Hidup
Rohani Orang Kristen - KPR 2:41-47
Dalam konteks kehidupan iman Kristen, iman itu tidak bisa
dilepaskan dari perbuatan yang sering kita pahami sebagai sebuah INTEGRITAS.
Yesus pernah menegur dengan keras orang Farisi dan Ahli Taurat dalam Matius 23
karena mereka memiliki hidup yang tidak berintegritas. Yesus mengajar para
murid untuk berani berkata benar dan meneladankan kehidupan yang sesuai dengan
apa yang Dia ajarkan. Oleh karena itu, bagi setiap orang Kristen pada masa kini pun berlaku bahw
a
hidup rohani itu bukan hanya sesuatu yang ada di dalam hati dan kita nikmati
seorang diri, atau sekedar perilaku yang baik namun hatinya penuh dengan
kebusukan. Hidup rohani orang kristen adalah hidupyang diisi dengan keselarasan
hati dan tindakan dalam menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Keselarasan antara hati dan tindakan inilah yang menjadi CIRI UTAMA
KEHIDUPAN ROHANI jemaat mula-mula sehingga dalam ay.47b dikatakan “mereka disukai semua orang.” Hidup rohani jemaat mula-mula ditunjukkan
melalui :
1.
Hidup dalam PERUBAHAN PERILAKU yang nyata (ay.42) yaitu :
Pertama,
mereka bertekun untuk BELAJAR FIRMAN ALLAH,
secara khusus belajar tentang kebenaran-kebenaran rasuli. Mereka tidak lagi datang untuk hanya untuk mempersembahkan korban, namun
mereka mau belajar firman Allah. Artinya, setiap orang-orang yang
memiliki Roh Kudus dan Firman dalam hidupnya, memiliki kerelaan dan kerendahan
hati untuk dididik dan diajar oleh firman Allah, karena “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengAJAR, untuk meNYATAKAN kesalahan, untuk memPERBAIKI
kelakuan dan untuk menDIDIK orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16)
Kedua, mereka hidup dalam PERSEKUTUAN. Mereka tidak lagi datang untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri akan
pengampunan dosa, namun belajar untuk peduli dan memenuhi kebutuhan orang lain
juga. Bukankah di
dalam persekutuan, kita dilatih TUHAN, untuk mengembangkan mutual
dependency (:kebergantungan
yang saling menguntungkan) dan menjadi orang dewasa rohani sesuai dengan ajaran untuk “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!” (Galatia 6:2)
Ketiga, mereka selalu
berkumpul untuk MEMECAHKAN
ROTI yang melaluinya jemaat diajar untuk memberitakan Firman, tidak
hanya secara verbal, namun juga melalui tindakan dan
perilaku. Itu
sebabnya ketika kita menerima roti dan anggur perjamuan kudus, pendeta selalu
mengatakan, “melalui perjamuan kudus ini
kita memberitakan kematian Tuhan sampai Tuhan datang kembali.”
Keempat, mereka bersehati
berDOA. Mereka tidak lagi datang untuk didoakan oleh para imam,
namun belajar untuk berdoa dan mendoakan secara langsung. Ingatlah, Doa-doa kita dapat menjadi
sarana untuk Tuhan bekerja di dalam kehidupan dunia ini.
2. Hidup dalam KEBIASAAN
ROHANI yang baik dan benar.
Perubahan perilaku yang dialamai oleh jemat mula-mula tidak hanya berhenti
di tempat. Dengan pimpinan dan pertolongan Roh Kudus, mereka terus MAU
MENGULANG dan MEMPRAKTEKKAN perubahan perilaku itu sampai menghasilkan KEBIASAAN ROHANI yang baik dan benar.Dalam ayat 44-47a, kita membaca adanya perilaku-perilaku
yang menjadi kebiasaan-kebiasaan. Ini dapat dilihat dari beberapa istilah yang
digunakan:
Ø Ayat 44, “Dan semua
orang yang telah menjadi percaya ‘tetap
bersatu’ (perilaku menjadi kebiasaan), dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama.”
Ø Ayat 45, “dan ‘selalu ada’ (perilaku menjadi
kebiasaan) dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya
kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.”
Ø Ayat 46a,
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul ‘tiap-tiap hari’ (perilaku menjadi kebiasaan) dalam Bait Allah.
Ø Ayat 46b-47a, Mereka
memecahkan roti di rumah masing-masing ‘secara bergilir’ (perilaku menjadi kebiasaan) dan makan
bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil
memuji Allah.”
Firman Tuhan ini mengajak kita untuk terus
membangun kebiasaan-kebiasaan rohani atau kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti 1
Korintus 15:33 menyatakan, “Janganlah
kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan KEBIASAAN YANG BAIK. Kebiasaan baik yang
muncul sebagai buah pekerjaan Roh Kudus dan FirmanNya di dalam kita,
menghasilkan budaya yang berdampak kekal bagi kehidupan oranglain/bagi dunia.
Bagaimana dengan hidup kita...? Sudahkah memiliki
kebiasaan yang baik dan melaluinya kita disukai oleh semua orang...?
Ringkasan khotbah Minggu, 14 September 2014 oleh Ev. KRISNA KUNCARA YUGA