UTUSLAH AKU TUHAN
Yesaya 6:1-8
Ayat 1 dimulai kata-kata dalam tahun
matinya Raja Usia.
Raja Usia adalah raja
yang hidup takut akan Tuhan. Ia menjadi raja menggantikam ayahnya pada waktu
masih sangat muda (usia 18 tahun). Di
sekeliling raja Usia banyak peasihat-penasihat yang takut akan Tuhan. Saat itu
Raja menjadi raja yang sangat berhasil. Tetapi pada waktu berhasil ia tinggi
hati, sombong, ia tidak menerima nasihat dari imam-imam. Ia menerima kutukan
dan diasingkan (disingkirkan).
Melihat raja yang demikian bangsa
Israel goncang secara sosial, agama dan politik. Dalam keadaan yang demikian
Yesaya mengalami penglihatan :
1.
Tuhan duduk di atas tahta yang tinggi dan menjulang
artinya Raja yang tidak sama dengan raja yang di bumi, Allah Yang Maha Kuasa.
Kita adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Kuasa
2.
Tahta è berdaulat penuh. Allah dapat melakukan apa saja. Allah dapat melakukan apa
saja dan Allah juga tidak melakukan segala sesuatu. Allah melakukan sesuai
dengan apa yang Ia kehendaki.
Kita sebagai anak-anak
Tuhan adalah berserah pada Tuhan, selebihnya Tuhan yang berkarya
3.
Allah Maha Besar è Ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. Jangan meremehkan kasih Tuhan. Allah
Maha Kudus è tidak tercemar oleh dosa. Manusia dikuduskan è terpisah, dipisahkan.
Setelah Yesaya
mendengar kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Yesaya berkata
Celakalah aku è Merasa tidak layak
ð Mengaku keberadaan dirinya yang penuh dosa
ð Pertobatan
BERTOBAT è Pra pemakaian Allah
ð Menyesali dosa
ð Meninggalkan dosa
ð Mengikut Yesus
Tuhan akan mengutus
Yesaya untuk memberitakan firman Tuhan pada orang-orang Israel supaya bertobat
dan menerima kasih karunia Allah. Allah menguduskan Yesaya, kemudian Allah
bertanya pada Yesaya, Siapakah yang akan Ku utus dan siapakah yang mau pergi
untuk Aku ? Yesaya meresponi firman Tuhan “Ini aku, utuslah aku”.
Allah Yang Maha Kuasa
menguduskan, menyelamatkan dan mengutus Yesaya pada bangsa Israel. Allah juga
menyelamatkan kita, mengutus dan mau memakai kita. Orang yang diselamatkan
adalah orang yang mau dipakai untuk melayani Tuhan dan sesama.
Ringkasan khotbah
Minggu, 19 April 2015 oleh Pdt. Em. PETERUS PAMUDJI
0 komentar:
Posting Komentar