Ringkasan khotbah Minggu, 31 Januari 2016 oleh Pdt. KRISNA KUNCARA YUGA

Teladan Filipus
Yohanes 1:43-47
Ada beberapa orang yang bernama Filipus tercatat dalam Alkitab, yaitu penguasa di Iturea (Luk 3:1), suami pertama Herodias (Mat 14:3; Mr 6:17), salah satu rasul atau murid Yesus (Yoh 1:43-48; 6:5-7; 12:21-22; 14:8-9), dan yang paling sering dikotbahkan adalah seorang pelayan/ diaken dan penginjil (Kis 6:5; 8:5-40; 21:8). Filipus yang akan kita pelajari dan teladani hidupnya adalah Filipus sang rasul Kristus yang meskipun tidak banyak bagian Alkitab yang mencatatnya, namun kehidupan Filipus sang rasul atau murid Yesus ini sungguh memberikan teladan hidup dan iman yang luar biasa, yaitu :
1.   Filipus CEPAT TANGGAP atau RESPONSIF terhadap panggilan Tuhan.Tidak banyak informasi yang Alkitab berikan mengenai pribadi Filipus ini. Satu yang paling terlihat adalah Alkitab mencatat bahwa ia berasal dari Betsaida sebuah kota di daerah Galilea yang sebagian besar penduduknya meskipun sudah melihat dan mendengar kuasa dan pengajaran dari Yesus, namun mereka memilih untuk menolak Kristus Sang Mesias sehingga  Yesus mengutuk kota Betsaida bersama dengan Khorazim dan Kapernaum (Mat 11:21). Artinya, jika memperhatikan situasi dan kondisi daerah dan masyarakat setempat, kesediaan Filipus untuk meresponi panggilan Yesus secara cepat dan tanggap (Yoh.1:43) adalah tindakan iman yang luar biasa BERANI, karena ia menentang arus utama sebagian besar penduduk di wilayah itu dengan resiko ia tertolak dan terpinggirkan karena imannya kepada Yesus. Allah juga menghendaki respon yang sama ketika Ia memanggil kita bukan hanya untuk bertobat dan menjadi orang kristen, tetapi ia juga memanggil kita untuk ikut menjadi pelayan dan hamba Kristus sebab kata “ikutlah”  yang dipakai oleh Yesus itu berarti bersedia untuk bergabung dengan seseorang untuk menjadi murid, pembantu/pelayan  seseorang yang lebih dimuliakan. Karena itu, jadilah PRAJURIT Kristus yang selalu katakan SIAP, LAKSANAKAN terhadap panggilan Yesus.
2.   Filipus JUJUR terhadap Yesus untuk apa yang dipahami & tidak dapat dipahaminya.
Injil Yohanes mencatat bagaimana Filipus mengungkapkan “pesimisnya” ketika ditanya oleh Yesus terkait dengan memberi makan 5.000 orang (Yoh.6:5-7). Ia pun pernah menyatakan “kesederhanaan” pemikirannya kepada Yesus terkait dengan Rumah Bapa (Yoh.14:8). Namun, dibalik kejujurannya, Filipus adalah orang yang mau membuka diri terhadap koreksi dan kebenaran yang sesungguhnya yang disampaikan oleh Tuhan Yesus. Ia tidak menolak dan memberontak atau protes terhadap pengajaran Tuhan Yesus karena merasa diri paling benar. Ia juga tidak berusaha meyakinkan Natanael dengan pendapat dan pemikirannya sendiri ketika Natanael seolah-olah meragukan berita kemesiasan Yesus yang disampaikannya (Yoh.1:46-47).
Sikap jujur dan terbuka kepada kebenaran yang sejati adalah modal untuk kita bisa mengalami pertumbuhan iman yang sejati, sebab kebenaran sejati tidak akan pernah bisa merubah hidup jika hati dan pikiran seseorang tertutup oleh  rasa bangga dan sombong atas kepandaian kita. Karena itu, jadilah MURID yang mau belajar dan diajar oleh SANG GURU AGUNG, sumber Kebenaran yang sejati.
3.   Filipus SADAR KEMAMPUANNYA &  MEMAKAI kemampuannya dgn sebaik-baiknya.
Fungsi yang dijalankan oleh Filipus dalam beberapa bagian alkitab adalah sebagai seorang perantara (=membawa orang untuk bertemu dengan Yesus). Ia membawa Natanael kepada Yesus (Yoh.1:45-47) dan ia juga membawa orang Yunani untuk bertemu Yesus (Yoh.12:20-22). Filipus sepertinya memiliki kemampuan untuk membangun relasi dengan semua orang tanpa terkecuali dan dia pakai karunia dan kesempatan itu untuk membawa orang kepada Kristus. Artinya, Filipus tidak pelit dengan berkat keselamatan yang telah ia dapatkan dan bahkan ia memakai “bakat” ataupun karunia dan kemampuannya dalam berelasi dengan sesama untuk membawa orang pada Kristus. Tuhan pun memberikan kepada kita kemampuan yang berbeda dan Tuhan ingin kita memakai kemampuan kita semaksimal mungkin supaya kabar dan karya keselamatan Kristus didengar dan diterima oleh banyak orang. Pertanyaannya, MAU dan SIAPkah kita dipakai oleh Allah untuk menjadi pelayan-pelayan Kristus? Mulai hari ini, apapun yang menjadi karunia dan kemampuanmu, pakailah itu untuk kemuliaan-Nya. JANGAN TUNDA, sebab esok mungkin kan terlambat...
Ringkasan khotbah Minggu, 31 Januari 2016 oleh Pdt. KRISNA KUNCARA YUGA

0 komentar:

Posting Komentar