Ringkasan khotbah 16 Februari 2014 oleh Pdt. INGGRIED RESMOL

MISI TUHAN BAGI UMAT MANUSIA 
Markus 5:1-20
Markus 5:1-20, sebuah narasi menarik tentang kisah perjumpaan Yesus dengan seseorang. Setiap kisah mempunyai nilai rohani tersendiri yang terus membuat kita berkaca dan berkomitmen melayani Tuhan lebih lagi.
1.       Kondisi fisik dan sikon bukan penghalang untuk melayani
Baru saja Yesus turun dari perahu... (ayat 2) seharusnya istirahat menjadi pilihan yang baik, menikmati hidup sejenak cukup membayar kelelahan, disambut dengan hangat dan dilayani dengan baik akan sangat menyenangkan. Tapi datanglah seorang yang kerasukan roh jahat... (ayat 2). Jika kita menjadi murid-murid Yesus pada waktu itu: perjalananan lumayan, meninggalkan pelayanan yang cukup baik, untuk orang ini? Tidak salahkah Yesus ini?” TIDAK! Bagi Yesus kondisi fisik dan sikon bukan penghalang untuk melayani. Ada yang jauh lebih berharga daripada sekedar mengasihani diri. Sungguh! Betapa kita harus mohon pengampunan kepada Tuhan atas sikap kita dalam pelayanan dan meminta kekuatan untuk meneladani Tuhan kita.
2.       Kondisi orang yang dilayani
Ayat 2-5 menggambarkan dengan jelas, siapa orang yang  penting bagi Yesus :
-           Seorang yang kerasukan roh jahat, datang dari/diam di pekuburan, siang malam berkeliaran, berteriak, memukuli diri dengan batu.
-           Tidak ada seorang pun yang sanggup mengikatnya (tidak mempan sekalipun dengan rantai) dan sanggup menjinakannya (= binatang).
Memang sungguh istimewa orang ini, karena dia bukan manusia normal pada umumnya. Tetapi Yesus selalu menembus batas, tembok pemikiran manusia. Bahkan, manusia rohani seperti kita. Tidak ada alasan untuk tidak memulihkan dan mengembalikan orang ini ke tempat yang seharusnya. Orang Gerasa ini mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Banyak orang  yang kondisinya sama dengan orang Gerasa ini. Jika kita melihat dgn mata jasmani saja, kita tidak akan menemukannya. Tapi lihatlah dgn mata rohani, bukalah mata dan telinga kita, maka kita akan melihat banyak orang yang hidup dlm kegelapan, hidup secara jasmani tapi mati secara rohani. Kita akan mendengar teriakan dan jeritan orang-orang yang terbelenggu, terikat, tidak punya tujuan hidup. Itulah kondisinya! Bersediakah kita menjumpai mereka?
3.       Sikap Yesus. Ayat 8-13 dan 19 dapat disimpulkan sikap Yesus demikian:
-             Langsung pada kebutuhan utama orang itu. Yesus mengusir roh jahat dan memulihkan dia.  Orang Gerasa ini bertemu dengan Pribadi yang tepat yang tahu dengan jelas apa kebutuhannya dan segera bertindak untuk memulihkan dan melepaskannya.
-          Menghargai nilai jiwa. Bagi masyarakat pada waktu itu orang ini tidak ada harganya, tidak bernilai, sama dengan binatang, bahkan binatang yang najis pun (babi) lebih berharga daripada dia, tidak perlu dilayani. Sangat kontradiksi dengan Yesus. Bagi Yesus, orang ini sangat berharga, bernilai, Yesus mau meninggalkan orang banyak, menempuh perjalanan yang melelahkan demi menjumpai dan melayani 1 orang ini saja. Mari, bertindaklah segera, langsung kepada kebutuhan utamanya akan keselamatan kekal dalam Yesus karena jiwa berharga di hadapan Tuhan, bernilai kekal. Betapa indahnya, mengerjakan sesuatu yang bernilai kekal.
4.       Dampak perjumpaan dengan Yesus . Ayat 7-20 dengan jelas menceritakan  bahwa ada aksi ada reaksi. Ada dampak dari peristiwa perjumpaan dengan Yesus.
·         Bagi orang Gerasa  yang kerasukan:  menghasilkan perubahan secara fisik dan rohani
·          menghasilkan komitmen untuk mengikut Yesus dan melayaniNya (ayat 18)
·          Perjumpaan dengan Yesus menghasilkan tindakan untuk bersaksi (ayat 10)
·          Perjumpaan dengan Yesus memberikan pengaruh bagi orang sekitarnya (v. 20)
-           Bagi orang Gerasa lain yang menyaksikan (ayat 14, 17)
·          Hanya menyaksikan sebagai fenomena saja, menceritakan juga kepada orang lain tapi bukan untuk membawa orang mengenal Yesus karena mereka tidak mengalami, bukan saksi kunci.
·          Mendesak Yesus meninggalkan daerah itu karena takut rugi. Jika 1 orang saja diselamatkan dengan mengorbankan 2000 ekor babi, bagaimana kalau ada orang lain lagi? Bisa jatuh miskin, karena sumber penghasilan/harta bisa habis terbuang.
Dimana posisi kita? Jika kita telah bertemu secara pribadi dengan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, apakah dampaknya sungguh nyata dalam hidup kita. Memang baik mengikuti Yesus, tetapi lebih daripada itu Yesus minta yang terbaik. Tidak hanya menjadi pengikut Yesus tapi pengikut Yesus yang memberitakan Yesus sehingga orang lain pun menjadi pengikut Yesus, begitu seterusnya. Namun, di sisi lain, bukankah ada banyak orang Kristen bahkan pelayanan Kristen seperti orang-orang Gerasa lain yang menyaksikan peristiwa perjumpaan ini. Hanya menyaksikan fenomena saja, takut rugi jika lebih jauh lagi. Cukuplah menonton saja, cukuplah jadi orang Kristen yang rajin ke gereja saja, cukuplah melayani Tuhan seperti ini saja, cukuplah memberi segini saja. Mungkin terlalu jauh aplikasinya, tapi bukankah itulah kenyataannya. Dimana posisi kita?
Biarlah kita tetap siap sedia melayani Tuhan apa pun kondisinya dengan menyadari betapa berharganya membawa 1 jiwa bagi Tuhan, malaikat di sorga bersukacita (...), itu berarti berapapun harganya, selamatkan jiwa yang terhilang! Jika kita telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus maka dampaknya akan sangat nyata dalam hidup dan pelayanan kita. Tuhan bisa pakai siapa saja yang sudah mengalami keselamatan untuk memberitakan hal yang sama.
Apakah perjumpaanku dengan Yesus secara pribadi sudah memberi dampak dalam hidupku dan sekelilingku
Bersediakah kita membayar harga’ untuk membawa jiwa  pada Tuhan ?
       (Ringkasan khotbah 16 Februari 2014 oleh Pdt. INGGRIED RESMOL)

Jumat Agung 2014


Ringkasan khotbah 9 Februari 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

BERJALAN BERSAMA TUHAN 
(Kejadian 5:21-24 ; Mazmur 23:1-6)
Dalam perikop ini menjelaskan daftar keturunan yang dimulai dari Adam. Yang menarik adalah kisah Henokh berbeda dibandingkan dengan yang lain. Hanya Henokh saja yang tidak mengalami kematian. Ia diangkat Tuhan ke Sorga. Mengapa Henokh tidak mengalami kematian ? Karena ia bergaul dengan Allah. Kalimat bergaul dengan Allah jika diterjemahkan dengan tepat adalah berjalan bersama Allah.
Bagaimana cirri-ciri orang yang bergaul dengan Allah ? Dalam kitab Mazmur 23 dijelaskan bahwa Daud, hidup berjalan bersama Tuhan. Ia menjadikan Allah sebagai gembala pribadinya. Artinya ia melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupannya. Pada umumnya umat Israel beriman kepada Allah secara nasional. Bangsa Israel sering memanggil nama Tuhan dengan kata Tuhan kami, Allah kami. Namun Daud mengekspresikan imannya secara pribadi. Ia menyebut Tuhan adalah gembalaku.
Dampak dari hidup yang berjalan bersama Tuhan.
1.    Selalu merasa puas. LAI menterjemahkan bagian ini dengan “takkan kekurangan aku”.  Makna yang tersirat bukan hanya sekedar kita tidak kekurangan sesuatu tetapi kita tidak ingin apapun. Mazmur 23 bukan hanya sekedar berbicara tentang kecukupan, tetapi kepuasan : rumput hijau bukan hanya dimakan, tetapi juga dijadikan tempat berbaring; dengan demikian menunjukkan jumlah yang sangat banyak dan domba-domba sudah puas memakan rumput itu.
2.    Selalu di dalam pimpinan Tuhan. V3b menyatakan bahwa TUHAN menuntun kita ke jalan yang benar. Dalam dunia penggembalaan, seorang gembala menguasai daerah padang gurun, ia menuntun domba-domba tidak hanya melalui jalan yang datar dan lurus. Tidak jarang ia harus membawa mereka melewati lembah kekelaman atau lembah bayang-banyang kematian. Situasi ini sangat berbahaya bagi domba-domba, karena binatang buas bisa saja menerkam mereka tanpa mereka ketahui. Selain itu ada kemungkinan terjatuh ke jurang ketika melewati  lembah tersebut. Namun yang menarik adalah ditengah situasi seperti ini domba-domba tidak takut karena gembala akan berjalan di depan untuk memastikan bahwa tidak ada binatang buas dalam kegelapan tersebut. Sang gembala juga membawa senjata (gada) untuk membunuh binatang buas. Dia membawa tongkat untuk menarik domba yang melenceng dari jalan yang benar. Gada dan tongkat inilah yang memberikan penghiburan bagi domba-domba.
Apakah kita sedang meragukan pimpinan Tuhan karena situasi kita sedang tidak menentu dan penuh penderitaan ? Apakah kita sedang berpikir Tuhan tidak menyertai kita lagi ? Ketahuilah bahwa situasi seperti ini tidak akan lama. Allah hanya membawa kita melewati lembah bayang-bayang kematian, bukan untuk tinggal di sana. Dengan kata lain situasi penuh bahaya sifatnya tidak permanen. TUHAN siap menuntun kita keluar dari situasi ini.
(Ringkasan khotbah 9 Februari 2014 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU)

Ringkasan khotbah 2 Februari 2014 oleh Ev. Anam Peni Asih

UJIAN DALAM TUHAN 
Keluaran 14:23-31

Saat ini bangsa Indonesia sedang diperhadapakan dengan ujian yang Tuhan ijinkan melalui alam : banjir, gunung meletus, tanah lonsor dan sebagainya. 
Demikian jg kita sbg umat Tuhan, akan diperhadapkan dgn ujian sesuai dgn kesanggupan kita masing2x. Tuhan sangat mengerti ujian spt apa yg pas, cocok sesuai dgn maksud Tuhan.
          Jika kita mengingat tokoh2x dlm Alkitab, mrk juga menghadapi ujian dlm kehidupan mrk masing2x :
*) Tuhan menguji Yusuf :
     => Yusuf dibenci saudara2xnya
     => Yusuf difitnah oleh isteri Potifar
    =>  Yusuf pernah dilupakan oleh juru minuman raja
 Yusuf dpt menghadapi ujian itu dan lulus ujian, ia pun mengetahui untuk  MENDATANGKAN KEBAIKAN.
Biasanya kita merasakan Tuhan sdg memberikan ujian dlm kehidupan ketika menghadapi situasi yg tdk kita harapkan, misalnya : ditipu orang, difitnah, sakit dlm waktu yg cukup lama dsb. Dlm kondisi seperti ini memang sbg anak Tuhan kita berdoa kpd Tuhan, minta pertolongan pada Tuhan, namun kita merasa seolah-olah Tuhan itu diam, Tuhan tdk segera menolong, Tuhan membiarkan.
Tidak mudah bagi orang Israel menghadapi ujian yg Tuhan ijinkan. Namun melalui ujian ini, ada maksud baik yang Tuhan.
  1. Bagi bangsa Mesir => v25 Mengakui Tuhan menolong bangsa Israel menghadapi ujian.
Orang2x Mesir mengejar orang2x Israel dgn kuda, tetapi Tuhan mengacaukan tentara orang Mesir, Tuhan membuat roda keretanya berjln miring dan maju dgn berat. Jelas di sini, Tuhan memakai bangsa Mesir utk menguji sejauh mana bangsa Israel tetap beriman pd Tuhan. Namun pd akhirnya bangsa Mesir mengakui Tuhan yg menolong mrk menghadapi ujian dan mrk menang.
  1. Bagi bangsa Israel => v31 mengakui dan percaya Tuhan mengasihi mereka sehingga dapat melewati ujian yang sulit.  
Dengan mengulurkan tangannya ke atas laut, ketika orang Mesir sdg menuju ke air tsb, lalu air itu menutupi kereta dan orang berkuda dan tdk yg tinggal (semua mati).  Terkadang ketika seseorang menghadapi ujian dlm waktu yg cukup lama, apalagi tdk tahu kapan selesai ujian, seseorang dpt meragukan pertolongan Tuhan, kasih Tuhan, janji Tuhan dsb. Selama menghadapi ujian yg dibutuhkan adalah TAAT perintah Tuhan. Musa taat utk mengangkat tangan (mengulurkan tangannya ke atas laut (v.21) mengangkat tongkat dan mengulurkan tangan ke atas laut (16). Bangsa Israel taat di suruh jalan menyeberang Laut Teberau.
Taat adalah kunci dpt menghadapi ujian dlm hidup ini, ketika kita taat kita akan mengakui dan percaya Tuhan menolong kita menghadapi ujian dan dpat lulus dlm ujian hidup. Perlu kita sadari ujian tdk akan selesai selama kita ada dlm dunia. Namun yg perlu kita yakini kita bisa menghadapi ujian bersama Tuhan. Ujian yang Tuhan berikan tujuannya utk kebaikan kita. Ujian itu tdk melampaui kekuatan kita.
(Ringkasan khotbah 2 Februari 2014 oleh Ev. Anam Peni Asih)

Ringkasan khotbah 19 Januari 2014 oleh Ev. Anam Peni Asih

TUHAN DATANG UNTUK ORANG BERDOSA – Lukas 5:27-32
Di hadapan Tuhan manusia mempunyai nilai yg tinggi. Krn manusia diciptakan paling hormat dan mulia dibandingkan dgn ciptaan yg lain. Manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej 1:28). Manusia mempunyai moral, kasih dan roh yg kekal. Manusia adalah satu2xnya mahkluk yg mengerti moral dan memiliki hati nurani. Tetapi manusia telah jatuh dalam dosa. Krn semua manusia telah berbuat dosa … (Roma 3:23). Daud mengakui, “Sesungguhnya, dlm kesalahan aku diperanakkan, dlm dosa aku dikandung ibuku (Mazmur 51:7) Ini artinya sadar bhw sejak dlm kandungan ibunya ia sdh berdosa. Dgn kata lain manusia sdh berdosa walaupun tdk berbuat dosa. Krn sdh berdosa maka manusia cenderung berbuat dosa.Apa hubungan antara manusia berdosa dgn kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ? TUHAN YESUS DTG UTK MENCARI & MENYELAMATKAN ORANG BERDOSA
Masyarakat Yahudi, orang2x Farisi dan ahli Taurat, memandang para pemungut cukai itu reputasinya kurang baik krn ketidakjujuran mrk. Sehingga pemungut cukai ini dipandang rendah, dianggap sbg orang berdosa/orang2x yg tdk baik.  Walaupun masyarakat menganggap demikian ternyata justru Tuhan Yesus dgn sengaja dtg mencari, menemui bahkan bersedia makan bersama-sama dgn pemungut cukai tsb.
Saat itu ketika pemungut cukai yg bernama LEWI – sdg duduk di rumah cukai. Dgn sengaja Tuhan melihat dan berkata kpd LEWI ikutlah Aku (v.27).
LEWI langsung memberikan respon baik, dgn meninggalkan pekerjaannya dan ikut Tuhan Yesus. Bahkan sbg ungkapan sukacitanya, LEWI mengadakan perjamuan besardgn mengajak pemungut cukai yg lain bersama dgn Tuhan Yesus. Ternyata yg dilakukan LEWI mengakibatkan Orang2x Farisi dan ahli Taurat bersungut-sungut (tdk senang) lalu mengatakan pd para murid, “mengapa kamu makan dan minum dgn pemungut cukai dan orang berdosa ? (v.30)
Mendengar apa yg dikatakan oleh orang2x Farisi dan ahli Taurat ini. Tuhan Yesus dgn jelas memberitahukan bhw Ia dtg mencari LEWI – yg di pandang oleh orang2x Farisi dan ahli Taurat sbg orang berdosa. Tetapi Yesus  sengaja dtg dgn tujuan yg jelas. Spy manusia bertobat – meninggalkan perbuatan dosa v32. Manusia tdk dpt bertobat dgn sendirinya tetapi perlu ada yg memberitahu, mengingatkan, menasihati dsb. Tuhan Yesus melakukan hal ini pada LEWI. Ternyata LEWI pun menyadari perbuatan dosa yg sdh dia lakukan kemudian  ia memutuskan utk  memilih ikut Yesus, artinya ia bersedia meninggalkan dosanya – bertobat. Jelas di sini Yesus dtg pd orang berdosa utk membawa perubahan. Tetapi orang2x Farisi dan ahli Taurat tdk senang dgn kedtgan Yesus (mrk ber-sungut2x).
Kita semua orang berdosa yg selalu membutuhkan Tuhan. Apakah kita menyadari hal ini ? Ketika Tuhan menyapa kita melalui pujian-pujian yg kita nyanyikan, firman Tuhan yg kita renungkan. Bgm respon, tanggapan kita ?
Maukah kita memberikan respon yg baik, spt LEWI ? Bersediakah kita diubahkan oleh Tuhan. Ingatlah tdk ada seorang pun yg dpt mengubah kita, hanya TUHAN yg dpt mengubah kita masing2x, sesuai dgn yg dikehendaki Tuhan.
INGATLAH TUHAN DTG UNTUK ORANG BERDOSA SUPAYA BERTOBAT – spy ada perubahan hidup yg benar shg memuliakan nama TUHAN.
 (Ringkasan khotbah 19 Januari 2014 oleh Ev. Anam Peni Asih)

Ringkasan khotbah 26 Januari 2014 oleh Pdt. AGUSTINA MANIK

SUKACITA MELAYANI TUHAN (Filipi 1:18-22)
Kalau kita pernah mendengar kisah pelayanan missionary, maka kita sangat heran bagaimana Mereka dapat bertahan di tengah tantangan yang begitu berat dalam ladang pelayanan, namun mereka bertahan melayani. Kalau mereka ditanyak apakah mereka mau untuk kembali ke negaranya yang lebih nyaman, enak .... Kebanyakan tidak mau, Karena sekalipun sulit mereka tetap memiliki sukacita.Definisi sukacita didalam pelayanan ternyata bukan jalan lancar atau tanpa hambatan, tetapi sukacita terjadi karena memenuhi panggilan Tuhan.
 Konteks Filipi.
Paulus mengirim Surat ini dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma(Kis 28:16-31), Paulus ditengah penderitaannya di penjara, ia bisa menghibur jemaat filipi, khususnya tentang pemenjaraan dirinya Mereka tidak perlu kuatir Karena hal ini justru menyebabkan pemberitaan injil semakin luas. Dan Paulus mengajak jemaat Filipi untuk tetap bersukacita dalam segala hal, yakni ketika Mereka memusatkan fokus hidup mereka di dalam Kristus (Flp 2:1-18), dan Paulus juga menolong persoalan- persoalan lain yang terjadi di jemaat Filipi.
Mengapa Paulus dapat tetap melayani?  Mengapa ia tetap menghibur dan menguatkan orang lain pada hal ia sendiri ada dalam penjara?  Semua karena sukacita Paulus adalah hidup bagi Kristus (1:21-22), ia banyak mengajarkan sukacita di dalam Tuhan dalam Surat ini (kata sukacita berulang-ulang diungakapkan, sekitar 17 kali).
Dalam teks yang kita baca juga tercermin sukacita Paulus yakni : Ayat 18 – Paulus sangat memfokuskan bagaimana Kristus diberitakan kepada orang lain. Ayat 19 – Paulus mendasari semuanya karena keselamatan yang ia miliki. Ayat 20 - kesetiaan dalam melayani dimana hidupnya dapat memuliakan Tuhan. Ayat 21 - diulang bahwa hidupnya untuk Kristus
Mengapa banyak orang yang melayani tidak memiliki sukacita melayani ? salah satu sebabnya adalah fokusnya tidak sama dengan fokus Paulus yakni menyenangkan hati TUHAN, tetapi menyenangkan hati sendiri ! Pelayanan dipakai untuk mencari hormat, pujian dan kepuasan diri. kunci sukacita melayani adalah keintiman hubungan kita dengan Tuhan, fokus pelayanan menyenangkan Tuhan, sekalipun Ada tantangan kita tidak kehilangan sukacita Karena kita dianugerahkan kelayakkan menjadi teman sekerja Allah. Marilah kita bersukacita melayaniNya....Amin

(Ringkasan khotbah 26 Januari 2014 oleh Pdt. AGUSTINA MANIK)