Ringkasan khotbah Minggu, 22 Nopember 2015 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

SATU TUBUH DALAM KRISTUS 
Mazmur : 133
Mazmur ini dipakai secara komunal (nasional) waktu hari raya Israel (Kel 23:14-17; Im 23:4-22, 33-43; Bil 28:16-31; 29:12-39; Ul 16:1-17). Situasi peringatan suatu hari raya di Yerusalem (jalan yang sempit dan dipenuhi ribuan orang) memang memungkinkan banyak orang untuk egois dan mudah tersulut emosinya. Dalam situasi seperti ini, mazmur ini perlu dinyanyikan untuk mengingatkan bahwa setiap orang Israel adalah satu saudara berdasarkan perjanjian dengan Tuhan. Hari raya justru mengingatkan kalau mereka semua adalah satu saudara: sama-sama ditebus dari Mesir, melewati Laut Teberau, berkeliling di padang gurun, menerima perjanjian di Sinai, dsb. Hal yang sama berlaku untuk orang Kristen. Sekalipun kita berasal dari berbagai latar belakang, pola pendidikan, suku dan status yang berbeda, tetapi kita adalah satu saudara dalam Kristus. Kristus sebagai kepala gereja adalah pokok persatuan kita (Gal 3:26-29; Ef 4:15-16).
Pemazmur mengatakan betapa baik dan indahnya apabila saudara-saudara berkumpul dengan rukun. Banyak orang bisa berkumpul pada satu tempat yang sama tetapi tanpa kerukunan. Keindahan kerukunan di atas digambarkan dengan dua hal:
(1)   Seperti minyak di kepala Harun yang melimpah.
Minyak yang dipakai waktu penahbisan Harun (dan imam-imam lain) adalah minyak khusus yang tidak boleh ditiru maupun digunakan oleh orang biasa (Kel 30:22-33). Minyak (parfum) sendiri biasa dipakai orang Yahudi untuk menunjukkan kesegaran dan wewangian (Mat 6:17). Minyak dipakai untuk menyambut tamu pada waktu pesta. Kualitas minyak dan jumlah minyak (sampai meleleh ke janggut Harun) yang digambarkan dalam Mazmur 133 menunjukkan bahwa kesegaran yang dihasilkan merupakan kesegaran yang luar biasa. Gambaran ini juga mungkin mengingatkan bangsa Israel pada waktu perjanjian dengan Allah di padang gurun, ketika Yahweh menjadi Allah mereka dan diam di tengah-tengah mereka (sebelum bangsa Israel pecah menjadi dua kerajaan).
(2)   Seperti embun di Gunung Hermon yang melimpah.
Gunung Hermon terletak hampir 10 ribu kaki dari permukaan laut. Ketinggian ini memungkinkan bagi gunung ini untuk terus menerus memiliki salju, hujan dan embun, sekalipun di musim panas. Menariknya, pemazmur lebih memfokuskan pada embun Hermon. Mengapa? (1) Karena embun merupakan sumber air yang konstan bagi tumbuh-tumbuhan. Embun selalu muncul setiap pagi. (2) Karena embun yang sampai ke Bukit Zion menunjukkan jumlah persediaan air yang sangat banyak.
            Sebagai hasil dari kerukunan di atas, TUHAN memerintahkan berkat bagi orang yang percaya. Demikian juga dengan kita sebagai umat Allah yang hidup rukun sebagai satu tubuh Krsitus. Hidup kita akan diberkati Allah jika kita mampu untuk hidup rukusatu dengan yang lain.
Ringkasan khotbah Minggu,  22 Nopember 2015 oleh Lz. HERMAN NAPITUPULU

0 komentar:

Posting Komentar