Teladan Filipus
Yohanes 1:43-47
Ada beberapa orang yang bernama Filipus tercatat dalam
Alkitab, yaitu penguasa di Iturea (Luk 3:1), suami pertama Herodias (Mat 14:3;
Mr 6:17), salah satu rasul atau murid Yesus (Yoh 1:43-48; 6:5-7; 12:21-22;
14:8-9), dan yang paling sering dikotbahkan adalah seorang pelayan/ diaken dan
penginjil (Kis 6:5; 8:5-40; 21:8). Filipus yang akan kita pelajari dan teladani
hidupnya adalah Filipus sang rasul Kristus yang meskipun tidak banyak bagian
Alkitab yang mencatatnya, namun kehidupan Filipus sang rasul atau murid Yesus
ini sungguh memberikan teladan hidup dan iman yang luar biasa, yaitu :
1.
Filipus CEPAT TANGGAP atau RESPONSIF terhadap panggilan Tuhan.Tidak banyak informasi yang Alkitab berikan mengenai pribadi Filipus ini.
Satu yang paling terlihat adalah Alkitab mencatat bahwa ia berasal dari
Betsaida sebuah kota di daerah Galilea yang sebagian besar penduduknya meskipun
sudah melihat dan mendengar kuasa dan pengajaran dari Yesus, namun mereka
memilih untuk menolak Kristus Sang Mesias sehingga Yesus mengutuk kota Betsaida bersama dengan
Khorazim dan Kapernaum (Mat 11:21). Artinya, jika memperhatikan situasi dan
kondisi daerah dan masyarakat setempat, kesediaan Filipus untuk meresponi panggilan
Yesus secara cepat dan tanggap (Yoh.1:43) adalah tindakan iman yang luar biasa
BERANI, karena ia menentang arus utama sebagian besar penduduk di wilayah itu
dengan resiko ia tertolak dan terpinggirkan karena imannya kepada Yesus. Allah
juga menghendaki respon yang sama ketika Ia memanggil kita bukan hanya untuk
bertobat dan menjadi orang kristen, tetapi ia juga memanggil kita untuk ikut
menjadi pelayan dan hamba Kristus sebab kata “ikutlah” yang dipakai oleh Yesus itu berarti bersedia
untuk bergabung dengan seseorang untuk menjadi murid, pembantu/pelayan seseorang yang lebih dimuliakan. Karena itu,
jadilah PRAJURIT Kristus yang selalu katakan SIAP, LAKSANAKAN terhadap
panggilan Yesus.
2. Filipus JUJUR terhadap Yesus untuk
apa yang dipahami & tidak dapat dipahaminya.
Injil Yohanes mencatat bagaimana Filipus mengungkapkan
“pesimisnya” ketika ditanya oleh Yesus terkait dengan memberi makan 5.000 orang
(Yoh.6:5-7). Ia pun pernah menyatakan “kesederhanaan” pemikirannya kepada Yesus
terkait dengan Rumah Bapa (Yoh.14:8). Namun, dibalik kejujurannya, Filipus
adalah orang yang mau membuka diri terhadap koreksi dan kebenaran yang
sesungguhnya yang disampaikan oleh Tuhan Yesus. Ia tidak menolak dan
memberontak atau protes terhadap pengajaran Tuhan Yesus karena merasa diri
paling benar. Ia juga tidak berusaha meyakinkan Natanael dengan pendapat dan
pemikirannya sendiri ketika Natanael seolah-olah meragukan berita kemesiasan
Yesus yang disampaikannya (Yoh.1:46-47).
Sikap jujur dan terbuka kepada kebenaran yang sejati
adalah modal untuk kita bisa mengalami pertumbuhan iman yang sejati, sebab
kebenaran sejati tidak akan pernah bisa merubah hidup jika hati dan pikiran
seseorang tertutup oleh rasa bangga dan
sombong atas kepandaian kita. Karena itu, jadilah MURID yang mau belajar dan
diajar oleh SANG GURU AGUNG, sumber Kebenaran yang sejati.
3. Filipus SADAR KEMAMPUANNYA
& MEMAKAI kemampuannya dgn
sebaik-baiknya.
Fungsi yang dijalankan oleh Filipus dalam beberapa bagian
alkitab adalah sebagai seorang perantara (=membawa
orang untuk bertemu dengan Yesus). Ia membawa Natanael kepada Yesus
(Yoh.1:45-47) dan ia juga membawa orang Yunani untuk bertemu Yesus
(Yoh.12:20-22). Filipus sepertinya memiliki kemampuan untuk membangun relasi
dengan semua orang tanpa terkecuali dan dia pakai karunia dan kesempatan itu
untuk membawa orang kepada Kristus. Artinya, Filipus tidak pelit dengan berkat
keselamatan yang telah ia dapatkan dan bahkan ia memakai “bakat” ataupun
karunia dan kemampuannya dalam berelasi dengan sesama untuk membawa orang pada
Kristus. Tuhan pun memberikan kepada kita kemampuan yang berbeda dan Tuhan
ingin kita memakai kemampuan kita semaksimal mungkin supaya kabar dan karya
keselamatan Kristus didengar dan diterima oleh banyak orang. Pertanyaannya, MAU
dan SIAPkah kita dipakai oleh Allah untuk menjadi pelayan-pelayan Kristus?
Mulai hari ini, apapun yang menjadi karunia dan kemampuanmu, pakailah itu untuk
kemuliaan-Nya. JANGAN TUNDA, sebab esok mungkin kan terlambat...
Ringkasan
khotbah Minggu, 31 Januari 2016 oleh Pdt. KRISNA KUNCARA YUGA
0 komentar:
Posting Komentar