Ringkasan khotbah Minggu, 31 Mei 2015 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

IMAN DALAM PERBUATAN
Yakobus 2:14-26

            Ada 3 jenis orang Kristen  yang mewakili imannya bila mendengar Firman Tuhan di gereja. Pertama, datang, duduk, ibadah, dengar Firman Tuhan.  Kedua, dengar Firman Tuhan,  lalu saat itu juga hatinya tergerak. Semangatnya berkobar-kobar  dalam mencintai Tuhan. Tetapi, itu hanya saat di dalam gereja. Begitu keluar dari gereja kembali menjadi manusia lama.  Ketiga, dengar Firman Tuhan, ia menggumulkannya.  Tiba di kehidupan sehari-hari, ia mencoba untuk menerapkan Firman Tuhan. Ciri yang ketiga ini adalah ciri orang yang bertumbuh di dalam Tuhan.
Inilah ciri-ciri iman orang Kristen. Lalu bagaimana sesungguhnya iman yang sejati itu? Mari kita lihat teks yang baru saja kita baca.
a.       Perbandingan keselamatan hanya dengan iman vs iman disertai perbuatan.
Pengajaran Paulus dengan Yakobus harus dimengerti dari konteksnya. Paulus di dalam Roma, ingin mengkritisi pemahaman orang Kristen tentang keselamatan dengan melakukan Taurat. Di dalam surat Roma, perbuatan baik adalah syarat untuk mendapatkan hidup yang kekal Sedangkan di dalam surat Yakobus  perbuatan baik adalah tanda seseorang yang telah memiliki kasih karunia Allah.
b.      Iman itu harus disertai dengan perbuatan.
Ada dua kata yang penting untuk kita ketahui yaitu: ascentia and fiducia. Ascentia adalah "ascent" mental, pengetahuan mengenai keberadaan sesuatu. Setan-setan mengakui dan percaya bahwa Allah ada. Fiducia lebih dari ascentia. Ia melibatkan suatu kepercayaan penuh kepada sesuatu, penyerahan total kepadanya, suatu kepercayaan penuh dan penerimaan atas sesuatu. Ini adalah jenis iman yang dimiliki oleh orang Kristen dalam Kristus. Seorang Kristen, karenanya, memiliki fiducia; yakni, ia memiliki iman sejati dan percaya kepada Kristus, tidak hanya sekedar mengakui bahwa Ia pernah hidup di bumi pada suatu masa tertentu. Cara lain untuk menjelaskan perbedaan kedua kata ini adalah banyak orang di dunia percaya bahwa Yesus pernah hidup di bumi: ascentia. Tetapi mereka tidak percaya bahwa Ia adalah Juru Selamat mereka, satu-satunya tempat berpaling dan menaruh kepercayaan untuk pengampunan atas dosa-dosa mereka. Ascentia tidak membawa kepada perbuatan. Fiducia menghasilkan perbuatan yang berkenan kepada Allah. Ascentia tidak berasal dari hati. Fiducia yang berasal dari hati.
Aplikasi :
 1. Jika kita berkata bahwa kita adalah orang percaya, maka harus
     ditunjukkan melalui perbuatan-perbuatan baik yang memuliakan Allah.
2.    Tuhan tidak menginginkan kita sebagai NATO. Not Action Theory Only.
Selamat berkarya bagi Tuhan.

Ringkasan khotbah Minggu, 31 Mei 2015 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

0 komentar:

Posting Komentar