tuhan yg bekerja melalui kita dan menyadari sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu v.38. 
(Ringkasan khotbah, Minggu 1 Desember 2013 oleh  Ev. Anam Peni Asih) 

Ringkasan khotbah, Minggu 24 November 2013 oleh Ev. TARMINA

MENJADI BERKAT DALAM KELUARGA
(Mazmur  128:1-6)

Tuhan menginginkan kita menjadi berkat dalam keluarga kita masing-masing. 
Maz 127 dan  Maz 128 ini berbicara mengenai berkat Tuhan atas keluarga. Menurut kebiasaan orang Yahudi, Maz 128 ini akan di bacakan pada setiap calonpengantin baru yang akan berkeluarga atau setiap anggota keluarga secara berkala tujuannya mengingatkan setiap keluarga akan berkat Tuhan atas keluarga.
Setiap kita ingin menjadi berkat dalam keluarga.
Bagaimana caranya supaya menjadi berkat dalam keluarga ? 
1.  Setiap anggota keluarga harus mempunyai hati yang takut akan Tuhan(v1).
Takut akan Tuhan artinya hidup menurut jalan yang ditunjukanNya (v.1b).
Salah satu cirri orang yang takut akan Tuhan ditandai dengan kasih.  Kasih kepada Tuhan di wujudkan pada sesama khususnya terhadap anggota keluarga.
Apabila setiap anggota keluarga hidup takut akan Tuhan, maka kasih diantara anggota keluarga akan terlihat adanya kasih, damaisejahtera, saling menghargai dsb.Mengapa banyak keluarga hancur ? karena masing2 anggota keluarga tidak lagi takut akan Tuhan.  Sudahkah kita menjadi berkat dalam keluarga kita ? Milikilah hati hati yang taku takan Tuhan.
2.  Setiap anggota keluarga harus menjaga Perkataan (I Pet 3:10)
Banyak anak sakit hati terhadap orang tuanya karena perkataan orang tuanya tidak menjadi berkat, menyakiti hati anak.Banyak keluarga hancur gara-gara perkataan. Orang tua sakit hati karena perkataan anaknya.  Saudara kandung sakit hati karena perkataan saudaranya.
Nada bicara mempengaruhi orang yang lain yang mendengarnya. Ada seorang ahli mengatakan bahwa dalam berbicara,  jangan dengan nada tinggi tetapi dengan nada yang rendah, sedangkan didalam bernyanyi harus menggunakan nada tinggi.
Seorang ahli berkata ada 37 perkataan yang tidak boleh di ucapkan : penghinaan, kutukan dll dan 27 perkataan yang boleh di ucapkan. Sedangkan yang boleh diucapkan adalah kata2 yang membangun orang lain. Marilah kita menjaga perkataan kita sehingga kita menjadi berkat dalam keluarga.
3.   Setiap anggota keluarga harus menunjukkan melalui Perbuatan(Mat 5:16)
Sebagai anak Tuhan, kita tidak dapat hanya di mulut kita mengakui bahwa kita adalah anak Tuhan tetapi dalam perbuatan kita tidak menunjukkan bahwa kita adalah anak Tuhan.Melalui perbuatan orang menjadi berkat. Kita tahu   tugas dan kewajiban kita masing2 sebagai anggota keluarga Kristen. Mungkin ada yang sebagai anak, ibu, ayah, mertua.Tetapi seringkali yang kita ucapkan tidak sesuai dengan perbuatan. Sebagai orang tua, kita mengajarkan anak untuk mengasihi tetapi kita sendiri sebagai orang tua tidak dapat menunjukkan dalam perbuatan.
Ketika melihat anggota keluarganya mengalami kesulitan ,anggota keluarga tidak mau saling menolong. Untuk menjadi berkat dalam keluarga, harus di tunjukkan melalui perbuatan. Perbuatan kita di lihat oleh anggota keluarga kita.
Setiap kita harus menunjukkan kasih melalui perbuatan .
Sudahkah kita menjadi berkat dalam keluarga kita ?
(Ringkasan khotbah, Minggu 24 November 2013 oleh Ev. TARMINA)