MENJADI BERKAT MELALUI PERKATAAN
Efesus 4:29; Kolose 3:17
Perkataan
seseorang memliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan seseorang. Dengan
mendengar perkataan seseorang dapat menjadi baik, demikian pula dengan
sebaliknya melalui perkataan seseoang menjadi tidak baik.
Tujuan
Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus supaya mereka memiliki kehidupan baru
sebagai umat yang sudah percaya kepada Kristus.
Judul
dalam perikop dalam Kitab Efesus maupun Kolose sama “MANUSIA BARU”. Hal ini
menunjukkan bahwa salah satu ciri
manusia baru menjadi berkat melalui perkataan atau menjadi teladan
melalui perkataan.
Seperti
apakah perkataan yang menjadi berkat itu ?
1. PERKATAAN YANG
BAIK
Perkataan yang
baik di sini bahasa aslinya AGATHOS artinya : berguna, baik dan cocok.
Perkataan yang baik tujuannya supaya seseorang yang mendengarkan menjadi lebih
baik. Orang yang mendengar akan memikirkan dan merenungkan perkataan yang baik
itu kemudian melalui proses orang itu mau berubah. Contoh kisah seorang janda
di Sarfat yang suaminya meninggal, sementara janda ini hanya memiliki segemgam
tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Tetapi saat itu Elia
datang pada janda tersebut dan mengatakan berilah padaku sepotong roti. Janda
ini mengatakan demi Allahmu yang hidup tidak, sesungguhnya tidak ada roti
padaku, kecuali segemgam tepung dan sedikit minyak, setelah aku mengumpulkan
kayu bakar ini, aku akan pulang dan mengolahnya
bagiku dan bagi anakku. Setelah kami memakannya kami akan mati (artinya
sudah tidak ada yang dimakan lagi). Elia mengatakan, jangan takut (jangan putus
asa, jangan kuatir) pulanglah, masaklah, buatlah sepotong roti bundar kecil
bagiku, bagimu dan anakmu. Sebab firman Tuhan berkata, segenggam tepung dalam
tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli tidak akan berkurang sampai Tuhan
memberi hujan. Janda ini melakukan seperti yang dikatakan Elia dan betul janda
dan anaknya dapat makan beberapa waktu lamanya sesuai firman Tuhan yang
disampaikan Elia. Perkataan Elia cocok untuk janda yang sedang takut, kuatir
karena ekonomi, Elia memberitahukan bahwa Tuhan memelihara umat-Nya, Tuhan
tidak pernah meninggalkan dan membiarkan anak-anakNya. Melalui perkataannya
Elia menjadi berkat bagi janda yang sedang kuatir, putus asa dan takut
Mari kita jangan
asal bicara tetapi mengucapkan perkataan yang berguna, yang baik dan cocok
sehingga perkataan menjadi berkat bagi sesama.
2. PERKATAAN YANG
MEMBANGUN
Membangun yang
dimaksud di sini adalah perkataan yang meneguhkan iman (oekodomee). Iman itu
erat hubungannya dengan Tuhan. Untuk membangun hubungan dengan Tuhan kita
membutuhkan orang lain. Banyak cara yang Tuhan pakai untuk membangun iman
seseorang, salah satunya adalah melalui perkataan yang membangun. Tuhan Yesus
pernah berkata,” Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman Allah
dan memeliharanya (Lukas 11:28)” Ini artinya menurut Tuhan bahwa orang
yang
mendengarkan dan melakukan firman itu berbahagia, karena menjadi berkat bagi
sesama dan nama Tuhan dimuliakan. Tuhan tidak pernah mengatakan berbahagialah
orang yang pandai, yang punya uang, yang punya jabatan dst karena semuanya itu
hanya sementara.
Bagaimana
dengan perkataan kita, apakah meneguhkan iman sesama atau meragukan atau
melemahkan iman sesama ?
Marilah kita
bertekad menjadi berkat bagi sesama melalui perkataan yang baik dan membangun
sesama.
Ringkasan khotbah Minggu, 28 Februari 2016 oleh Ev. Anam
Peni Asih
0 komentar:
Posting Komentar