Hidup yang pimpinan Tuhan
Keluaran
13 : 20 – 22 ; 15: 22-27
Seandainya kita mengerti arti
yang benar dari penyertaan Tuhan, niscaya kita akan tetap teguh dan tabah dalam
menghadapi persoalan-persoalan hidup yang menerpa kita.Jika demikian apa arti
dari penyertaan Tuhan itu?
I.
Penyertaan Tuhan bukan berarti bahwa Tuhan menjamin hidup umat-Nya bebas
dari masalah
Alkitab menceritakan sejak bangsa
Israel dibebaskan Allah keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa, Tuhan selalu
menuntun umat-Nya, Tuhan menyertai umat-Nya (Keluaran 13:20-21)
Jelas
bahwa Tuhan menyertai mereka. Tidak ada orang yang meragukan hal ini. Namun,
apa yang terjadi dalam perjalanan mereka selanjutnya? Masalah demi masalah
datang menyambut mereka.
a.
Di dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon mereka sangat
ketakutan dikejar bangsa Mesir yang ada di belakang mereka dan di depan mereka
Laut Teberau
b.
Di gurun Syur mereka berjalan tanpa mendapat air selama
tiga hari. sedangkan tiang awan dan tiang api masih ada di depan mereka
Apakah sungguh Tuhan menyertai
kami ? Jika ya, mengapa pada faktanya mereka mengalami
persoalan? Jika tidak, mengapa tiang awan dan tiang api masih ada di depan
mereka? Bagaimana kita memahami ini? jika
kita mengerti arti penyertaan Tuhan itu, maka kita tidak akan frustasi dan
bersungut-sungut kepada Tuhan, kita tidak akan menyalahkan
Tuhan karea Tuhan memang tidak pernah berjanji bahwa hidup umat-Nya akan
dihindarkan atau dibebaskan dari masalah
II.
Penyertaan Tuhan berarti Tuhan menuntun umat-Nya pada jalan yang tidak salah
Keraguan yang paling sering muncul dalam menghadapi pergumulan hidup yang
berat adalah apakah Tuhan sungguh memimpin kita pada jalan yang benar. Jika ya,
mengapa begitu sulit?Pertanyaan yang serupa, saya kira juga ditanyakan oleh
bangsa Israel saat mereka berjalan di padang gurun Syur tanpa mendapat air.
Mengapa saya menduga demikian? Karena mereka tahu jalan yang lebih singkat
menuju tanah Kanaan. Tetapi yang aneh, Tuhan memimpin mereka melalui jalan yang
memutar, lebih jauh dan lebih lama. Celakanya, justru dalam jalan Tuhan inilah
mereka kekurangan air. Tentu saja, kita dapat menduga sebagian orang-orang itu
akan berpikir bahwa Tuhan membawa mereka pada jalan yang salah.
Mereka terus berbicara
dengan perasaan tidak senang mengikuti jalan Tuhan. mereka tidak lagi bisa
melihat kebaikan Tuhan dan mempercayainya. Mereka bersungut-sungut. Inilah
salah satu dosa
yang dibenci Tuhan dari bangsa Israel. Sungut-sungut mereka baru berhenti setelah
dahaga mereka dipuaskan.Tetapi, mari kita perhatikan ayat 27 yang mengatakan, “Dan sesudah itu sampailah mereka di Elim;
disana ada 12 mata air dan 70 pohon korma”. Fakta ini pasti menyentak dan
membuat malu orang Israel. Mengapa? Karena Elim letaknya kurang lebih 11 Km
dari Mara, tempat mereka bersungut-sungut tadi. Seandainya mereka percaya bahwa
Tuhan menuntun mereka pada jalan yang tidak salah, maka tentu mereka tidak akan
bersungut-sungut. Mereka pasti bisa bertahan di dalam kesulitan karena mereka
yakin Tuhan menyediakan Elim, tempat mereka melepaskan dahaga dan lelah mereka.
Seandainya kita tahu bahwa dengan penyertaan Tuhan suatu
hari kita akan sampai pada jalan keluar yang telah dibuat oleh Tuhan, maka
niscaya kita tidak akan bersungut-sungut dalam kesulitan hidup kita saat ini.
Saudara, jangan pernah berpikir bahwa Tuhan sedang membawa kita pada jalan yang
salah. Ia adalah Allah yang maha tahu dan mahabijak. Jalannya tidak pernah
salah walaupun seringkali justru saat kita mengikuti-Nya, kita mengalami banyak
kesulitan hidup. Harus kita akui ketika kegagalan-kegagalan kita alami dan
rentetan musibah menimpa keluarga kira, kita sulit mengerti apa artinya
penyertaan Tuhan itu. Tetapi percayalah bahwa Ia baik dan masih tetap menyertai
kita. dulu, sekarang dan sampai selamanya.
Ringkasan khotbah Minggu,
18 Januari 2015 oleh Lz. HERMAN
NAPITUPULU