Ringkasan khotbah Minggu, 12 Juli 2015 oleh Pdt. Sylvia Soeherman

PEKERJAAN & PELAYANAN
Mat. 22:34-40; 1 Pet. 4:7-11; 2 Tes. 3:6-12
Banyak orang Kristen membuat garis yang tegas untuk memisahkan antara pelayanan dan pekerjaan.Pelayanan dipandang bersifat rohani, sedangkan pekerjaan bersifat duniawi. Keduanya dianggap terpisah satu dengan lainnya.Namun, apakah benar demikian? Hukum kasih (Mat. 22:34-40) menjadi dasar dalam menjawab pertanyaan ini. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kasih kepada Allah merupakan hal yang utama dan pertama, kemudian kasih kepada sesama dan diri sendiri merupakan hal kedua yang tidak kalah penting dari  yang pertama. Hukum ini merupakan hukum yang mengatur kehidupan dari orang percaya. Kasih kepada Allah dinyatakan lewat kasih kepada sesame dan diri sendiri. Pernyataan kasih ini tidak hanya dinyatakan dalam bentuk pelayanan di gereja, tetapi juga pada seluruh segi kehidupan orang percaya, termasuk pekerjaan. Masalah pekerjaan menjadi perhatian dari Rasul Paulus. Kepada jemaat di Tesalonika (2Tes. 3:6-12), Paulus dengan tegas mengingatkan orang percaya untuk bekerja dengan giat, sebagaimana yang dia teladankan.Kemudian, dalam suratnya kepada jemaat di Kolose (Kol. 3:23), Paulus mengingatkan para hamba bahwa Kristuslah yang menjadi Tuan, bukan tuan mereka yang ada di dunia, sehingga ketika melakukan pekerjaan hendaklah mereka melakukannya bagi Tuhan dan bukan manusia. Maka, pernyataan kasih kepada Allah juga seharusnya dinyatakan dalam keseharian pekerjaan. Segi kehidupan pekerjaan orang Kristen seharusnya menyatakan relasinya dengan Allah dan menghadirkan Allah yang menjadi Tuan dalam kehidupannya. Hal ini terlihat dalam kehidupan dari para tokoh Alkitab, seperti dalam kehidupan Yusuf (Kej. 39) dan Daniel (Dan. 6). Yusuf  menyadari kehadiran TUHAN dalam setiap pekerjaannya, yang disadari juga oleh tuannya (Kej. 39:2-3). Oleh karena itu, ketika ia diajak untuk melakukan perjinahan, Yusuf tidak hanya memandang tuannya di dunia, Potifar, tetapi ia lebih memandang pada Allah, sebagai Tuannya, dalam mengambil tindakan (ay. 8-9).  Kisah Daniel di lain pihak menceritakan kehidupan seorang yang menghadirkan Allah yang hidup dalam kehidupan dan pekerjaannya, sehingga membuat raja, yang merupakan atasannya di dunia, mengenal Allah yang hidup (Dan. 6: 20-21).
Tanggungjawab dan keseriusan dalam bekerja bukan berarti menjadikan pekerjaan sebagai satu-satunya focus dan cara orang Kristen untuk menyatakan kasihnya kepada Allah dan sesama. Sebagai anggota tubuh Kristus, orang percaya juga diminta untuk melayani sesama orang percaya di dalam gereja dengan menggunakan karunia yang diberikan oleh Allah (1 Pet. 4:10).Ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan karunia pada setiap orang yang menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Karunia tidak hanya diberikan oleh  Allah bagi para hamba Tuhan dan majelis, tetapi bagi setiap  orang  percaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, firman Tuhan tidak memisahkan pekerjaan dari pelayanan. Keduanya merupakan bentuk pernyataan kasih orang percaya kepada Tuhan dan sesama. Dalam melakukan keduanya, orang percaya perlu saling belajar bagaimana menyeimbangkan keduanya dalam kehidupan keseharian.  Pat Gelsinger, CEO dari VMware, adalah seorang  yang bergumul untuk dapat menyeimbangkan antara pekerjaan, pelayanan dan kehidupan keluarganya.  Dia membagikan pentingnya mempunyai pernyataan misi pribadi  yang ingin dicapai, nilai-nilai pribadi  yang didasarkan pada kebenaran firmanTuhan, serta gol-gol pribadi yang mencerminkan ketiga unsure dalam kehidupan yang ingin dicapai dalam bukunya “Balancing God, Family and Work.”  Contoh dari Gelsinger (kutipandari pemikirannya dapat diunduh darihttp://findinggodinsiliconvalley.com/pat-gelsinger-ceo-of-vmware-balancing-faith-family-and-work/) dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran bagi orang percaya untuk saling mengajarkan dan membangun. Namun, terlebih dari itu orang percaya perlu mempunyai kerinduan, kesediaan dan kemauan untuk dapat menyatakan kasihnya kepada Allah dan sesame melalui kehidupan pekerjaan dan pelayanannya dengan pertolongan dari Tuhan. KiranyaTuhan memampukan kita untuk melakukannya bagi kemuliaan-Nya.
Ringkasan khotbah Minggu, 12 Juli 2015 oleh Pdt. Sylvia Soeherman 

0 komentar:

Posting Komentar