Ringkasan khotbah Minggu, 24 April 2016 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

FIRMAN-MU PELITA BAGI KAKIKU
Ulangan 8:1-10

 Ada dua keadaan yang dapat menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan atau tergoda untuk tidak berpegang pada firman Tuhan, yakni kesusahan dan kemakmuran.  Kesusahan dapat membuat seseorang putus asa dan meragukan pemeliharaan Tuhan, sementara kemakmuran bisa membuat seseorang lupa diri dan merasa tidak lagi membutuhkan Tuhan dalam hidupnya.
Dalam perjalanan kehidupan bangsa Israel, Nenek moyang mereka sering tergoda untuk memberontak kepada Allah ketika berhadapan dengan kesusahan yang mereka alami di padang gurun.  Sebagai contoh peristiwa yang terjadi di Meriba, dimana orang Israel bersungut-sungut kepada Musa oleh karena tidak ada air untuk diminum, sehingga mereka menuduh Musa memimpin mereka keluar hanya untuk membunuh mereka di padang gurun.  Mereka melupakan Allah yang adalah sumber kehidupan itu.  Sebaliknya, saat bagian ini dituliskan, orang Israel tidak lagi berada di padang gurun yang luas dan gersang.  Mereka ada di dataran Moab, di seberang sungai Yordan dan sebentar lagi mereka akan memasuki tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka.  Suatu tanah yang kaya dengan hasil bumi dan tambangnya , dimana mereka akan makan dan akan kenyang.   Dalam kemakmuran diharapkan mereka akan selalu mengingat sang sumber berkat dan memuji Tuhan, karena negeri yang baik yang diberikanNya kepada mereka (ayat 10).
 Tetapi bukankah kemungkinan untuk melupakan Allah di tanah tersebut sangat terbuka bagi orang Israel yang sering tidak setia?  Oleh karena itu pidato Musa di bulan-bulan terakhir kehidupannya dalam perikop ini sangat penting untuk diperdengarkan kepada orang Israel.  Dengan tujuan agar mereka terus berpegang kepada perintah Tuhan, bukan malah melupakan Tuhan dalam masa  kemakmuran di tanah perjanjian. Sebagai anak-anak Tuhan haruslah kita hidup berpegang pada firman Tuhan, karena Allah sang pemberi firman itu adalah sumber kehidupan dan Allah yang setia pada janjiNya. Sambil menantikan hari Tuhan yang pasti akan digenapiNya, marilah dengan iman kita bergantung sepenuhnya kepada Dia, sang sumber hidup, dengan terus berpegang kepada firmanNya.  Percayalah, bahwa janji Allah yang akan menjemput kita pada kedatangan Yesus yang kedua kali pastilah akan tergenapi.
Ringkasan khotbah Minggu,  24 April 2016 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

0 komentar:

Posting Komentar