Ringkasan khotbah Minggu, 18 Oktober 2015 oleh Ev. ELANI

KEAMANAN DALAM KELUARGA
Mazmur  128 :1-6
Mazmur 128 disebut juga mazmur kebijaksanaan. Ini dimulai dengan sebuah berkat. Pemazmur merefleksikan aplikasi dari berkat imam. Struktur dari Mazmur ini dibagi dalam 2 bagian : A. Berkat bagi keluarga yang takut akan Allah ( ayat  1 – 4 )
                B. Suatu doa dan harapan ( ayat 5 - 6 )
                Melalui Mazmur ini penulis memberikan suatu gambaran bagaimana keamanan dalam keluarga dapat terbentuk. Ada beberapa pembelajaran penting yang diungkap pemazmur, yaitu :
1.       Keamanan terjadi di atas dasar takut akan Tuhan ( ayat 1 – 2 )
Di kedua ayat pertama penekanan bagi penerima berkat diberikan bagi orang yang takut akan Allah. Kehidupan yang bijaksana terjadi saat orang berfokus  untuk berjalan dalam jalan Allah, yang didasarkan pada kasih, iman dan kebenaran. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang berintegritas. Dia menerima berkat dari Allah dalam semua usahanya. Takut akan Tuhan membuahkan hikmat melakukan sesuatu yang baik. Bagi kepala keluarga, suami dan istri bersama-sama dapat mempersembahkan sebuah keluarga yang memuliakan Allah – suami dan istri dapat saling menolong dan mendukung dalam kesehatian. Anak-anak, diberikan didikan agar mereka hidup  takut akan Tuhan.
2.       Berkat dari Tuhan dinyatakan dalam hal keamanan keluarga ( ayat 3 – 4 )
Di ayat 3 -  4 dinyatakan bahwa orang yang takut akan Tuhan, berkatnya juga dinyatakan kepada istri dan keluarga. Berkat itu adalah kehangatan dalam keluarga, seorang istri menjadi seperti anggur dan anak-anak seperti pohon zaitun. Pohon anggur melambangkan kedamaian dan kemakmuran. Disini artinya adanya kehidupan keluarga yang penuh dengan damai sejahtera Anak-anak digambarkan seperti pohon zaitun. Pohon zaitun adalah pohon yang kuat. Pohon zaitun mungkin tidak berbuah setelah 40 tahun, ini menunjukkan waktu yang panjang dan produktif. Jelaslah bahwa keamanan keluarga dimulai ketika kepala keluarga mampu menjadi pelopor iman dan membimbing pertumbuhan ima keluarganya.Di dasarkan pada takut akan Tuhan,  keluarga akan menunjukkan kasih yang murni kepada anggota keluarganya,  maka keamanan dalam keluarga terjadi. Kasih menghilangkan keinginan untuk menjatuhkan, tapi membawa kemajuan.
3.       Berkat Tuhan terjadi sepanjang hidup ( ayat 5 – 6 )
Di ayat 5 – 6 pemazmur menyatakan suatu doa dan harapan bahwa berkat keamanan bagi keluarga yang takut akan Tuhan terjadi sepanjang hidup. Mungkin di tengah perjalanan hidup ada sesuatu yang menyakitkan, namun dengan percaya kepada Tuhan, kebaikan Tuhan akan dinyatakan. Akihirnya kita menjadi keluarga yang berkenan kepada Tuhan. Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini ? Marilah mengalami berkat keamanan dalam keluarga dengan menyadari bahwa semua itu perlu didasari dengan takut akan Tuhan dan Tuhan akan menyatakan berkat-Nya.
Ringkasan khotbah Minggu, 18 Oktober 2015 oleh Ev. ELANI

Ringkasan khotbah Minggu, 11 Oktober 2015 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

APA KATA ALKITAB MENGENAI PEPERANGAN ROHANI ?
Roma 6:11-13; 1 Yohanes 2:16-17; Efesus 6:10-12

Ada 3 macam peperangan rohani :
1.             Perang melawan dosa-dosa kita sendiri: Roma 6:11-13: “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”
2.     Perang melawan pengaruh dunia yang buruk. “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Perang melawan kuasa Iblis. Tuhan Yesus sering mengusir Iblis yan merasuk di dalam diri manusia. Paulus juga mendorong orang percaya untuk siap berperang melawan Iblis. Efesus 6:10-12 mengatakan, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Kekuatan kita mengalahkan Iblis, semata-mata berasal dari Tuhan. Kisah Rasul 19:11-12: “Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.” Disini kita melihat betapa hebatnya Paulus,orang sakit disembuhkan dan roh-roh jahat berhasil diusir keluar. Kisah Rasul 19:13-16: “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.” Dari kisah nyata ini,kita boleh merenungkan, mengapa Paulus dapat mengusir roh-roh jahat itu/iblis, sementara anak-anak Skewa tidak bisa, malah diserang oleh iblis. Rahasianya murni terletak pada hubungan mereka dengan Tuhan Yesus. Karena Paulus punya relasi yang baik dengan Tuhan Yesus, maka Paulus berhasil usir Iblis, sebaliknya krn anak-anak Skewa tidak punya relasi dengan Tuhan Yesus, mereka hanya meniru perkataan Paulus, tetapi  tidak sungguh mengenal Yesus, akibatnya Iblis dapat hancurkan mereka.  Ringkasan khotbah Minggu,  11 Oktober 2015 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

Ringkasan khotbah Minggu, 4 Oktober 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH.

UTUSAN KRISTUS 
Matius 10:16
Tentu kita sering mendengar kata utusan atau diutus. Biasanya seseorang yang menjadi utusan berarti seseorang tersebut mendapat tugas untuk menyampaikan pesan atau melaksanakan tugas sesuai dengan yang dikehendaki oleh yang mengutus.  Sedangkan yang mengutus itu bisa manusia bisa Tuhan. Jika yang mengutus manusia, ia belum tentu bahkan bisa saja tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dialami oleh yang diutus. Tetapi jika yang mengutus adalah Tuhan, Ia tahu dengan pasti apa yang akan dialami oleh yang diutus. Bahkan sebelum mengutus manusia, Tuhan sudah membekali, memperlengkapi yang dibutuhkan utusan untuk melaksanakan perintah atau kehendak-Nya.
Para murid sebelum diutus oleh Tuhan Yesus diperlengkapi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan dan Tuhan Yesus juga sudah mengetahui dengan pasti bagaimana dan yang akan dialami para murid. Contoh : Tuhan Yesus sudah mengetahui jika suatu hari nanti Petrus akan menyangkal dan Yudas Iskaryot akan mengkhianati-Nya. Tuhan Yesus pun juga sudah tahu bila Petrus akan menyesali apa yg ia lakukan sementara Yudas Iskaryot akan bunuh diri (Matius 27:5 => Yudas Iskaryot menggantung dirinya).
Dalam  pandangan manusia, Tuhan itu mengutus manusia melaksanakan perintah-Nya tetapi dikelilingi banyak kesulitan dan tantangan. Bisa saja kita berkata mengapa diutus jika sulit. Tuhan Yesus berkata, “Lihat aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala (v.16a) Ini sangat jelas Tuhan Yesus mengutus para murid seperti domba ke tengah-tengah serigala. Dalam kiasan umum yang digunakan dalam budaya Yahudi dan Yunani domba dianggap sebagai binatang yang lemah, tidak berdaya dan melambangkan manusia dalam keadaan yang tidak berdaya sedangkan serigala dianggap sebagai binatang yang berbahaya, ganas dan melambangkan sikap mudah menyerang domba. Dengan jelas di sini Tuhan mengutus para murid seperti domba yang tidak berdaya  ke tengah-tengah serigala yang ganas dab berbahaya. Mengapa Tuhan sengaja mengutus para murid ke tempat yang berbahaya.  Jika dapat menghidar tentu para murid akan menghidar tetapi dalam kenyataannya tidak dapat dihindari harus di hadapi.
Hal ini mengingatkan banyak hal dalam kehidupan kita :
1.    Kita merasa sepertinya sudah tidak berdaya, tidak kuat menghadapi penderitaan, kesulitan, tantangan, persoalan yang ada.
2.    Kita tidak dapat melarikan diri atau menghindar dari realita hidup dengan segala macam permasalahan yang ada. 
3.    Kita harus menghadapi serigala, yang berupa tantangan, permasalahan hidup dalam pekerjaan, keluarga dan lain-lain.   
Tuhan mengutus para murid ditempat yang berbahaya dalam pandangan manusia tetapi Tuhan juga menolong, melindungi, menguatkan dan pada waktunya domba-domba yang yag lemah, yang tidak berdaya itu akan menerima upah yang pantas berada bersama dengan Tuhan. 
Bagaimana seorang utusan dapat melaksanakan yang Tuhan kehendaki ?
1.    Harus cerdik
Cerdik yang dimaksud disini adalah berhati-hati atau waspada, bijaksana dalam menghadapi tantangan.
2.    TULUS
Di sini dikatakan tulus seperti merpati. Penafsir mengatakan supaya tidak merugikan atau membahayakan orang lain karena tantangan yang dihadapi. Contoh karena dikecewakan jangan mengecewakan, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi balaslah dengan kebaikan.       
   Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. "Bila berdiri sendiri, kecerdikan ular itu tidak lebih daripada kelicikan. dan ketulusan seekor merpati tidak lebih baik dari padaKelemahan : tetapi jika digabungkan. kecerdikan ular akan menyelamatkan mereka dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya; dan ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut"  
Sebagai utusan Kristus kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Ada orang yang cerdik tapi tidak tulus, ada orang yang tulus tapi tidak bijaksana
Ringkasan khotbah Minggu,  4 Oktober 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH.

Ringkasan khotbah Minggu, 27 September 2015 oleh Pdt. MARKUS DLD

BAPTISAN DAN IMAN 
Markus 16:14-16

Apa yang menarik dari pernyataa Yesus dalam ayat ke – 16 adalah bahwa Ia menggabungkan percaya dan baptis sebagai dua hal yang dapat dipisahkan dari keselamatan yang dialami seseorang. Penggabungan ini memperlihatkan bahwa baptisan adalah soal penting bagi keselamatan seseorang.

Dari apa yang dijelaskan oleh artikel 34 Pengakuan Iman Gereja Belanda, baptisan merupakan pengganti sunat dalam Perjanjian Lama. Penulis Surat Ibrani dalam Ibrani 10:1 memberitahu kita bahwa “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakekat  dari keselamatan itu sendiri”. Sunat yang diwajibkan bagi semua orang Israel adalah salah satu bayangan dari keselamatan yang akan datang itu. Sekarang, karena “Kristus” seperti ditulis Rasul Paulus dalam Roma 10:4”adalah kegenapan hukum Taurat” maka bayangan sudah tidak dibutuhkan lagi. Sunat sudah tidak diperlukan karena yang sejati sudah datang dan sudah menyelesaikan apa yang dibayangkan itu itu sekali untuk selamanya.

Dengan pembatalan itu maka sunat lahiriah yang dibutuhkan sebagai tanda masuk ke dalam umat Allah sudah tidak berlaku lagi. Umat Allah yang lama dibangun diatas dasar  kelahiran sudah dihapus  dan diganti dengan umat Allah baru yang dibangun diatas iman kepada Kristus. Tanda itu yang kini dipakai untuk menandai adalah sakramen baptisan.

Maka baptisan adalah tanda yang kelihatan dari kejadian yang tidak kelihatan, yang terjadi pada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Ia juga adalah meterai  yang meneguhkan bahwa kebenaran yang dilukiskan oleh baptisan itu sungguh  disediakan Allah untuk  orang yang dibaptis itu. Yang ia butuhkan adalah mempercayainya dan terus menerus percaya bahwa apa yang dilakukan Allah seperti digambarkan  oleh baptisan itu adalah untuk dirinya.

Anak-anak perlu dibaptis karena Allah juga mengadakan perjanjian dengan mereka (Kej.17:7; KPR 2:9). Namun perjanjian itu tidak serta merta membuat mereka secara otomatis mengalami janji-janji yang terkandung dalam baptisannya. Baptisan tidak menjamin mereka masuk surga. Mereka terlebih dahulu harus meresponi baptisannya dengan iman, dengan mempercayai Allah yang berjanji memberikan keselamatan kepada mereka.

Tugas orang tua adalah mendidik anak-anaknya dalam nasihat  dan ajaran Tuhan supaya pada suatu saat kelak mereka dapat meresponi baptisan mereka, dengan percaya kepada Allah dan mengungkapkan percayanya itu di depan umum. Tugas ini berat, namun tidak ada pekerjaan yang mendatangkan hasil yang lebih membahagiakan dari pada melihat anak-anak kita merespons baptisannya dengan iman kepada Allah, mengungkapkannya di depan umum dalam upacara sidi dan terus mengikuti serta melayani Tuhan seumurhidup mereka.   
Ringkasan khotbah Minggu, 27 September 2015 oleh Pdt. MARKUS DLD

Ringkasan khotbah, Minggu 20 September 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

TUHAN YESUS ADALAH PENOLONGKU
Mazmur 46:2-4

Sampai hari ini tentu kita semua sudah merasakan pertolongan Tuhan yang tidak dapat kita sebutkan satu persatu. Pertolongan yang sudah kita alami mungkin berkaitan dengan kesehatan, pekerjaan, pelayanan, keluarga dan masalah-masalah yang lain.
Mazmur ini berkaitan dengan fakta-fakta  pengakuan iman. Apa faktanya ? dunia dapat hancur : bumi berubah, gunung2x bergoncang,  ombak dilaut bergelora dengan kencang sampai gunung bergoncang (v.3-4).
Betapa mengancamnya bahaya yang sedang dihadapi, seandainya bumi akan berpindah dan terlempar ke laut, bahkan gunung-gunung bagian yg terkuat dari bumi terbenam dilautan yang dalamnya tidak terukur.   
Melihat fakta demikian sesuatu yang wajar umat Tuhan mengalami ketakutan, tetapi Pemazmur memberitahukan dengan sangat jelas, Aku tidak akan takut karena  Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Apakah pengakuan iman pemazmur ?
Tuhan adalah tempat perlindungan è Di sini Pemazmur mengerti bahwa Tuhan menjadi tempat bagi dia  berlindung dan di dalam Tuhan pemazmur merasa aman.
Bila kita mengingat kisah hidup Daud sebelum menjadi raja menggantikan Saul. Daud merasakan situasi yang tidak aman ketika menghadapi ancaman dari Saul namun Daud juga merasa aman karena Tuhan selalu melindunginya.
Kita saat ini tidak menghadapi ancaman seperti pemazmur, namun ada macam2x hal yang terkadang membuat kita tidak  aman, tidak tenang, kuatir : mungkin karena pekerjaan, kesehatan, masalah-masalah yang datang bergantian dsb.  Dalam keadaan demikian, marilah kita berlindung pada Tuhan sehingga dapat melewati masa-masa sulit dengan perlindungan Tuhan.
Tuhan adalah kekuatanku è Ketika Pemazmur harus menghadapi Goliat pahlawan yang gagah perkasa lengkap dengan perlengkapannya. Daud  seorang gembala domba yang hanya mempunyai perlengkapan berupa tongkat. Orang-orang yang melihat Daud beranggapan, tidak mungkin Daud mengalahkan Goliat. Namun dengan kekuatan dan pertolongan Tuhan Daud mengalahkan Goliat.
Dengan anugerah-Nya Tuhan menopang, memberikan kekuatan  dan di dalam Tuhan kita kuat menghadapi realita hidup. Realita dalam hidup hanya dpt kita hadapi dengan kekuatan dari Tuhan, bukan dengan apa yg kita miliki mungkin uang, pekerjaan, jabatan, pengalaman dsb.  Jika Daud mengerti dan merasakan Tuhanlah yang memberikan kekuatan dalam hidupnya, bagaimana dengan saudara dan saya ?               
Dalam imannya Daud bukan hanya mengakui bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan dan kekuatan, Daud juga sdh merasakan bahwa Tuhan juga sebagai Penolong dalam kesesakan sangat terbukti.
Penolong disini dapat berarti, Pemazmur yakin bahwa :
1.    Tuhan mampu menyelamatkan dari berbagai tekanan dan ancaman dari manapun
2.    Tuhan mampu menolong  dalam keadaan apapun
3.    Tuhan mampu menolong  dalam menghadapi kesulitan apapun
Mattew Henry mengatakan, “Tuhan adalah penolong yang sangat dekat, setiap saat kita dapat berseru kepadaNya,  siap menolong dan memberikan pertolongan tepat pada waktunya. Tuhanlah satu2xnya penolong yang sempurna.
Tuhan selalu hadir menolong kita dalam menghadapi kesulitan. Tidak ada seorangpun yang kebal, bebas dari kesulitan, persoalan dalam hidup ini. Ingatlah kita tidak sendiri memikul beban, kesusahan dalam hidup, karena Tuhan siap menolong kita, Dia selalu bersama kita Bagaimana kita merasa Tuhan dekat dengan kita ? setelah kita berdoa kita merasa tenang, percaya dengan kasihNya Tuhan akan menolong kita. Manusia bisa menolong karena terpaksa namun Tuhan tdk pernah menolong karena terpaksa, Tuhan menolong karena mengasihi umatNya.
Ringkasan khotbah, Minggu 20 September 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH

Ringkasan khotbah, Minggu 13 September 2015 oleh Ev. YUDI HANDOKO

YESUSLAH PEMIMPIN KU
Yohanes 10:1-5; 11-15

            Jika kita melihat perikop ini memang perikop ini berbicara tentang Yesus Gembala yang baik dan bukan berbicara tentang pemimpin. Namun kita perlu memahami “Gembala” dalam konteks Alkitab tidaklah dapat dipisahkan dengan pemimpin karena seorang gembala juga adalah seorang pemimpin yang memimpin gembalaannya demikian sebaliknya seorang pemimpin haruslah mampu menggembalakan yang dipimpinnya. Oleh karena itu Yesus yang adalah gembala yang baik dapat dikatakan sebagai pemimpin yang baik.
            Kita perlu bersyukur karena kita memiliki pemimpin karena tanpa pemimpin maka yang ada hanyalah KEKACAUAN. Pula di sisi lain kita harus bersyukur karena pemimpin kita adalah Yesus yang adalah Allah, menjadi manusia, dan terlebih dari pada itu bahwa Ia rela berkorban bagi gembalaan-Nya. Tidak ada satu pemimpin dimana pun di dunia ini yang mau berkorban seperti Yesus sampai mati di kayu salib. Implikasinya bagi kita adalah karena Dia adalah Allah yang Maha Kuasa maka Ia mampu memimpin kita bahkan memimpin dalam hidup setelah kita meninggalkan dunia ini dan karena Dia menjadi manusia maka kita juga meyakini Yesus mengerti apa yang menjadi pergumulan dan masalah kita.
            Sekarang apa yang harus kita lakukan? Ada dua hal, yaitu: pertama kita harus mendengar semua perintah pemimpin kita dengan awas dan tanpa memilih. Dan yang ke dua adalah kita harus taat perintah pemimpin kita dengan tepat seperti yang diperintahkan dan tanpa menolak dengan alasan apa pun.
Ringkasan khotbah, Minggu 13 September 2015 oleh Ev. YUDI HANDOKO


Ringkasan khotbah Minggu, 6 September 2015 : Ev. A. PENI ASIH

TUHAN ADALAH KEKUATANKU
Mazmur  28:7-8
 
Dalam menjalani hidup ini semua manusia membutuhkan kekuatan. Dengan berbagai macam cara manusia berusaha mencari kekuatan.  Terkadang manusia merasa kuat  karena kedudukan, jabatan, materi, teman dan sebagainya. Namun dengan berjalannya waktu ternyata kita akan mengerti bahwa kekuatan bukan dari hal yang demikian.
Ketika manusia mengalami ujian, kesedihan, kesulitan, masalah dan sebagainya dalam waktu tertentu manusia  berkata semuanya sia-sia. Jika demikian manusia baru menyadari bhw ia membutuhkan kekuatan dari Tuhan. 

Apa yang membuat kita sulit merasakan kekuatan dari Tuhan :
1.    Realita yang tidak sesuai dengan harapan, contoh : salah perhitungan dalam dunia kerja, 
2.    Peristiwa yang tiba-tiba terjadi, contoh tiba-tiba sakit, tiba-tiba ditinggalkan oleh orang yang dikasihi (misalnya orang tua, suami – isteri, anak, saudara dsb), ditipu oleh rekan kerja, dikecewakan seseorang yg dianggap baik.

Sebagai raja Daud, cukup secara materi, ia pun memiliki kedudukan yang terpandang. Namun hal ini tidak dapat memberikan jaminan untuk menjawab persoalan yang dihadapi.
Alkitab mencatat, Daud saat itu sudah menjadi raja, ia sedang gelisah, mengalami kesulitan, kesedihan (v.1-3), kemudian ia berseru pada pada Tuhan, mengungkapkan apa yang dialami serta mohon pertolongan Tuhan.

Dengan mengungkapkan kepada Tuhan apa yang diinginkan, Daud percaya Tuhan mendengar suara permohonannya. (v.6). di sini kita dapat melihat bagaimana kedekatan Daud kepada Tuhan, sehingga mengerti dan percaya bahwa TUHAN adalah kekuatan umat-Nya.  Di Mazmur 18:2 Daud berkata,”Aku mengasihi Engkau ya TUHAN, kekuatanku!

Pengakuan Daud bahwa TUHAN adalah kekuatan ku mengingatkan :
1.    Daud pernah merasa sepertinya Tuhan tidak peduli padanya, karena seolah-olah Tuhan membiarkannya.
2.    Daud benar-benar bergantung pada Tuhan dan merasakan bahwa hanya Tuhan yang menguatkan sehingga mampu menghadapi realita yang sulit.
3.    Daud merasakan bagaimana Tuhan menguatkan dalam menghadapi relaita hidup.   
 

Dalam hidup ini banyak hal yang Tuhan ijinkan terjadi dimana adakalanya kita merasa tdk berdaya, tidak sanggup, tidak kuat menghadapinya. Kita lupa bahwa sebenarnya Tuhan itu memberikan kekuatan sesuai dgn kebutuhan kita masing2x. Oleh karena itu marilah kita belajar mengungkapkan kepada Tuhan apa yg sdg kita hadapi serta percaya bahwa Tuhan adalah kekuatan dlm hidup kita masing-masing. Ringkasan khotbah  Minggu, 6 September  2015 : Ev. A. PENI ASIH

Ringkasan khotbah, Minggu 30 Agustus 2015 oleh dr. HARRY RATULANGI

MENGELOLA KEUANGAN DENGAN BIJAKSANA - Ibrani  3:5

*) Uang : *) Majikan yang jahat tetapi hamba yang baik.
     *) Suatu yang berguna tetapi juga beracun
*) Perlu pengaturan yang bijaksana supaya uang tetap menjadi hamba dan berguna.
*) Kemampuan dalam mengelola uang : tidak sama, bisa di tingkatkan    serta tergantung dari kehidupan rohani seseorang – Matius 25:14-15
 
*) Maksud Tuhan memberi kita uang :
    => Memenuhi kebutuhan pokok : makan, pakaian dan tempat tinggal
    => Mempertegas kuasa Tuhan : Persepuluhan, Persembahan khusus
    => Memberi kepada sesama : diakonia, anak yatim piatu, membantu
         sesama saudara seiman
ð  Mempertegas tujuan hidup : membeli barang apakah ada dana atau tidak
*) Bagaimana mengelola keuangan dalam keluarga ?
ð  Membuat anggaran belanja dalam keluarga
*) Daftar barang-barang yang akan dan dapat dibeli dengan uang
 *) Anggaran adalah daftar tertulis mengenai kebutuhan-kebutuhan kita, jika tidak tertulis bukan anggaran.
Contoh : => Tulis berapa pendapatan dalam sebulan setelah dipotong pajak dan tulis berapa pengeluaran dengan disusun lebih dahulu mana yang lebih penting.
ð  Evaluasi :
*) Bandingkan pengeluran dan pemasukan dalam sebulan
*) Jika ada sisa SELAMAT !!!!
*) Jika devisit lihat kembali dan susun lagi dengan teratur
Saat inilah terlihat bahwa saudara mengatur pengeluaran dengan nyata dan penghasilan yang terbatas.
*) Mengapa harus memiliki anggaran ?
ð  Menolong untuk mendapatkan kebutuhan sesuai dengan keuangan yang kita miliki.
ð  Mengatasi pemborosan
ð  Menjauhkan kekuatiran dan perdebatan dalam keluarga
ð  Satu-satunya cara praktis untuk menyerahkan segala persoalan keuangan kepada Tuhan.
Allah melengkapi kita dengan firman Tuhan, Roh Kudus dan doa. Marilah kita patuh, taat dan setia supaya dapat megelola keuangan dalam keluarga dengan bijaksana.
Ringkasan khotbah, Minggu 30 Agustus 2015 oleh dr. HARRY RATULANGI

Ringkasan khotbah, Minggu 23 Agustus 2015 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

BERTEKUN DI DALAM KRISTUS 
Wahyu 3:7-10
Apa arti tekun ?  Dalam bahasa Yunani, kata benda untuk ”ketekunan” berarti ”kesanggupan untuk bertahan atau tegar menghadapi kesulitan”. Ketekunan adalah suatu sifat dimana seseorang dapat menanggung sesuatu, bukan dengan sikap pasrah, melainkan dengan semangat yang tetap menyala. Di dalam kitab Wahyu dituliskan tentang kehidupan 7 jemaat Tuhan. Dari 7 jemaaat itu, hanya dua jemaat Tuhan yang tidak menerima teguran /celaan dari Tuhan, yaitu jemaat Smirna dan jemaat Filadephia. Mengapa hidup mereka tidak dicela/ditegur oleh Tuhan ? Karena mereka selalu tekun dalam mengikut Tuhan. Dikatakan dalam Wahyu 3:10: “Karena engkau menuruti firmanKu, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Firman ini disampaikan Tuhan kpd jemaat di Filadelphia. Ketekunan merupakan sikap dan karakter yang Tuhan kehendaki dari setiap orang Kristen.
Mengapa ketekunan ini begitu penting ?
Karena di dalam ketekunan ada ketaatan, ada kesetiaan, ada kesabaran , ketegaran dan keyakinan. Karena ketekunan akan membawa orang Kristen kelak dapat masuk sorga. 2 Tim 2 : 12 dikatakan: jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia (dalam pemerintahan Kerajaan 1000 tahun); sebaliknya jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita.Karena lewat ketekunan orang percaya,  Tuhan akan melindungi umatNya dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia .(Wahyu 3:10)
Dalam hal apa kita harus bertekun ?
1.      Bertekun di dalam doa. “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Rm 12:12); “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” (Kol 4:2);
2.      Bertekun dalam pengajaran firman Tuhan. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” (Kis 2:42); “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.” (Gal 6:6)
3.      Bertekun dalam persekutuan. Tuhan Yesus adalah pribadi yang tekun ibadah di sinagoge/bait Allah, para murid Yesus juga demikian, jemaat mula-mula juga selalu rindu berkumpul untuk memuji Tuhan.
4. Bertekun dalam masa sukar/pencobaan. Yakobus 1:2-4: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun

Ringkasan khotbah, Minggu 23 Agustus 2015 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

Ringkasan khotbah, Minggu 16 Agustus 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH.

IMAN YANG BERBUAH DALAM KRISTUS
Yohanes 15:1-8
Allah menghendaki agar  iman kita berbuah sesuai dengan kehendak-Nya. Pertanyaannya adalah BAGAIMANA IMAN YANG BERBUAH ITU ?
Tuhan Yesus mengatakan barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.

TINGGAL DI DALAM TUHAN è BERBUAH BANYAK v.4-5
Dalam kontek ini Tuhan Yesus mengumpamakan diriNya sebagai POKOK ANGGUR sedangkan murid2xNya atau orang-orang percaya sebagai ranting-rantingnya. Allah Bapa sebagai pengusahanya atau sebagai Petani Anggur yang memelihara ranting-ranting itu supaya berbuah. 
Dalam bagian ini Tuhan Yesus memberitahukan ada dua macam ranting: 
1) Ranting-ranting yang tidak berbuah dipotong oleh Bapa (v.2a), jika dipotong berarti terpisah
dengan pohon yang pokok, kemudian oleh Petani Anggur dibuang, kering dan dibakar (v.6)
2) Ranting-ranting yang berbuah, oleh Allah Bapa dibersihkan supaya lebih banyak berbuah atau makin lebat buahnya. Dibersihkan disini bukan hanya sekali, dalam ayat 3 Tuhan Yesus berkata, Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Ini apa maksudnya sudah dibersihkan tapi dibersihkan lagi, ketika kita percaya pada Tuhan Yesus, kita diampuni dosanya, yang salah dibenarkan tetapi dalam perjalanan hidup di dunia ini kita masih berulang kali berbuat dosa, namun Tuhan juga berulang kali mengampuni dosa, menyadarkan kesalahan kita supaya kita hidup benar sesuai firman Tuhan. Seumpama kain dosa itu seperti kain kotor yg harus dibersihkan dan setelah seseorang mengaku percaya Tuhan membersihkan, mengampuni dosa. BIS yang dikasihi Tuhan, ranting yang dibersihkan “tinggal” dengan pokok anggur. Kata tinggal => meno artinya tetap tinggal.  Pokok anggur dengan carang ada hubungan yang tidak dapat dipisahkan, ada hubungan yang harus terus menerus dipertahankan (Tuhan Yesus berkata dalam ayat 5 Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam Dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa), ayat 4 Tuhan Yesus berkata, : Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.  Perkataan Tuhan Yesus sangat jelas memberitahukan betapa pentingnya mempunyai hubungan, menjaga hubungan, mempertahankan hubungan dan setia membina hubungan dengan Tuhan menghasilkan buah yang banyak. Dengan tegas Yesus juga berkata, ranting tidak dapat berbuah dengan sendirinya jika tidak menyatu dengan pokok anggur (v.4b) dan ranting yang tidak berbuah dibuang, kering dan dibakar. Di sini Tuhan Yesus mendorong para murid supaya setia setelah Tuhan Yesus tidak bersama-sama lagi dengan mereka secara fisik. Kesetiaan kepada TuhanNya merupakan sumber kekuatan dan pertolongan bagi mereka untuk menghasilkan banyak buah. Perintah untuk tinggal di dalam Tuhan dalam arti selalu membina relasi, membina hubungan dengan Tuhan bukan hanya ditujukan untuk para murid, tetapi juga untuk kita orang-orang percaya saat ini. Dan ternyata iman itu tidak dapat berbuah dgn sendirinya. Perlu ada hubungan dengan Tuhan yang menghedaki supaya kita berbuah spt yang Tuhan inginkan. Bersediakah kita selalu membina hubungan dengan Tuhan, tetap tinggal dalam Tuhan ?  
Tinggal di dalam Tuhan juga berarti :
Bergantung sepenuhnya kepada Tuhan è menghasilkan banyak buah
Setia kepada Tuhan selama-lamanya. Mattew Henry berkata,”bersatu dgn Kristus (tinggal dalam Kristus) merupakan prinsip yang mulia dan menghasilkan segala sesuatu yang baik, berguna, menyenangkan dan menjawab tujuan hidup).
Ada janji Tuhan yang menyenangkan, apabila para murid tinggal di dalam Tuhan dan firman Tuhan tinggal dalam kehidupan para murid :
TUHAN MEMBERIKAN APA SAJA YANG KITA MINTA v.7 (baca v.7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Di sini Tuhan memberikan hak yang istimewa untuk minta apa saja. Tentu jika seseorang tinggal di dalam Tuhan (hidupnya dikuasai firman Tuhan, tentu yang diminta pun juga sesuai dengan dikehendaki Tuhan).
DAMPAK IMAN YANG BERBUAH :
.) Nama Tuhan dimuliakan artinya orang akan mengenal nama Tuhan
Apakah buah yang Tuhan inginkan ? Paulus mencatat dalam Galatia 5:22-23 : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentanghal itu.
Kita perlu tinggal dalam Kristus supaya berbuah banyak
Ketika tinggal dalam Kristus => Tuhan memberikan apa saja yang kita minta
Tinggal dalam Kristus => memuliakan Tuhan
Marilah kita bertekat untuk menjalani kehidupan selanjutnya dgn senantiasa tinggal di dalam TUHAN YANG MEMILIKI HIDUP KITA.

Ringkasan khotbah, Minggu 16 Agustus 2015 oleh Ev. ANAM PENI ASIH.

Ringkasan khotbah Minggu, 9 Agustus 2015 oleh Pdt. HARI SABDA WINEDAR

BERTUMBUH DALAM KRISTUS
 Efesus 4:10-16


            Iman merupakan sesuatu yang penting dalam hidup orang percaya. Iman juga harus bertumbuh dalam Kristus.  Iman adalah hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan yang disembah.  Apabila seseorang memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan maka ia mudah merasakan kebaikan Tuhan. Tetapi jika hubungan dengan Tuhan terputus Iblis dengan mudah menyerang. Ketika seseorang menjadi pengikut Kristus melaksanakan yang Kristus ajarakan ia dapat merasakan kasih, berkat, pertolongan Tuhan dan sebagainya. Kasih Kristus yang akan membangun seseorang menjadi orang yang beriman sehingga dapat menjalani hidup dengan baik sesuai firman Tuhan.
            Bagaimana supaya iman dalam Kristus dapat bertumbuh ? Memiliki hubungan dengan Kristus, setia dan taat kepadaNya. Apapun yang akan dilakukan harus melibatkan Tuhan. Seringkali kita lebih menuruti keinginan daging sehingga mudah jatuh dalam dosa. Jika iman seseorang sudah bertumbuh tidak mudah dipengaruhi, diombang-ambingkan oleh apapun,, selalu bersyukur dalam segala hal serta dapat menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Supaya dapat menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan  harus taat pada Tuhan. Karena hanya Tuhan Yesus sumber segala sesuatu. Jika seseorang taat pada Tuhan maka akan menemukan sumberNya.
            Apa yang harus dilakukan supaya imannya dapat bertumbuh di dalam Kristus ?  
*) Percaya pada Yesus yang diutus Allah
*) Setia dan taat pada firman Tuhan
*) Menyerahkan hidup hanya kepada Tuhan.
Marilah kita bertekat dan mohon pertolongan Tuhan supaya memiliki iman yang bertumbuh seperti yang Tuhan inginkan .
Ringkasan khotbah Minggu, 9 Agustus 2015 oleh Pdt. HARI SABDA WINEDAR 

Ringkasan khotbah Minggu, 2 Agustus 2015 : Ev. A. PENI ASIH

BERAKAR DI DALAM KRISTUS 
Kolose 2:6-7
Saat itu di Kolose ada ajaran2x sesat yang mempengaruhi  jemaat Kolose, salah satunya adalah ajaran GNOSTIK, yang menekankan bahwa keselamatan dpt diperoleh melalui pengetahuan bukan dgn percaya Tuhan Yesus. Ajaran Gnostik ini membingungkan dan mempengaruhi jemaat Kolose. Epafras sebagai pendiri dan yg menggembalakan jemaat Kolose ini memberitahu Paulus yg saat itu sedang di penjara di Roma.  Kemudian Paulus menulis surat pada jemaat di Kolose, melalaui suratnya Paulus MENASIHATI dan mengingatkan :
V6. Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Apa maksudnya ? maksudnya adalah setiap yang percaya Tuhan hiduplah dalam kehendak Tuhan. Bagaimana hidup dalam kehendak Tuhan ? salah satunya adalah berakar di dalam Dia (v.2. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia ...) Ini artinya jangan hanya percaya Yesus tapi perlu memiliki iman yang berakar kuat di dalam Kristus. Jangan merasa sudah cukup percaya Tuhan Yesus, krn jika percaya Tuhan Yesus tanpa mempunyai iman yg berakar kuat, akan mudah diobang-abingkan oleh ajaran sesat, bidat, ajaran palsu, tantangan, persoalan, ujian, penderitaan dsb.
Tentu kita masih ingat mengenai kisah perumpamaan penabur dan 4 macam tanah  Lukas 8:5-8 :
1.    Sebagaian benih yang ditabur dipinggir jalan, diinjak orang kemudian di makan burung, artinya : benih itu adalah firman Tuhan, yg jatuh dipinggir jalan itu ialah orang yang mendengarnya kemudian datanglah Iblis mengambil firman Tuhan itu dari dalam hatinya supaya jangan percaya dan tidak selamat.
2.    Sebagian benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, setelah tumbuh benih itu kering karena tidak mendapat air, artinya : orang yg setelah mendengar firman Tuhan, menerima dengan sukacita tetapi tetapi tidak berakar, setelah mendengar percaya sebentar dan ketika menghadapi ujian meninggalkan Tuhan.  
3.    Sebagian benih yang jatuh di tengah semak duri dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati, artinya : orang mendengar firman itu, dalam pertumbuhan selanjutnya di himpit oleh kekuatiran, kenikmatan hidup sehingga tidak menghasilkan buah yg matang.
4.    Sebagian benih jatuh ditanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat, artinya setelah mendengar firman Tuhan, menyimpan dalam hati kemudian berbuah lebat.
Kisah perumpamaan ini mengingatkan bahwa mendengar firman Tuhan saja itu tidak cukup, tetapi firman Tuhan itu harus berakar dalam hidup kita dan akhirnya dapat berbuah seperti yang Tuhan harapkan.
Bila kita memiliki iman yang berakar di dalam Kristus:
·         Kuat menghadapi tantangan, ujian, kesulitan, persoalan, penderitaan dalam hidup dan sebagainya.
·         Iman tetap kuat ketika dipengaruhi dengan ajaran2x sesat, salah.
·         Setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya.
Menerima kekurangan dan kelemahan sesama.·         Dapat merasakan kebaikan Tuhan dalam situasi yang sulit
·         Tetap mengandalkan Tuhan dalam menjalani hidup
·         Dapat mengerti maksud baik Tuhan ketika menghadapi hal-hal yg tidak menyenangkan.      
  Ringkasan khotbah  Minggu, 2 Agustus 2015 : Ev. A. PENI ASIH