Ringkasan khotbah Minggu, 2 Agustus 2015 : Ev. A. PENI ASIH

BERAKAR DI DALAM KRISTUS 
Kolose 2:6-7
Saat itu di Kolose ada ajaran2x sesat yang mempengaruhi  jemaat Kolose, salah satunya adalah ajaran GNOSTIK, yang menekankan bahwa keselamatan dpt diperoleh melalui pengetahuan bukan dgn percaya Tuhan Yesus. Ajaran Gnostik ini membingungkan dan mempengaruhi jemaat Kolose. Epafras sebagai pendiri dan yg menggembalakan jemaat Kolose ini memberitahu Paulus yg saat itu sedang di penjara di Roma.  Kemudian Paulus menulis surat pada jemaat di Kolose, melalaui suratnya Paulus MENASIHATI dan mengingatkan :
V6. Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Apa maksudnya ? maksudnya adalah setiap yang percaya Tuhan hiduplah dalam kehendak Tuhan. Bagaimana hidup dalam kehendak Tuhan ? salah satunya adalah berakar di dalam Dia (v.2. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia ...) Ini artinya jangan hanya percaya Yesus tapi perlu memiliki iman yang berakar kuat di dalam Kristus. Jangan merasa sudah cukup percaya Tuhan Yesus, krn jika percaya Tuhan Yesus tanpa mempunyai iman yg berakar kuat, akan mudah diobang-abingkan oleh ajaran sesat, bidat, ajaran palsu, tantangan, persoalan, ujian, penderitaan dsb.
Tentu kita masih ingat mengenai kisah perumpamaan penabur dan 4 macam tanah  Lukas 8:5-8 :
1.    Sebagaian benih yang ditabur dipinggir jalan, diinjak orang kemudian di makan burung, artinya : benih itu adalah firman Tuhan, yg jatuh dipinggir jalan itu ialah orang yang mendengarnya kemudian datanglah Iblis mengambil firman Tuhan itu dari dalam hatinya supaya jangan percaya dan tidak selamat.
2.    Sebagian benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, setelah tumbuh benih itu kering karena tidak mendapat air, artinya : orang yg setelah mendengar firman Tuhan, menerima dengan sukacita tetapi tetapi tidak berakar, setelah mendengar percaya sebentar dan ketika menghadapi ujian meninggalkan Tuhan.  
3.    Sebagian benih yang jatuh di tengah semak duri dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati, artinya : orang mendengar firman itu, dalam pertumbuhan selanjutnya di himpit oleh kekuatiran, kenikmatan hidup sehingga tidak menghasilkan buah yg matang.
4.    Sebagian benih jatuh ditanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat, artinya setelah mendengar firman Tuhan, menyimpan dalam hati kemudian berbuah lebat.
Kisah perumpamaan ini mengingatkan bahwa mendengar firman Tuhan saja itu tidak cukup, tetapi firman Tuhan itu harus berakar dalam hidup kita dan akhirnya dapat berbuah seperti yang Tuhan harapkan.
Bila kita memiliki iman yang berakar di dalam Kristus:
·         Kuat menghadapi tantangan, ujian, kesulitan, persoalan, penderitaan dalam hidup dan sebagainya.
·         Iman tetap kuat ketika dipengaruhi dengan ajaran2x sesat, salah.
·         Setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya.
Menerima kekurangan dan kelemahan sesama.·         Dapat merasakan kebaikan Tuhan dalam situasi yang sulit
·         Tetap mengandalkan Tuhan dalam menjalani hidup
·         Dapat mengerti maksud baik Tuhan ketika menghadapi hal-hal yg tidak menyenangkan.      
  Ringkasan khotbah  Minggu, 2 Agustus 2015 : Ev. A. PENI ASIH

0 komentar:

Posting Komentar