Ringkasan khotbah Minggu, 21 Februari 2016 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

MENJADI TELADAN DALAM PELAYANAN 
Yohanes 21:15-17
Berikut ada beberapa hal penting yang harus kita miliki sebagai seorang pelayan Tuhan, agar pelayanan dapat menjadi berkat.
1.      Pelayan Teladan : Pelayan Tuhan yang mendasari  semua pelayanannya dengan hati yang penuh kasih
Dalam Yohanes 21:15-17: “Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”  Jadi antara kasih dan pelayanan, sangat erat sekali hubungannya.
2.      Pelayan teladan,  memiliki nama baik/kesaksian hidup yang baik 
2  Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, 3  bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, 4  seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya. 5  Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah? 6  Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. 7  Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.” (1 Timotius 3:2-7). Watak, karakter, sifat, kesaksian hidup, kekudusan hidup kita sebagai pelayan Tuhan, merupakan pondasi dalam pelayanan.Bila pondasi ini runtuh, maka runtuhlah seluruh pelayanan kita.
3.      Pelayan teladan : memiliki komitmen yang kuat  dalam pelayanan 
Pelayanan tanpa komitmen tidak akan bisa terlaksana dengan baik. Sebelum kita menjabat baik sebagai hamba Tuhan, majelis dan pengurus komisi, setiap kita sudah berjanji di hadapan Tuhan dan jemaat saat kita dilantik dulu.Wahyu 3:15-16:”Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Dari ayat ini jelas bahwa Tuhan menghendaki kita itu sungguh-sungguh dalam pelayanan.Tidak setengah-setengah, tidak suam-suam kuku, tidak asal-asalan.Melainkan benar-benar punya komitmen dan tekad yang bulat untuk melayani Tuhan dengan setia.
4.      Pelayan Teladan : memiliki hati sebagai seorang hamba ?
Ketika kita melayani Tuhan, kita tidak menempatkan diri kita sebagai bos, tetapi sebagai hamba /pelayan. Orang yang melayani, tetapi masih suka menonjolkan egonya, harga dirinya, nama baiknya, talentanya, karunianya dll, maka orang itu sebenarnya belum siap untuk
melayani. Bila kita sudah siap melayani, benar-benar kita harus melatih kerendahan hati kita. bisa terjadi dalam pelayanan kita, nama kita tidak disebutkan, bisa jadi pelayanan kita tidak dilihat orang, bisa jadi pelayanan kita tidak dihargai orang dstnya. Bisa jadi kita masih banyak terima kritik ini, kritik itu yang tidak membangun, nah apakah kita tetap akan melayani ?Dalam pelayanan tidak sedikit orang yang mundur, karena merasa pelayanannya tidak dihargai.Filipi 2: 5-8: “5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
5.      Pelayan teladan: siap berkorban dalam pelayanan

Tuhan Yesus sudah korbankan nyawanya demi melayani kita.Paulus juga berani pertaruhkan nyawanya demi pelayanan.  Dalam Kisah Rasul 20:24 Paulus berkata: “ Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” Mungkin kita belum sampai seperti Paulus mengorbankan nyawanya, kita baru berkorban tenaga, pikiran, waktu, harta dll. Tetapi pertanyaannya apakah sungguh-sungguh kita sudah rela berkorban bagi pelayanan? Ringkasan khotbah Minggu, 21 Februari 2016 oleh Pdt. DJONI FEBRIANTO

0 komentar:

Posting Komentar